24

694 100 5
                                    

Ramai, itu yang soonyoung dan mingyu lihat saat jihoon dan wonwoo mengajak mereka untuk keluar alias misi mereka untuk menghabiskan uang, soonyoung pikir jihoon akan meminta barang mahal tapi siapa sangka malah mereka ada di salah satu pasar daerah Busan yang letaknya cukup jauh dari kediaman nenek jihoon.

Jihoon memang lebih suka pergi ketempat seperti ini, tempat dimana ia bisa menemukan berbagai jenis makanan yang ingin ia makan atau pergi ke pasar ikan hanya untuk menikmati hidangan laut, dulu saat woozi masih ada dan kedua orang tuanya masih bersama jihoon tak pernah datang ke tempat seperti ini karena woozi tak menyukai tepat seperti ini.

Jihoon dan wonwoo berhenti di salah satu kedai yang menjual cukup banyak menu yang mau tak mau soonyoung dan mingyu juga ikut duduk dengan mereka.

"Ajungma...jihoon datang"seru jihoon semangat
"Ah...jihoon-ie, sudah lama ajungma tak melihat jihoon"sahut sang penjual
"Jihoon baru sempat kemari ajungma"
"Mereka teman mu?"
"Heum...ajungma seperti biasa ya untuk mereka juga"
"Baiklah, tunggu sebentar ok"

Soonyoung yang melihat jihoon hari ini sungguh berbeda dengan jihoon yang selalu ia lihat disekolah, jihoon lebih banyak senyum dan ramah bahkan banyak orang yang menyapa mereka sedari berangkat.

Tak hanya Soonyoung tapi juga dengan mingyu yang masih berharap wonwoo bisa bersikap manis saat dengannya tapi yang ia lihat didepan mata adalah wonwoo yang sibuk dengan makanan yang ada dihadapnnya bahkan tanpa mereka sadari wonwoo sudah menghabiskan satu porsi mandu.

"Ku pikir kau akan mengajak ku untuk makan di festival makanan yang ada di pusat kota Busan"ujar soonyoung
"Untuk apa kesana? Disini saja sudah cukup lagi pula kalau disini aku bisa mendapat lebih banyak makanan dengan uang yang kau punya"

Sepertinya soonyoung salah bertanya mau bagaimana pun juga naluri pihak bawah akan tertuju pada tujuan utama meski tempatnya berbeda namun satu hal yang Soonyoung suka dari jihoon yaitu sederhana meski termasuk dari kalangan atas jihoon tak malu untuk makan di tempat seperti ini berbeda dengan perempuan yang mengajaknya pergi.

Seharian mereka gunakan untuk menikmati makanan yang ada dan menonton pertengkaran mingyu dan wonwoo yang nampak lucu.

Jihoon cukup senang menghabiskan waktu hari ini sisa hari kedepan akan ia gunakan untuk bersantai dan untuk Masalah Naeun biarlah jihoon istirahat sejenak selagi Naeun tak membuat masalah yang membuatnya harus turun tangan.
.
.
.
Suara deburan ombak menghiasi malam jihoon dengan tenang, duduk di bangku bawah pohon yang tak jauh dari rumah sang nenek dengan memandang bintang menjadi kegiatan jihoon saat ini, dulu ia sering melakukan kegiatan ini dengan sang nenek setelah sang kakek pergi.

Melihat bintang, mencari rasi bintang dan cerita ringan mengenai kehidupan sehari-hari, jihoon ingin sekali melakukan hal tersebut dengan woozi setelah nenek meninggal namun semua itu hanya keinginan jihoon belaka tanpa ada minat untuk mewujudkannya.

Rasanya semua keinginan jihoon yang akan dilakukan bersama woozi hanya angan belaka apalagi setelah sepuluh tahun berpisah, jihoon tak tahu kenapa kedua orang tua mereka berpisah dan memisahkannya dengan woozi jika pada akhirnya hanya jihoon yang terlupakan.

"Tidak ikut bergabung dengan wonwoo dan mingyu yang bermain dipantai?"tanya soonyoung duduk di samping jihoon
"Tidak, aku ingin membiarkan wonwoo main dengan puas, lagi pula ada mingyu yang menemaninya"sahut jihoon santai
"Kau nampak nyaman disini ji?"
"Heum...dari pada di rumah milik appa aku lebih senang di rumah milik nenek dan kakek"
"Kau berbeda jauh dengan woozi"
"Tentu saja, kami berbeda jauh dari segi apapun...woozi banyak yang sayang aku tidak, woozi memiliki banyak perhatian aku tidak, woozi ramah dan baik aku tidak, woozi itu segalanya untuk appa dan eomma aku entah apa Dimata mereka...persamaan kami hanya satu kami lahir dari rahim yang sama"
"Tapi Ku lihat orang tua mu sayang pada mu"
"Entahlah, entah itu betulan kasih sayang atau hanya sekedar rasa bersalah...kau sendiri bagaimana bisa menilai kami berdua"

Soonyoung diam dan menikmati minuman kaleng yang ia bawa, pandangan matanya tertuju pada langit ya g penuh dengan bintang dan suasana sejuk dari angin laut.

Jika bertanya bagaimana soonyoung menilai jihoon dan woozi jelas berbeda jauh sangat jauh apalagi setelah mendengar apa yang dikatakan jihoon nampak jelas bagaimana jihoon dan woozi.

"Aku mengenal woozi sejak SMP, kau benar woozi anak yang ramah meski banyak hal yang ia sembunyikan bahkan sampai ia mendonorkan ginjalnya pada ku pun ia sembunyikan bersama kematiannya...tapi kau baik ji, meski baru beberapa waktu aku mengenal mu aku tahu kau baik...kau kakak yang baik, kau bertahan diatas luka yang mungkin beberapa orang tak sadar mereka penyebabnya hanya untuk woozi"ujar soonyoung
"..."
"Mendengar cerita mu yang hanya sepenggal bagaimana woozi sangat penting untuk kedua orang tua mu, aku paham mereka menggores banyak lupa pada mu, sikap mu yang ku lihat kasar dan berandalan itu hanya untuk menutupi luka hati mu saja namun di sekolah kau melakukan itu untuk woozi...aku tak tahu apa yang tengah kau sembunyikan namun aku yakin itu berhubungan dengan woozi, aku mengatakan kau kakak yang baik bukan tanpa alasan...kau mau membela woozi untuk alasan kepergiannya padahal kau bisa membencinya karena luka yang ia berikan pada hati mu dan ku yakin alasan mu karena kalian bersaudara"

Jihoon diam, ada benarnya kata soonyoung barusan ia bisa saja membenci woozi untuk semua ke egoisan woozi namun jihoon tak bisa, jihoon terlalu sayang pada woozi sampai ia melupakan semua hal itu.

Soonyoung masih tak mendapat jawaban yang ia dapatkan hanya kesunyian yang jihoon buat, sedangkan jihoon memilih untuk tak menjawab ucapan Soonyoung karena bagaimana pun manusia sipit itu nantinya akan semakin jauh membahas woozi padahal niatnya berlibur untuk sejenak memikirkan woozi.

Dari jauh wonwoo dan mingyu hanya memperhatikan jihoon dan soonyoung yang masih sibuk menatap langit, terlebih lagi wonwoo yang lebih banyak memperhatikan jihoon.

"Jihoon Hyung aman dengan soonyoung Hyung"ujar mingyu
"Tak ada yang bisa memastikan itu Gyu"sahut wonwoo
"Jangan khawatir aku tahu soonyoung Hyung seperti apa"
"Tapi kau tak tahu jihoon seperti apa"
"..."
"Jihoon kemari karena ingin menenangkan diri, maka dari itu tolong hindari membicarakan woozi karena itu menyakiti jihoon"
"Mereka sama-sama terluka won kalau kau ingin tahu, berteman lama dengan soonyoung Hyung membuat ku tahu jika soonyoung Hyung juga terluka apalagi setelah mengetahui kebenarannya, woozi itu cinta pertama soonyoung Hyung, ia bahkan menyewa beberapa orang hanya untuk mencari woozi saat tak ada kabar namun soonyoung Hyung terlalu pengecut untuk mengungkapkannya pada woozi jadilah seperti ini"
"Maka kau sebagai teman ingatkan soonyoung jika jihoon itu bukan woozi, aku tak ingin jihoon kembali sakit untuk kesekian kalinya berhubungan dengan kalian yang masih memiliki ikatan dengan woozi adalah neraka yang jihoon tempat untuk membuat pelaku pembunuh woozi terungkap dengan sendirinya"
"Kalau kau won?"
"Maksud mu?"
"Kalau kau bagaimana, kau selalu menceritakan seperti apa ji Hyung tapi kau tak pernah menceritakan diri mu sendiri"
"Hidup ku dan jihoon itu hampir sama, dari masalah keluarga sampai saudara jadi secara tidak langsung aku juga menceritakan diri ku sendiri"

Mingyu tak tahu jika dibalik wajah datar dan tingkah random wonwoo menyimpan banyak luka yang dapat mingyu lihat di mata wonwoo yang mana makin membuat mingyu jatuh hati.

Wonwoo memang sama dengan jihoon bedanya orang tua wonwoo tidak bercerai, masalah mereka juga sama berurusan dengan adik mereka yang mana adik lebih disayang daripada kakak.

Bagi wonwoo orang tuanya tahu bahwa ia masih sehat saja sudah bersyukur, wonwoo terlalu lelah untuk mencari perhatian pada kedua orang tuanya dengan memperbanyak surat panggilan ke sekolah yang mana nantinya hanya orang suruhan orang tuanya saja yang datang.

Hingga akhirnya wonwoo bertemu dengan jihoon yang mengajarkan banyak hal padanya dan membuatnya tak lagi harus mencari perhatian kedua orang tuanya dan memilih untuk sabar dengan perhatian orang tuanya.

Jihoon dan wonwoo memiliki sakitnya masing-masing dan mereka juga saling belajar satu sama lain untuk mengerti keadaan dan kondisi disekitar mereka berdua.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Love RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang