Nomor 8

6.4K 855 17
                                    

"Kamu bareng Agra aja ya."

- Aryo, 45 tahun, Direktur

-----


Agra berjalan dengan langkah-langkah lebar dari ruangan Pak Aryo, kembali ke ruangannya.

Pertama kalinya dia berinteraksi langsung dengan wanita itu, dan dia sudah seberani itu. Juga sesuka hatinya seperti itu.

Pergi makan siang sampai sejam lebih? Dia pikir dia anaknya Babeh? Dia pikir ini perusahaan keluarganya?

Dan apa katanya tadi? Pak Aryo yang bisa memberikan dia perintah? Maksudnya, Agra gak punya hak buat menegurnya seperti tadi, begitu?

BRAK!

Sepertinya Agra menutup pintu di belakangnya sedikit terlalu kencang, sehingga pintu seperti terbanting. Dia bisa melihat beberapa kepala menoleh dengan takut-takut ke arah ruangannya.

Ruangannya memang transparan, karena disekat kaca. Kecuali kirinya, yang disekat dinding dengan ruangan sebelah – ruangan Pak Malik. Tapi, dua sisi lagi, depan dan kanannya, terbuat dari kaca. Dan, anak buahnya berada di satu meja panjang di sebelah kanannya, dan sedikit di depannya.

Padahal tadinya dia ke ruangan Pak Aryo karena ini berdiskusi soal meeting besok. Dia memang belum menghubungi Pak Aryo dari whatsapp, karena yah, tadi pagi dia sempat melihat bosnya itu di area kantor, meskipun tidak menghampiri. Jadi, Agra pikir, Pak Aryo ada di kantor. Dan, kalau misal dia ada meeting atau apa, paling tidak, Agra bisa bertanya dulu ke sekretarisnya.

Karena ya, tugas sekretaris kan mengaturkan jadwal bos, dan tentu saja, sebagai penyambung atau untuk komunikasi macam ini.

Tapi, sekretaris yang ini emang sekretaris paling songong yang pernah Agra lihat.

Dia masih muda, muda banget malah! Kata Pak Aryo, umurnya bahkan belum 30.

Di kantor ini, direksi yang punya sekretaris merangkap PA ini, ya cuma Pak Adam. Baru, sekarang Pak Aryo juga, itu pun karena disuruh Babeh. Tapi, sekretaris Pak Adam itu, Mbak Mia, adalah wanita berusia 34 tahun, yang sudah disini selama tiga tahun lebih, dan punya anak dua. Dan, meskipun usianya hanya lebih tua setahun dari Agra, tapi memang Agra tidak enak untuk memanggil nama, meskipun Mbak Mia memaksa.

Oh, dan Mbak Mia juga selalu baik, apalagi ke jajaran dept head dan manager. Entah kalau ke staff, tapi yang jelas, ke Agra dia selalu baik dan ramah.

Gak kayak cewek satu ini.

Agra menarik napasnya, kemudian menahannya selama beberapa saat, sebelum dia menghembuskannya.

Dia sudah punya cukup banyak pikiran dan masalah, tanpa harus memikirkan wanita itu.

No wait! Memangnya siapa yang memikirkan wanita itu?

SIAL!

Agra menarik telpon di mejanya, dan kemudian menekan 1 tombol setelah gagangnya sudah menempel di telinganya.

"Vin, ke ruangan saya. Sama yang lain."

Agralangsung menutup telpon, tanpa menunggu anak buahnya itu menjawab atau berkataapapun. 

= ONE KISS =   

Kelvin itu anak buah Agra yang usianya paling tua. Seharusnya sih, ada yang lebih tua, Elisa, tapi sudah resign bulan lalu. Well, ya karena masalah ini, apa lagi?

Sisanya, selain Kelvin, Agra punya 6 anak buah lainnya. Sebenarnya ini tidak ideal, karena Agra bertanggung jawab untuk corporate, litigasi, dan compliance juga. Litigasinya cuma satu orang, dan biasanya Agra juga jadi haru ikut turun tangan. Litigasinya ini pun, belum dua tahun ada di kantor ini. Corporate nya ada lima harusnya, tapi karena Elisa sudah keluar, jadi sekarang tinggal empat. Lalu dua orang yang mengurusi compliance.

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang