Nomor 21

6.5K 885 16
                                    

"Iya tau, kamu emang gak pernah ngelarang. Itu kan kayak inisiatif aku aja, Bapak Agra."

- Farina, (pas lagi) 26 tahun

---

FINALLY LANGKAWI!

Bukan. Itu bukan caption yang akan ditulis Agra di social media untuk menginfokan dia udah di Langkawi. Not that he's into social media tho.

Itu sebenernya perasaannya karena akhirnya bisa turun dari pesawat, dan dengan tas ranselnya, sekarang berjalan ke area parkiran mobil, menuju mobil yang sudah dia pesan lewat aplikasi taksi online begitu mendarat tadi. Agra memang sudah membawa wifi pod sendiri dari Jakarta. Jadi dia tidak perlu beli nomor lokal segala untuk bisa mengakses internet.

Ini hari Minggu dan sekarang sudah sore. Agra memang belum punya rencana apapun untuk hari ini, kecuali tidur-tiduran di kamar hotelnya saja. Well, sebenarnya hampir setengah rencananya selama liburan ini memang hanya tidur-tiduran, atau berjemur di pinggir pantai. Selain itu, dia mungkin akan ikut island hopping kalau memang tidak malas.

Langkawi ini kecil, dan sebenarnya tidak perlu sampai seminggu untuk menjelajahinya. Tiga atau empat hari saja rasanya cukup.

Agra sudah bertemu dengan mobil yang akan membawanya ke hotel, dan sekarang duduk di kursi belakang, memperhatikan sekitar. Dan mau tidak mau, dia jadi mengingat kali terakhir dia kesini.

BersamaAyi. Tiga tahun lalu. Sebulan sebelum Agra melamarnya.

= ONE KISS =

Seminggu setelah Ayi mengiyakan ajakan Agra untuk hidup bersama dan menuju hubungan yang lebih serius, wanita itu mengajukan permintaan aneh. Well, gak aneh sih sebenernya. Cuma, tidak biasa.

"Aku boleh main malem gak? Terakhir kalinya."

Mereka baru pulang kantor, ada di mobil, dan Agra menyetir. Main malem itu adalah sebutan Ayi untuk pergi ke club, seringnya bersama temannya – yang well, jujur aja, gak terlalu dikenal Agra. Kayaknya dari teman-teman yang langsung di list Ayi untuk jadi bridesmaid-nya – ada 9 ngomong-ngomong, jadi ya lumayan juga untuk dana seragam disitu – kayaknya Agra Cuma kenal dua. Itupun, gak deket-deket amat.

"Kenapa terakhir?"

"Eeeengg... aku sih udah setahun kayaknya ga main. Tapi ya, karena kamu udah ngelamar aku, trus bentar lagi aku jadi istri, gatau kenapa aku kepikiran mau main buat terakhir kali. Perpisahan nih."

"Aku kan gak ngelarang." Kata Agra lagi.

Dia memang tidak terlalu cocok sih dengan lifestyle seperti itu. Kayaknya, terakhir kali Agra main ke club atau semacamnya ya waktu dia awal-awal lulus kuliah. Dulu sih jaman kuliah dia sesekali pergi, tapi itu juga untuk after party event atau kegiatan lain yang sejenis. Sejak dia ada di lawfirm, dia jarang sekali punya waktu luang juga, dan memang tidak terlalu berminat. Pekerjaannya sudah terlalu banyak, waktu tidak ada, dan kalaupun punya waktu luang, dia lebih senang menghabiskan waktunya untuk tidur saja.

Lalu, dia pindah kesini. Baru setahun memang, tapi dia juga langsung jadi manager legal. Dan membawahi beberapa karyawan lain.

Dan, kerjaannya juga numpuk.

Jadi yah, gak punya wakt juga buat kayak gitu.

Beda 180 derajat dengan Ayi, yang, sejak Agra kenal dulu pun, dia sudah tahu bagaimana gaya hidup Ayi. Tapi, seperti yang dia katakan juga, dia memang tidak pernah melarang. Dia bukan tipe yang seperti itu. Asal Ayi menginformasikan ke Agra kemana, ya ga masalah. Go ahead.

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang