"Jangan ganjen-ganjen! Gue udah dititipin bininya!"
- Hani, 28 tahun, Recruitment Specialist
-----
Karena Pak Aryo masih di luar kota, maka hari Senin dan Selasa Bella dilewati dengan tanpa masalah. Well, masalah kantor.
Kalau masalah pribadi, ada aja.
Hari Senin kemarin, Nang Uda kembali menelponnya. Karena di weekend Bella sengaja tidak mau menghubungi tantenya itu – ya selain karena dia udah punya masalah Billy buat menuh-menuhin isi kepalanya – dan tantenya juga tidak menghubunginya karena kemungkinan besar sibuk mengurusi bisnisnya. Tapi, di hari Senin, dia kembali menelpon Bela, walaupun tidak berlangsung lama. Bella bilang, dia sibuk. Padahal, bahkan seharian dia tidak ngapa-ngapain selain nonton Netflix.
Sementara hari ini, di hari Selasa, di jam makan siang, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Telepon, dari mama.
Hal yang rasa-rasanya, sudah hampir setahun ini, tidak terjadi.
Bella lebih rajin telponan dengan tantenya daripada mama. Walaupun, mama setiap hari mengirimkan pesan di whatsapp padanya, dan sesekali mengirimkan video. Tapi telpon? Paling Natal atau tahun baruan aja.
Dan kali ini, Bella punya perasaan gak enak.
"Halo Bel."
"Hi Ma." Kata Bella, menahan ponselnya dengan bahu.
Sejak tinggal dengan pria itu dan anak tirinya, Mama belum pernah kembali ke Jakarta. Bella gak masalah, karena well, practically dia memang hidup sendiri sejak jaman kuliah. Dan mama pergi ke Taguig, Phillippine sejak tahun lalu. Setelah sebelumnya beberapa kali pulang balik per tiga bulan sekali, dua tahun lalu.
Harusnya sih, mama bakal balik ke Jakarta dulu di tahun ini, untuk kembali mengurus visa tinggalnya. Semacam itu lah, Bella juga ga terlalu mengerti.
"Kamu lagi istirahat kan?"
Mama pasti sengaja banget ngambil momen ini buat menelponnya, karena sampai nyesuaikan jam segala.
"Iya. Tumben nelpon." Kata Bella. Walaupun nelponnya memang pakai whatsapp voice call gini. Lumayan juga kalau nelpon pake operator, karena memang nomor whatsapp mama juga sudah pakai nomor filipina.
"Masa mama gak boleh nelpon anaknya?"
"Ya aku ga bilang ga boleh lho. Cuma ini kan gak lagi Natalan."
Mama tidak bersuara di ujung sana, dan untuk menghilangkan aura gak enak, Bella memaksakan tawa.
"Pasti Christo ya?" kata Bella, setelah tertawa sebentar. Dan kali ini, Mama terdengar tertawa juga.
"Jadi kamu udah dihubungin abangmu?"
Cih! Gak sudi amat manggil Christo dengan sebutan 'Abang'. Bahkan Bang Josh masih jauh lebih berasa abang daripada Christo.
"Iya, dia DM aku di Instagram minggu lalu. Aku block."
"Lho kenapa Bel?"
"Males Ma. Mama gak males apa?" kata Bella, langsung menembak begitu.
"Ga boleh gitu dong, Bel."
Bella lupa, mama itu mamanya Christo juga. Dan sebagai orang tua, anak tuh gimana juga tetap disayang.
"Mama nelpon aku mau bujuk aku dateng, ya?"
Sekali lagi Bella langsung to the point. Iya sih dia emang gabut dan pun ini jam makan siang. Tapi ya, males juga lama-lama basa-basi gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Kiss
Genç Kız EdebiyatıSumpah, belum kepikiran bagian descriptionnya apaan. Pokoknya cinta segitiga, ceritanya Bella. You know, that one from Ginting Danuadji and Partners. Yep, that one! Remember her? Inget dia dari Dark Times? Inget dia curhat mau resign ke Em di As You...