Nomor 10

6.7K 843 27
                                    

"Oh, bapak ngomong sama saya?" 

- Bella, 29 tahun, Secretary to Director

-----

Dua puluh menit sebelum jam dua, Pak Aryo sampai di ruangannya. Untung Bella udah balik makan siang dari jam 1 tadi, soalnya takut-takut juga Pak Aryo balik lebih cepat. Dia juga tadi nitip beliin makan aja sama OB – mesen nasi padang, bikin dia mendadak kangen Em. Dulu itu anak lumayan suka nasi padang juga.

Sabar, bisa ngunjungin buat acara tujuh bulanan bentar lagi.

Oh shit! Tapi minggu depannya malah nikahan Billy.

Bella jadi menarik napas ketika mengingat hal itu.

Pak Aryo udah di ruangannya waktu Bella jadi mengingat-ingat soal Billy. Dia tadi datang dan bilang udah sampe dari jam setengah 1 sebenernya, tapi malah ngobrol di bawah sama beberapa timnya yang lama, dan kemudian malah diajak makan lagi. Setau Bella, Pak Aryo emang udah lama ikut Babeh, tapi sebelumnya dia bukan disini. Dia dari perusahaan yang lebih kecil, tapi lalu dibawa Babeh kesini.

Pak Aryo juga minta Bella buat aturin jadwal dia, karena jam 3 dia ada meeting sama orang bank. Trus, nanya apa Bella udah info Pak Agra soal meeting jam 2 kayak yang dia bilang; dan Bella mengangguk yakin. Dia juga sudah menawarkan untuk menelpon ke ruangan Pak Agra, tapi Pak Aryo menggeleng, dan menggerakkan tangannya juga, gestur agar Bela tidak usah melakukannya.

"Kalau udah dibilang, ntar juga dateng sendiri, kok Bel." Kata Pak Aryo, sebelum masuk ke ruangannya. Bella sih, mengiyakan saja tadi.

Dan memang benar. Sekitar lima menit kemudian, Pak Agra sudah muncul.

Dia membuka pintu, tapi tidak langsung mengarah ke ruangan Pak Aryo. Alih-alih, dia duduk dulu di sofa – yang kemarin juga dia duduki – dan menunggu. Dia sempat melihat ke arah Bella, yang sengaja menyibukkan diri.

"Pak Aryo udah lama nyampenya?" Pak Agra bersuara. Bella agak kaget juga, kirain ini kulkas bakal diem-diem aja.

Tapi Bella tidak menjawab. Sengaja. Dia juga tidak mengangkat telpon untuk menghubungi Pak Aryo dan bertanya apa Pak Agra sudah boleh masuk apa belum.

Pak Agra berdehem, lalu sedikit batuk. Sengaja kayaknya, tapi gatau juga sih. Cuma, yang pasti, Bella masih tidak juga bersuara. Menoleh saja tidak.

Sengaja mengacuhkan.

"Saya udah bisa masuk belum?"

Kalau dari kursi tempat Pak Agra duduk, memang tidak langsung kelihatan ke dalam ruangan Pak Aryo. Tapi, dari meja Bella, jelas kelihatan. Sebenarnya kalau dari pintu masuk sih, keliatan juga. Tapi mungkin tadi Pak Agra tidak melihat ke arah ruangan Pak Aryo dulu.

Bella masih juga belum menjawab, dan sibuk mengetik. Padahal sih, tidak ada yang penting juga.

Tapi kemudian, tanpa Bella sadari, Pak Agra sudah di sebelahnya. Dia mengetukkan jarinya ke meja Bella, dan meskipun tidak mendengarkan earphone atau apa, tapi Bella agak kaget juga.

"Saya harusnya meeting sama Pak Aryo jam dua." Katanya kemudian. Kali ini, Bella jadi menoleh. Udah keburu kaget gara-gara Pak Agra yang mengetuk mejanya dengan jarinya.

"Oh, bapak ngomong sama saya?" kata Bella, kali ini pura-pura kaget. Pak Agra terlihat menaikkan alisnya tinggi-tinggi.

"Ya siapa lagi? Di ruangan ini cuma ada saya sama kamu."

"Sama Pak Aryo."

"Pak Aryo di ruangan-nya." Kata Bella, masih sangat tenang. Sengaja menekankan kata 'nya' yang menunjukkan ruangan terpisah.

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang