Nomor 7

6.1K 902 7
                                    

    "Kalau kayak gitu, berarti Babeh emang ga butuhsekretaris."     

- Dewi, 42 tahun, Personal Assistant cum Secretary to Commisioner

-----


Keesokan harinya, sesuai perintah Pak Aryo, Bella sudah sampai sebelum jam 8 di hotel tempat meeting besar beberapa waktu lalu. Sesuai dengan jadwal yang sudah dipastikan Bella dengan sekretaris Babeh, meeting memang akan dimulai jam 8. Dan, Bu Dewi juga ada disitu, bersama dengan Pak Aryo dan Pak Agra.

Tapi Babeh belum muncul.

Bella baru tahu kalau walaupun sama-sama bernama Bu Dewi, tapi Bu Dewi yang Head GA di kantor, dipanggil Bu Dedew, karena Bu Dewi yang sekretaris Babeh, sudah lebih dulu eksis dan mengeksklusifkan nama itu.

Hasil pembahasan ngalor-ngidul yang gak penting-penting amat, sambil nunggu Babeh sampai. Soalnya, masih seperti kemarin, Pak Agra sibuk berjalan mondar-mandir, sementara Bella duduk di sebelah Pak Aryo. Bu Dewi sih tadi keliatan, tapi sekarang sudah tidak ada lagi di dekat tempat mereka menunggu ini.

Bella paham sih Pak Agra pasti lebih nervous daripada pertemuan sebelumnya. Soalnya, kali ini memang khusus membahas soal dia. Bella aja gak kebayang kalau misal tiba-tiba dipanggil Babeh kayak gini. Kalau dipanggil atasan langsung – yang dalam hal ini, Bella dan Pak Agra sama-sama di bawahnya Pak Aryo – ya masih ga masalah, walaupun pasti agak deg-deg an.

Tapi ya ini dipanggil yang punya kantor. Yang punya perusahaan se-group group nya!

"Emang Pak Agra bikin salah ya Pak?"

Saking gak tahan dan super keponya, Bella akhirnya bertanya ke Pak Aryo, dengan berbisik. Setelah pembahasan nama 'Dewi' tentu saja, dan sempat hening sesaat, karena Bella sempat menoleh ke arah Pak Agra segala.

"Hah? Salah apa, Bel?" tanya Pak Aryo bingung.

"Maksud saya, sampe dipanggil Babeh. Dan Pak Agra takut banget gitu kayaknya." Kata Bella lagi, masih berbisik, dan mengerling sekali ke Pak Agra, yang masih mondar-mandir.

Hari ini, pria itu mengenakan batik lengan panjang – selain memang Jumat pakai batik, juga karena mau meeting dengan Babeh sepertinya, jadi batiknya yang super rapi dan terlihat mahal itu. Pak Aryo juga, di sebelahnya, memakai batik. Bella, yang belum tahu bahwa jumat harus batik, hanya mengenakan dress dengan blazer pink pucat dari Zara, yang dibelinya kemarin karena mau meeting ini. Blazernya yang lain dipakainya ketika meeting dengan Babeh sebelumnya, dan rasanya tidak enak memakai itu lagi.

Masalahnya, di GDP dulu, Bella bisa agak casual dan cukup pakai dress atau blus dan rok. Disini sih, tidak harus super rapi atau gimana, kalau sehari-hari. Tapi ya, ini meeting sama Babeh, kan? Ga enak juga kalau dress-an doang.

Jadi lah, sambil masih memikirkan Pak Agra kesambet setan mana, Bella dan Hani main ke mall dulu sepulang dari kantor kemarin. Dan berakhir dengan Bella membeli blazer ini.

"Oooh itu." Jawab Pak Aryo, dan Bella kembali fokus pada bosnya.

"Bukan salah Agra sebenernya. Bulan lalu, ada beberapa akta pembiayaan yang ketauan kalau itu salah. Di akta disebut bahwa akta dibuat di satu lokasi, yang mana padahal saat penandatanganan, semuanya ada di kantor. Trus debitur kita ngeh, dan kemudian malah mau diperkarain. Litigasinya kita sadar sih, trus laporan ke Agra. Agra manggil bagian Legal Credit, trus info ke saya. Masalahnya, ada tanda tangan dia buat nge-approve jaman itu akta diajukan, yang berarti, ya dia harusnya udah baca dan menyetujui. Aktanya udah lama, tapi jadi masalah bulan lalu. Akhirnya damai sih, kita ajak ketemu ke kantor si debiturnya, meskipun ya dia udah masukin ke pengadilan. Cuma akhirnya damai, kita tawarin solusi gitu. Tapi, itu ternyata gak cuma satu, tapi ada dua kasus. Yang satu lagi, untungnya orangnya ngubungin kita dulu sebelum ajuin ke pengadilan. Selidik punya selidik, ada lima akta yang begitu. Gatau kamu tau apa gak, tapi anak buah Agra ada yang resign sebelum kamu masuk. Nah, Babeh denger, karena kan saya mesti laporan ke Babeh, soalnya itu under saya, dan solusi kita juga, mesti approval Babeh. Saya bilang Agra kalau saya gabisa gak laporan ke Babeh."

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang