Tiga tahun kemudian...
"EOMMA DIMANA SEPATU KU!"
"EOMMA JAEMIN MENGHILANGKAN BUKU KU!"
"KWON JENO BANGUN! KAU ADA KELAS PAGI!"
"EOMMA JAKET KU ADA DIMANA"
"JIHOON DASI KU ADA DIMANA!"
Berisik bagai penghuni hutan itulah yang jihoon rasakan tiga tahun selama menikah dengan soonyoung, tiada hari tanpa suara teriakan dari mereka masing-masing yang kadang membuat jihoon ingin melelang semua anggota keluarganya saking berisiknya.
"YAK KALIAN SEMUA TURUN! JENO MANDI AKU TAK INGIN MENDENGAR JAEMIN MENGOMEL KARENA KAU TELAT!"
Mendengar suara teriakan jihoon sontak saja membuat semua orang yang berisik di dalam rumah langsung menuju meja makan, bahkan dapat jihoon tebak jika Jeno baru selesai mandi karena suara teriakan jihoon tak jauh beda dengan jaemin.
Jihoon bergegas mencari apa yang mereka cari dan membiarkan mereka makan sarapan mereka karena memang hari ini jadwal mereka pagi semua.
Tiga tahun bersama banyak hal yang jihoon alami dari soonyoung yang memilih pensiun dini dan menjalankan perusahaan sang ayah, ke empat putranya yang lulus sekolah dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Ya empat anak, karena di tahun ke dua jihoon memilih untuk mengadopsi renjun karena kedua orang tua renjun yang tiada karena kecelakaan pesawat yang mana jihoon hampir dibuat mati berdiri karena renjun hampir meregang nyawa dan soonyoung yang mengajak guanlin tinggal bersama karena mereka menemukan guanlin tak sadarkan diri di apartemennya.
Tak apa, jihoon tak terpaksa terlebih lagi jihoon juga suka rumahnya ramai namun kadang kadar ramai rumahnya seperti tempat penangkaran hewan liar.
"Jaemin sepatu mu ada di rak sepatu dekat sepatu renjun, renjun buku mu ada di meja depan tv, Jeno keringkan rambut mu dulu sebelum berangkat, guanlin jaket mu ada di samping jas milik appa dan Kwon soonyoung dasi milik mu sudah terpasang rapi di leher mu!"sahut jihoon sebari duduk di samping soonyoung
"Terimakasih eomma"serempak mereka semua
"Nanti kalian pulang jam berapa?"tanya soonyoung
"Aku hanya dua kelas appa mungkin saat makan siang sudah selesai"sahut jeno
"Kelas Ku hanya satu tapi ada rapat BEM jadi mungkin makan siang sudah selesai"sahut guanlin
"Kalian berdua?"tanya jihoon
"Aku pulang pukul tiga eomma, aku ada praktek hari ini"sahut jaemin
"Aku juga sama kelas jaemin satu kelas praktek dengan ku"sahut renjun
"Ya sudah nanti jaemin dan renjun appa yang jemput, Jeno dan guan biar eomma yang jemput"ujar soonyoung
"Baik appa"ujar keempatnya serempak
"Bekal kalian ada di meja depan, dihabiskan ok"ujar jihoon
"Baik"Jihoon dan soonyoung sengaja menjemput keempat ya karena jihoon masih trauma kejadian dua tahun yang lalu dimana mereka berempat kecelakaan dalam waktu dua Minggu berturut-turut, Jeno yang jatuh dari motor dan terseret mobil lima meter, jaemin yang kecelakaan saat balapan liar, guanlin yang kecelakaan bus saat pulang pertandingan basket dan renjun yang tertabrak mobil saat pulang dari kerja paruh waktu dan sejak saat itu kemana pun mereka pergi dan kuliah jihoon dan soonyoung sengaja menjemput mereka meski kadang supir jika keduanya sibuk.
Acara sarapan mereka selesai dengan damai dan melanjutkan kegiatan mereka, satu kebiasaan mereka saat ingin keluar rumah yaitu mencium kedua pipi jihoon kecuali soonyoung yang punya tempat tersendiri untuk mencium jihoon.
"Kami berangkat"
Pagi ini mereka diantar oleh supir karena pagi ini jihoon tak bisa mengantar karena nanti pukul delapan ia harus membantu wonwoo mempersiapkan pernikahan wonwoo dan mingyu.
Jihoon senang akhirnya dua orang yang punya gaya pacaran ala atlit tinju itu akhirnya menikah juga.
Kehidupan jihoon kini jauh lebih berwarna dengan keluarga kecilnya yang ribut namun ia sayang, bolehkan jihoon berterimakasih dengan woozi karena di ijinkan untuk kembali mencintai manusia yang woozi suka? Jihoon akan berterimakasih untuk itu.
Balas dendam yang jihoon lancarkan di awal kini berubah menjadi kisah cintanya yang penuh dengan liku-liku namun berakhir dengan bahagia.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End