"I havent have chance to talk to you."
Bella memutar tubuhnya, dan melihat seorang pria bule – walaupun sepertinya, dia tidak sepenuhnya bule, dan agak blasteran – berdiri di hadapannya sekarang.
Bella mengingat dan mengenalinya sebagai best man-nya Christo – abangnya, yang menikah hari ini – meskipun, dia tidak pernah bertemu, berkenalan, atau bahkan tau sebelumnya, siapa pria ini.
Well, kalau bukan karena abangnya sendiri, menikahi teman baiknya, Bella juga rasanya malas hadir. Berada ribuan kilometer dari Jakarta, di sebuah negara yang dulu pernah dikunjunginya ketika masih kecil, menjadi seperti orang asing di tempat yang sempat cukup familiar untuknya, dan memang hampir tidak mengenal siapapun, sudah cukup untuk jadi alasan Bella tidak hadir di acara ini.
Belum lagi, dia baru masuk kantor baru; yang, bahkan masa probation nya saja, belum selesai. Iya sih, dia memang sudah meminta ijin acara keluarga selama tiga hari – bahkan sebelum masuk dan saat masih interview – dan diijinkan pergi oleh bosnya. Tapi kan, keluarganya tidak perlu tahu tentang hal itu. Papa tidak perlu tahu. Tante dan om nya tidak perlu tahu. Bahkan Christo juga tidak perlu tahu. Dia bisa saja bilang dia tidak bisa hadir karena tidak diijinkan oleh bos di kantornya, dan walaupun keluarganya mungkin tidak akan menerima begitu saja, tapi pasti juga memaklumi.
Memang ada tipe bos macam itu. Bos yang tidak akan memberikan ijin seperti itu, atau bahkan tidak membolehkan bentuk ijin tidak masuk apapun, mau itu acara keluarga sekalipun; dan hanya mengijinkan kalau keadaan urgent. Ada kok bos macam begitu. Meskipun, untungnya, bos Bella tidak demikian.
Bos-nya sih enggak. Yang bukan bos-nya yang nyebelin.
"So, can I?"
Suara pria bermata coklat dengan rambut sedikit ikal – dan agak panjang untuk ukuran cowok, meskipun belum termasuk gondrong – berwarna coklat itu, menyadarkan Bella lagi.
"Guess not. Still."
Bella mengendikkan bahunya sebentar, sebelum bersiap pergi.
Tapi, tangannya ditahan.
"Why?"
Bella diam. Dia diam dan tidak menjawab. Juga tidak bergerak. Membiarkan tangannya masih dipegang oleh pria itu. Meskipun, dia merasa tidak ingin berhubungan dengan pria itu. Sama sekali.
"I wonder why Russ never told me that he has an amazingly beautiful princess as his litte sister." Pria itu kembali bersuara.
Bukan gombalannya yang menjadi fokus Bella. Tapi, nama yang dipakainya untuk memanggil Christo.
Russ. Well, mungkin itu namanya disini. Ya walaupun, tadi pria ini mendapat kesempatan untuk melakukan speech – dan tidak diperhatikan Bella – dan kemungkinan sudah memakai dan memanggil Christo dengan sebutan Russ.
Ya memang sih, wajar Christo tidak mau dipanggil seperti itu lagi. Bella saja, sudah tidak mau dipanggil Christa – yang sayangnya, cukup banyak terjadi hari ini. Sejak kuliah, dia sudah selalu mengenalkan diri sebagai Bella. Sementara Christo, Bella tidak tahu. Karena sejak kuliah, dia tidak melihat Christo lagi.
Jadi, Russ, eh? Ya memang sih namanya Christophorus. Tapi kan, gak Russ juga. Penggalan terakhir namanya, gitu?
"How could I don't know that?"
Pria itu kembali bersuara, dan Bella harus kembali fokus padanya.
"Well, fine. Now, you know I'm Russ' little sister. And you?"
Sebenarnya Bella juga tidak tertarik-tertarik amat. Lah orang dari tadi sebenarnya dia ingin segera pergi dari situ.
"Me?" Bukannya menjawab, pria itu malah juga menggunakan nada bertanya pada kata-katanya.
Sembari melangkah mendekat.
Sekarang, mungkin jarak antara mereka berdua hanya sekitar 10 centimeter.
"I..." katanya lagi, namun kali ini, sengaja memberi jeda. "...'ve been wondering the taste of this lips at the second I saw you."
Dan pria itu menciumnya.
~~~~~
LUAR BIASA AKHIRNYA NASKAH INI DIPOST JUGA!Entah ya, apa kalian baca description box ngasal ku itu atau enggak, tapi, seperti yang ku bilang (dan buat yang baca, maaf harus baca ulang), bahwa, tadinya aku mau post naskah ini di tanggal 8/8/18. Ceritanya kan biar tanggal cantik gitu ya. Tapi oh my geez, ribka adelina (sok) sibuk banget lho ya, gak ngerti lagi. Saka ditinggal, Bang Jere ditinggal, Mas Miko ditinggal, semua-semua ditinggal.
DAN BISA-BISANYA MALAH NGE POST NEW STORY!?
Ya well, tenang aja. Aku cuma bakal nge post 1 chapter (atau mungkin 2) doang kok, dan baru aku lanjutin kalau Conflate (or As You Are) udah tamat, salah satunya. Aku cuma butuk back up story biar kalau ada 1 yang habis, 1 yang baru udah disiapin. Dan biar sekalian udah pengenalan sama Bella dan pria dalam hidupnya, gitu lah kira-kira :p
Buat muse, as usual, bakal aku munculin di sekitar chapter 10. Dan kalau aku gak males, aku rapiin dan masukin juga di prolog ini. Dan cuma biar memastikan kalian gak salah, ini Bella yang di GDP ya gaes, bukan Bella yang dari Mauka-Makai alias adik sepupu Mas Miko. Bukan.
Oh, and you know what's new? Selain cinta segitiga (ya udah dikit sih di Alleindra), aku juga bakal kenalin karakter cowoknya tipe-tipe mas-mas 30 something gitu yang agak lebih mature, dan rasa-rasanya, belum pernah aku taro di naskahku sih. Ga tau ya ini faktor apa, soalnya aku juga masih lama 30 nya. Tapi ya, liat aja deh ya :p
Udah, gitu dulu. Kita langsung masuk aja ke chapter 1 nya. JANGAN LUPA VOTE LOH YA MAILOV ALIAS SEPREI SEPREI KESAYANGANKU! <33333
xxx
RAP
~~~~~
Ongoing story (listed by the date of releasing):
+ The Feelings
+ Alleindra
+ The One
+ Mauka & Makai
+ As You Are
+ Conflate
+ The Wedding
+ One Kiss
KAMU SEDANG MEMBACA
One Kiss
ChickLitSumpah, belum kepikiran bagian descriptionnya apaan. Pokoknya cinta segitiga, ceritanya Bella. You know, that one from Ginting Danuadji and Partners. Yep, that one! Remember her? Inget dia dari Dark Times? Inget dia curhat mau resign ke Em di As You...