Nomor 4

7.7K 932 13
                                    

    "Agra sih gausah ditanya, dia emang oke soal komitmen."   

- Malik, 36 tahun, Dept Head

-----

Untungnya ada anak baru – yang dalam waktu kurang dari dua minggu, harus paham semua kerjaan Bella – dan dilanjut dengan Bella bekerja di kantor baru, sehingga sebulan ini, dia benar-benar bisa mengalihkan pikirannya dari pernikahan abangnya dengan teman baiknya masa kuliah dulu.

Dan, 'mengalihkan pikiran' dalam hal ini, memang benar-benar membuat pikiran Bella teralihkan, sepenuhnya.

Pak Aryo baik, baik banget malah menurut Bella. Dia belum pernah punya atasan sebaik Pak Aryo. Hari pertama Bella bergabung, Pak Aryo memastikan Bella punya semua yang dia perlukan, baik dari alat tulis, memastikan Bella dapat notes berlogo kantor yang tebal itu, jaringan telpon berfungsi dengan baik, bahkan sampai memastikan OB kenal dengan Bella, dan make sure tahu pesanan minuman yang Bella mau.

Lalu, HRD membawa Bella berkeliling untuk mengenalkan dengan orang-orang yang biasanya berhubungan dengan Pak Aryo, yang sekarang, akan dihubungkan ke Bella terlebih dahulu, sebelum ke Pak Aryo. Ada Pak Malik, Dept Head nya HR yang punya 10 staff, trus Bu Dewi yang punya tiga anak buah, ngebawahin GA dan Procurement, trus Mbak Irene sang Corsec.

Dan tentu saja, Pak Agra dengan tujuh orang bawahan.

Pak Malik jabatannya Dept Head, dan bahkan Bu Dewi pun disebut Dept Head. Tapi, cuma Pak Agra yang masih pake 'Manager Legal and Compliance' – padahal anak buahnya lebih banyak dari Bu Dewi. Dan sempat-sempatnya Bella menanyakan soal itu ke Hani, yang bertugas mengantarnya berkeliling, dan sejak tadi tidak mau lagi dipanggil Mbak. Bella juga ga mau dipanggil Mbak oleh Hani, dan sekarang mereka jadi menggunakan nama masing-masing.

"Gue juga bingung sih soal itu. Dari pertama gue masuk, gue juga ngerasa agak aneh. Orang mah dimana-mana pengen gitu jabatan kayak bagus atau tinggi, tapi ya Pak Agra enggak. Padahal kalo dia jadi Dept Head, dia bakal dapet mobil sama supir sekalian, trus ada tunjangan jabatan tambahan gitu deh. Eh dia ga mau, trus tetep mau jadi manager aja. Dia sih minta dikasi supir aja, katanya. Tapi mobil tetep mobil dia sendiri." Kata Hani. Bella hanya mengangguk sambil duduk di kursinya.

"Tapi ya dia emang udah cukup tajir sih. Sebelum disini, dia di lawfirm dan emang setau gue dari yang pegang payroll, gajinya disesuaiin kok sama gaji Dept Head, soalnya ya kerjanya emang banyak banget. Trus Pak Aryo juga suka banget sama dia. Katanya dulu sempat mau resign pas tahun kapan sebelum gue join, cuma berhasil ditahan sama Pak Aryo. Disitu juga dibilang biar dia dinaikin jabatannya. Eh, dia ga mau. Tapi tetep stay sih, cuma jabatan juga tetap. Dan dia boleh kayak ngambil day off gitu dan beneran ga diganggu, asal udah report sama Pak Aryo."

Bella mulai merasa bahwa dia akan cocok sama Hani, karena well, dia informan yang baik. Di GDP dulu, bisa dibilang Bella biang gosipnya. Dan sepertinya, dia sudah ketemu informan terbaik untuk disini.

"Wow, enak juga! Pantesan doi mau aja stay."

"Ya, kalo gue denger-denger sih, katanya dulu dia mau resign itu karna terlalu stress gara-gara istrinya meninggal."

"He's married?" tanya Bella sedikit kaget.

Ya well Bel, obviously. Man like that, ga bakal mungkin available untuk waktu lama.

"Was. Kan istrinya udah ga ada. Eh, ini semua barangnya udah ada kan disini? Kira-kira ada yang dibutuhin lagi gak?"

Bella cukup kaget pembahasan mereka berubah sangat cepat, tapi kemudian tahu kenapa. Pak Aryo berjalan ke arah mereka, dan Hani bisa melihat karena memang, dari tempat mereka berada, bisa langsung melihat ke ruangan Pak Aryo, yang pintunya memang dari kaca.

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang