Nomor 28

3.9K 427 55
                                    

"Kayaknya perlu sering-sering liburan, Gra!"

- Pak Aryo, 45 tahun, Direktur

-----

[ BELLA'S P O V ]

Tepat sepuluh menit setelah Bella menelpon Pak Agra – dia inget soalnya dia ngeliat jam tadi setelah menutup telpon – pria itu muncul di ruangan Pak Aryo bersama Kelvin. Kelvin lebih dulu, membukakan pintu untuknya, sementara Pak Agra berjalan langsung ke depan meja Bella.

"Siang Pak." Kata Bella sopan, ketika keduanya memasuki area kantor Pak Aryo.

"Iya siang. Oh ada cemilan segala?"

"Oh- eh, iya, silahkan Pak, diambil."

Bella memang memesan dua bungkus terpisah tadi – sengaja berpesan ke Dede, gorengan punya dia dan punya Pak Aryo dipisah – dan sudah membuka yang miliknya. Tadi udah sekalian nitip minta dibawakan piring juga, dan nantinya mau membawakan punya Pak Aryo pakai piring – walaupun tetap di plastic sampai sekarang.

"Saya info Pak Aryo dulu sebentar ya Pak." Kata Bella, menarik gagang telpon. Pak Agra langsung mengambil satu buah tempe tipis, dan menoleh ke arah Kelvin.

"Vin?"

Bella bisa melihat dengan jelas Kelvin yang ternganga – kayak kaget melihat bosnya – sebelum kemudian menggeleng.

"Eh, eng, makasih Pak."

"Ditawarin lho, gak sopan."

"Oh, iya baik, Pak." Kata Kelvin, akhirnya berjalan mendekat – dari tadi dia beneran berdiri di sebelah pintu, gak bergerak dan memegang notes nya kuat-kuat. Pak Agra kembali menoleh ke arahnya, dan Bella dengan cepat menekan nomor extension Pak Aryo. Melempar senyum ke Pak Agra dan Kelvin sambil mengangguk sedikit - dan melihat Kelvin mengambil pisang goreng.

"Agra ya Bel?"

"Eh, iya, bener Pak." Kata Bella kaget. Sepertinya kelewatan kata 'halo' dari Pak Aryo, karena terlalu shock melihat pemandangan ini.

"Oke, suruh masuk ya, sekalian gorengan saya hehe."

"Hehe, oke Pak."

Bella menutup telpon sambil menarik bungkusan di belakang kursinya – bersamaan dengan piring – sambil bersuara.

"Mari Pak, silahkan." Katanya, dan berjalan lebih dulu ke pintu. Kelvin terlihat buru-buru menghabiskan pisang goreng miliknya, sementara punya Pak Agra ternyata sudah habis duluan.

Menahan pintu tetap membuka, Bella tetap berdiri disana sementara Kelvin – disusul Pak Agra – melewatinya. Dan dia bisa mendengar Pak Agra yang berkata, "Saya bagi tissue ya." Sambil sedikit mengangkatnya di depan wajah Bella.

Sambil lalu, tapi Bella tetap cukup shock.

"Bel?"

Suara Pak Aryo menyadarkan Bella, dan buru-buru dia melepaskan tangan dari pintu, lalu berjalan ke arah meja yang dikelilingi satu set sofa kulit – sebuah two seater dan dua one seater – dan meletakkan piring serta gorengan di dalam pembungkus kertas.

"Silahkan, Pak."

"Makasih ya, Bel."

"Makasih, Mbak."

Oh, cuma dua suara.

= ONE KISS =

Sepanjang Pak Aryo meeting, Bella gabisa gak mikirin tingkah Pak Agra yang beneran mengagetkan itu. Gak dia doang, Kelvin aja sampe kaget. Jelas dalam keseharian, Pak Agra bukan termasuk orang yang bahkan mau berbagi apalagi nawarin ke karyawannya kayak tadi.

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang