Suasana tegang kini memenuhi depan ruang rawat jihoon bahkan wonwoo sudah lemas sendiri karena takut, beberapa menit yang lalu jihoon mengalami kejang yang mana beberapa dokter harus menangani jihoon dan sampai sekarang belum ada yang keluar salah satu dari mereka.
Yoongi tak bisa berhenti menangis di pelukan Jimin yang ia pikirkan adalah ia takut jika jihoon memilih untuk bersama woozi, yoongi belum siap untuk itu, kasih sayang yang ia berikan pada jihoon belum sebanyak yang ia berikan pada woozi.
Cklek...
Suara pintu terbuka membuat semua yang ada disana sontak langsung berdiri dan mendekati dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat jihoon.
"Keluarga pasien?"tanya dokter bernama Jung hoseok
"Bagaimana keadaan anak saya dok?"tanya yoongi
"Kondisi pasien sudah stabil nyonya, dan juga sudah sadar"ujar dokter Jung
"Syukurlah, boleh kami masuk dok?"tanya Jimin
"Tentu saja, namun jangan terlalu bersemangat berinteraksi dengan pasien mengingat pasien baru saja sadar dari tidurnya"
"Baik dok"sahut mereka serempakDokter Jung pergi untuk menjalankan tugasnya kembali sedangkan yoongi, Jimin dan wonwoo bergegas masuk ke ruang rawat jihoon dan benar jihoon kini sudah sadar dan memandang mereka dengan tatapan sayu seta senyum tipis.
Yoongi langsung duduk di samping ranjang jihoon, ia senang akhirnya jihoon sadar meski sempat membuat ia hampir serangan jantung mendadak karena kejang tadi.
"Eomma"lirih jihoon
"Iya, eomma disini...apa yang jihoon rasakan sekarang? Masih sakit? Atau pusing?"tanya yoongi
"Tadak ada eomma...sudah tidak ada yang sakit"Pandangan jihoon langsung tertuju pada Jimin yang berdiri di belakang yoongi, baru kali ini jihoon melihat raut khawatir bercampur lega diwajah Jimin untuknya karena biasanya jihoon hanya melihat raut itu hanya untuk woozi.
"Hai pak tua"sapa jihoon
"Masih saja, terima kasih sudah mau bangun"ujar Jimin
"Woozi terlalu berisik appa"Ya memang kenyataannya jihoon memilih bangun karena woozi terlalu berisik memintanya untuk bangun, pandangan jihoon kini beralih pada wonwoo yang kini juga tengah menatapnya, jihoon tahu jika teman bertarungnya itu memiliki ketakutan tersendiri mengenai keadaannya dan sayangnya bukan hanya sekali jihoon membuat wonwoo dalam kondisi seperti itu.
"Sudah puas istirahatnya? Jika belum akan ku maki woozi agar terus merecok Ki mu"ujar wonwoo
"Dia berisik won"sahut jihoon
"Bagus kalau begitu, besok lagi kalau tahu masih sakit jangan pergi kesekolah kau tak tahu kan kalau wanita gila itu suka sekali membuat masalah"
"Ya aku tahu"
"Kalau kau tahu kenapa tak melawan sialan"
"Hei badan ku lemas bodoh, mana sempat aku melawan"
"Dasar bodoh, tapi terima kasih sudah bertahan"Jihoon dan wonwoo tidak bisa disebut teman kalau tidak bertengkar meski mereka kadang saling mengkhawatirkan satu sama lain namun suasana haru itu harus kacau karena kedatangan mingyu di ikuti dengan kehebohan mingyu yang mengetahui jika jihoon sudah bangun.
Ditempat yang berbeda seorang pria kini tengah membuka pintu kamar dan di kandangnya seseorang yang tengah duduk di meja belajarnya dengan kacamata yang masih bertengger manis di hidungnya.
"Kapan semua ini akan diselesaikan?"tanyanya
"Kita lihat dulu sampai mana ia bertindak"sahut pemuda itu
.
.
.
Suasana kamar rawat jihoon kini ramai namun tegang pasalnya jihoon yang tengah asik beristirahat malah kedatangan tamu macam Soonyoung dan semua teman-teman beruntung tak ada Naeun kali ini kalau masih nekat membawa setan itu akan jihoon habisi mereka semua.Semua diam tak ada yang mengeluarkan suara sedangkan jihoon masih menunggu mereka bicara dengan makan buah yang sudah di kupaskan wonwoo sedangkan wonwoo memilih untuk abai dengan membaca buku novel yang ia bawa dari rumah.
"Jika kalian sudah tak ada keperluan silahkan pulang"ujar jihoon yang lama-lama juga jengah sendiri
"Kami ingin menjenguk mu ji"ujar Jisoo
"Mana ada menjenguk dengan suasana pengadilan perceraian seperti ini"kesal jihoon
"Kau sudah lebih baik?"tanya soonyoung mencoba meluruskan tujuannya
"Aku sudah bisa memaki mu dan yang lain berarti aku sudah lebih baik"sahut jihoon
"Syukurlah...kau tak ingin menjenguk Naeun?"Perkataan soonyoung sontak membuat suasana ruang rawat jihoon semakin suram, bukan pengadilan perceraian lagi namun suasana kali ini lebih mirip pengadilan pemberian hukuman mati.
Jeonghan merutuki kebodohan soonyoung yang malah membahas Naeun padahal Soonyoung tahu jika jihoon seperti ini juga karena Naeun ingin rasanya jihoon memenggal kepala soonyoung saat ini.
"Kau itu bodoh atau kelewat tolol, untuk apa aku menjenguk manusia yang sudah membuat ku seperti ini...yak! Kalian ini menemukan bajingan model begini di tempat sampah mana"kesal jihoon
"Bukan begitu jihoon, mungkin maksud soonyoung itu memberitahu mu kalau Naeun juga baru keluar rumah sakit karena di hajar wonwoo kemari"jelas seungcheol
"Kenapa tak kau patahkan saja lehernya won, biar mati sekalian...dan jika kedatangan mu kemari hanya untuk menyuruh ku menjenguk Naeun lebih baik pulang aku bukan malaikat yang main menjenguk orang yang sudah berbuat buruk pada ku karena aku akan lebih buruk dalam membalasnya...apa yang woozi sukai dari manusia bodoh macam kau Kwon soonyoung"Ya itu juga masih menjadi pertanyaan dalam kepala jihoon apa yang membuat kembarannya itu begitu menyukai manusia dengan mata sipit macam Kwon sialan soonyoung ini yang masih sering buta dengan keadaan kalau tak ingat jihoon ingin balas dendam sudah jihoon hancurkan manusia ini sejak pertama bertemu.
"Maaf jihoon"sesal soonyoung
"Heh bodoh lain kali kau lihat dulu siapa yang salah baru bicara yang benar aku disini korban bukan pelaku"kesal jihoonSungguh tidak berguna sekali membahas Naeun disaat jihoon ingin sekali menghabisi manusia jelmaan peliharaan nyi bloring itu, satu persatu dari mereka memutuskan untuk pulang meninggalkan mingyu yang masih duduk di sofa dengan santai lagi pula tak ada yang melarangnya untuk tinggal atau pergi jadi ia memilih untuk diam hitung-hitung menjaga dua mahkluk manis itu yang sayangnya kelakuannya tak ada manis-manisnya
"Kim Mingyu"panggil jihoon
"Apa Hyung?"sahut mingyu santai dengan buah anggur yang ada dihadapnnya
"Kau masih menyelidiki Naeun?"
"Sudah wonwoo yang lakukan, aku hanya melakukan hal kecil yang perlu kalian tahu saja"
"Apa kalian masih mencari tahu keberadaan woozi?"
"Tentu saja, soonyoung yang meminta itu makannya tugas ku jadi menumpuk"
"Kalian yakin ingin bertemu woozi?"
"Yakin, setidaknya kami mengetahui jika woozi baik-baik saja lagi pula yang punya urusan itu soonyoung Hyung"Jihoon hanya diam kalau begini ia jadi bingung dengan cara apa mengajak mereka bertemu woozi atau lebih tepatnya makan woozi belum lagi reaksi semua orang nanti dan pastinya dia yang akan menjadi target baru.
Jihoon harus membuat rencana yang hanya diam sendiri hadapi ia tak bisa membawa wonwoo atau mingyu lagi dalam hal ini, mengetahui betapa kerasnya Naeun menghantamkan kepala pada dinding membuat jihoon tahu jika lawannya bukan manusia tapi iblis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc