Tiga hari berlalu dengan cepat dan tiga hari itu juga jihoon enggan keluar dari kamarnya bahkan wonwoo harus berangkat ke sekolah seorang diri karena jihoon benar-benar tak ingin keluar kamar, bahkan makanan yang yoongi letakan didepan pintu tak tersentuh sedikit pun.
Seperti hari ini yoongi hanya berdiri didepan pintu kamar jihoon dengan baki berisi nasi dan minum untuk jihoon, yoongi tak ingin jihoon kembali sakit lagi karena tak mengisi perut dengan makan bahkan minum.
"Masih tak ada jawaban?"tanya Jimin yang berdiri disamping yoongi
"Belum, bahkan makan malamnya saja tak tersentuh sama sekali"sahut yoongi
"Kita buka dengan kunci cadangan saja ya? Kalau menuruti Waku jihoon ingin sendiri anak itu bahkan bisa satu Minggu mendekam dikamar tanpa menyentuh pintu"
"Baiklah"Jimin mengambil kunci cadangan kamar jihoon yang ada di kantung celananya, sejak hari dimana wonwoo ijin untuk pulang lebih dulu kunci cadangan kamar jihoon selalu Jimin bawa meski masih ada satu di rumah.
Prihatin itu yang nampak Dimata Jimin dan yoongi saat ini, yang mereka lihat bukan jihoon yang akan terus berbaring dengan bermain ponsel atau melakukan hal rusuh namun jihoon yang menatap kosong kearah luar jendela.
Kamar jihoon yang biasanya nampak rapi kini sudah seperti kapal pecah seperti kertas yang bertebaran dimana-mana, vas bunga yang pecah serta barang di atas meja yang sudah berserak di atas lantai, mereka baru melihat jihoon seperti ini karena saat kepergian woozi, jihoon tak pernah seberantakan ini.
"Jihoon"panggil yoongi sebari memeluk tubuh jihoon
"..."tak ada jawaban dari jihoon
"Jihoon...katakan sesuatu, eomma ingin tahu jihoon kenapa?"Masih tak ada jawaban dari jihoon dan tentu saja membuat yoongi atau pun Jimin khawatir, mereka juga salah karena terlalu memperhatikan woozi sampai lupa jika jihoon bisa hancur kapan saja.
"Jihoon...ini appa"ujar Jimin dengan respon yang sama
"Jihoon ingin apa? Katakan pada eomma nanti eomma Carikan untuk jihoon"bujuk yoongiJihoon menoleh kearah yoongi, yang yoongi lihat bukan binar mata cerah jihoon selalu tampak saat menyapanya namun kosong, kecewa dan hancur yoongi dapat melihat itu dalam mata jihoon.
"Jihoon ingin peluk woozi eomma"lirih jihoon
Tangis yoongi pecah saat mendengar apa yang jihoon katakan, mereka tak tahu jihoon akan sehancur ini bahkan lebih hancur saat setelah pemakaman woozi, ini juga salah mereka yang memisahkan jihoon dan woozi bahkan membuat perjanjian akan bertemu setelah sepuluh tahun namun apa yang mereka berikan untuk jihoon selain kabar mengenai woozi yang sudah tiada.
"Jihoon"lirih Jimin
"Jihoon ingin peluk woozi appa...jihoon ingin cium pipi woozi appa...jihoon ingin main dengan woozi appa...jihoon ingin adik jihoon appa"lirih jihoon bahkan sudah menangis
"Maafkan appa ji...appa minta maaf"
"Jihoon ingin woozi appa...jihoon ingin adik jihoon appa...jihoon ingin adik jihoon..."
"Jihoon maafkan appa"
"Woozi berbohong dengan jihoon appa...jihoon bilang akan bertemu dengan jihoon dalam keadaan sehat tapi apa yang jihoon dapat woozi pergi meninggalkan jihoon sendiri harusnya woozi mengajak jihoon bukan pergi sendiri...woozi bohong appa...WOOZI BOHONG!"Tangis jihoon menggema memenuhi kamar yoongi masih setia memeluk jihoon untuk menenangkan jihoon dan meminta Jimin untuk menghubungi dokter karena saat seperti ini tak mungkin membawa jihoon ke rumah sakit.
Butuh tiga jam untuk yoongi menenangkan jihoon tanpa bantuan obat penenang dari dokter, yoongi tak ingin jihoon terus menerima obat setelah hampir dua Minggu selalu mengonsumsi obat saat di rumah sakit untuk pemulihan.
"Bagaiman kondisi putra ku paman?"tanya Jimin
"Putra mu ini Mantang pasien putra ku bukan?"tanya balik dokter keluarga Jimin dokter Jung
"Maksudnya?"
"Orang yang menangani putra mi saat di rumah sakit itu punya ku Jung hoseok...Jim untuk beberapa hari ke depan tolong jangan biarkan jihoon sendiri dan melamun, mendengar dari apa yang kau katakan dan kulihat tadi jihoon menunjukan gejala distimia...distimia sendiri merupakan depresi yang berkepanjangan dan faktor yang membuat jihoon seperti ini adalah kematian woozi, mungkin jihoon terlalu syok karena setelah lama tak bertemu sekalinya bertemu adiknya malah menghadap Tuhan...ini baru gejala saja jadi sebelum semakin parah jihoon jangan ditinggal sendiri dan sering di ajak bicara kalau makin parah aku akan minta hoseok untuk mencarikan dokter untuk jihoon dan membuat jadwal terapi nanti, untuk sekarang biarkan jihoon istirahat dulu"
"Baik paman terimakasih"
"Jaga baik-baik jihoon Jim...kini hanya tinggal dia dan kalau bisa rujuk saja dengan yoongi"
"Baik paman"