37

758 73 3
                                    

Dua Minggu berlalu dan dua Minggu itu pula jihoon tak lagi menapakkan wajahnya dihadapan soonyoung dan yang lain bahkan jihoon memindahkan rumah sakit jaemin tiga jam setelah soonyoung pulang yang mana itu membuat soonyoung dan yang lain akan kembali kesulitan menemukan jihoon.

Ruang tengah kediaman soonyoung kini hanya di isi oleh dirinya sendiri dan Jeno, sebari menikmati tontonan yang tersaji pada layar tipis di hadapannya, jika soonyoung tak menemukan jihoon yang entah kemana Jeno malah kesulitan untuk bertemu dengan jaemin.

"Jeno-ya kau tak tahu dimana rumah jaemin?"tanya soonyoung
"Tahu"sahut singkat Jeno
"Kenapa tak bilang pada appa"
"Ya appa tak tanya, memangnya kenapa?"
"Itu rumah eomma nya jaemin juga kan?"
"Ya iya lah appa, kan mereka hanya hidup berdua karena renjun hanya akan merusuh saja jika disana"
"Besok kita kesana"
"He? Untuk apa?"
"Kau tahu eomma jaemin itu putra yoongi halmeoni dan Jimin harabeoji"
"Ohh...tapi bukankah sudah tiada?"
"Anak ini di sekolahkan bukannya pintar malah diam ditempat otaknya, jihoon imo itu ternyata belum meninggal dia belum bercerita pada appa tapi dia selamat nah appa juga ingin mengajak orang tua jihoon imo dan..."
"Melamar ji imo kan?"
"Kau? Bagaimana bisa...?"
"Aku sudah dengar kisah appa dari wonwoo imo dan mingyu samchoon jadi tenang saja appa aku setuju lagi pula ji imo memang baik"
"Anak appa Ter the best deh pokoknya"
"Tentu saja, satu mobil keluaran terbaru ok"
"Sip"

Senang, tentu saja andai saja ia lebih cepat bertanya pada Jeno ia akan lebih cepat bertemu dengan jihoon aduh soonyoung kemana perginya otak pintar mu itu.

Jika soonyoung bersorak gembira berbeda suasana dengan kediaman jihoon yang kini seperti hutan karena jaemin dan renjun yang terus bertengkar hanya karena cabai masuk dalam kategori buah atau sayur.

"Hais kalian ini bisa diam tidak! Mau cabai itu buah atau sayur itu urusan cabai dengan sang pencipta kalian tak perlu repot memikirkannya"bisa darah tinggi jika seperti ini
"..."tak ada jawaban dari jaemin dan renjun
"Kalian tak ada pr? Kenapa malah disini?"tanya jihoon karena dua bocah itu malah stay di dapur
"Tidak ada pr eomma, eomma aku ingin bertanya?"tanya jaemin
"Apa?"sahut jihoon
"Eomma, appa Jeno itu orang yang selalu eomma ceritakan?"tanya jaemin santai
"Heum"sahut singkat jihoon
"Wah jaem kau akan menjadi saudara dengan Jeno dan harapan mu menikah dengannya pupus sudah"pekik renjun
"Sialan siapa juga yang mau menikah dengannya"kesal jaemin
"Kalau menikah kan bisa, karena kalian tak ada hubungan darah sama sekali begitu juga dengan ku atau appa Jeno"jelas jihoon
"Eomma! Jeno itu menyebalkan"kesal jaemin
"Lalu imo kapan mau bertemu dengan mereka lagi?"tanya renjun
"Entah? Tapi ketika mereka datang imo harus siap bukan?"sahut jihoon
"Tentu saja eomma, lagi pula aku tak ingin eomma terus bersembunyi seperti ini"ujar jaemin
"Cie yang akan sering bertemu dengan Jeno"ejek renjun
"Eomma lihat renjun"

Jihoon hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah jaemin dan renjun yang memang menghibur, jika melihat jaemin dan semua temannya mengingatkan jihoon pada saat dirinya masih SMA dulu, renjun yang mirip dengan wonwoo, jaemin yang memang sungguh menjiplak tingkahnya dan Jeno yang menurut jihoon sungguh soonyoung dalam fersi ambis belum lagi teman jaemin yang seperti tiang yang kadang jika dilihat seperti mingyu hanya saja ini versi putih bukan Tan seperti mingyu.

"Setelah makan siang eomma akan belanja kalian ingin ikut atau diam dirumah?"tanya jihoon karena memang persediaan kulkas mulai menipis
"Ikut"serempak jaemin dan renjun
"Beli camilan kan imo"ujar renjun
"Ice cream dan kopi"ujar jaemin
"Tidak ada kopi jaemin kau tadi sudah minum untuk Minggu ini, menurut jangan protes kalau kau tak ingin eomma borgol di rumah sakit lagi"sahut jihoon yang mendapat decakan sebal dari jaemin

Bukan jihoon melarang jaemin minum kopi hanya saja selera jaemin terlalu mengerikan untuk manusia norma yang mana jaemin akan pesan kopi dengan rasa pahit yang sungguh bisa membuat pingsan kapan saja belum lagi jaemin juga punya asam lambung entah kenapa putranya itu suka sekali melakukan percobaan date romantis dengan malaikat maut

Love RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang