Nomor 20

5.9K 774 35
                                    

"It's complicated, really"

- Bella, 29 tahun, Sekretaris

-----

Sayangnya, selesai mandi, Bella masih belum ingat juga.

Karena ga punya set pakaian, jadi ya Bella memakai pakaian yang dia pakai kemarin malam. Untung dia memang hanya membawa sling bag tempat ponselnya tadi berada, yang memang ada di meja di bawah TV. Selain ponsel, Bella hanya membawa kartu debit dan credit card nya, serta tiga lembar uang lima puluh ribuan bersama KTP nya, semua diselipkan di little pocket sling bag nya.

Itu sudah. Dan tidak ada apapun lagi dalam tasnya.

Bodoh sih, tapi tadinya Bella sempat pikir mungkin yang mengantar dia meninggalkan clue atau notes atau apalah itu di dalam tasnya. Karena di notes berlogo hotel ini, yang berada di nakas sebelah tempat tidur, tidak ada apa-apa.

Tapi ngapain juga sih orang ninggal-ninggalin pesan, Bel?

Duuuuh, tapi penasaran!

Bella memaksa dirinya untuk keluar kamar karena ini sudah hampir jam 12. Tapi, ketika menunggu lift, Bella mendadak punya ide bagus.

Nanya receptionist aja, Bel!

Jadi, itu lah yang Bella lakukan. Sekalian mengembalikan kunci, dia sempat berdiri agak lama di depan meja receptionist.

"Tapi tadi malah bukan shift saya sih, Bu." Kata si Mbak yang keliatannya masih di awal dua puluhan, yang lumayan cakep ini.

"Ya masak gabisa dicek gitu Mbak?? Datanya atau apa gitu di komputernya?"

"Eeengg... sebentar ya Bu."

Bella berdecak lagi, sambil mencari ide yang lain.

"Soalnya saya beneran gatau nih saya gimana ceritanya bisa sampe sini. Oh! Kan ini udah dibayar ya katanya? Coba deh saya minta bill nya?"

"Eeng, ini kemarin dipesan pakai aplikasi booking, Bu."

"Ahelah!"

Beneran. Bella beneran frustasi.

"Kalau disini sih, akunnya atas nama Agrava. Ibu, Bu Agrava?"

Bentar. BENTAR!

PAK AGRA!?

= ONE KISS =

Bella bahkan sampai dicolek oleh receptionist tadi, saking dia beneran bengong banget di depan meja receptionist – dan sebenernya agak menghalangi mas-mas di belakangnya yang kayaknya mau check out juga.

Padahal, tadinya Bella udah mau pake minta liat rekaman cctv segala kalau misalnya si receptionist gabisa memberikan jawaban yang diinginkan. Tapi ya...

Pak Agra?

PAK AGRA!?

Sekarang, di taksi balik ke apartemen – yang kebetulan ada di depan hotel, jadi Bella yang masih linglung gak bingung-bingung amat buat mesen kendaraan untuk pulang – Bella masih hening, dan mencoba mengingat-ingat.

Gimana bisa jadi Pak Agra yang bawa dia ke hotel?

Dan... dan...

Jangan bilang dia dipapah Pak Agra sampe ke kamar.

Dan... DAAANNN....

Ya Tuhaaaaan, semoga gue ga pake muntah segala di depan Pak Agra.

= ONE KISS =

"No, no, you don't have to do that!"

Bella masih menunduk sambil mencari-cari kartu kreditnya di sling bag, tapi pria di sampingnya sudah lebih dulu mengulurkan tangannya kea rah Riko, dan membayar minuman Bella – yang tadi sudah diminumnya, dan minuman lain yang baru diletakkan Riko di depannya, bersama minuman pria ini.

Bella tau dia bukan orang Indonesia, karena tidak menggunakan bahasa Indonesia sama sekali, dan aksennya agak British.

Atau mungkin orang Australia.

Walaupun penerangannya tidak terlalu baik sekarang, dan Bella tidak melihat dengan jelas wajahnya, tapi kayaknya sih cakep.

Dan wangi!

"No worries, it's nothing." Bella mendengar suara pria itu menjawab, dan membuat Bella kembali menutup tasnya.

"So, what brings you here? Broken heart?"

Dan, meskipun itu tidak lucu sama sekali, Bella tertawa.

"It's complicated, really."

"Sound like married-over-ten-years type of answer."

Dan Bella kembali tertawa. Padahal, sekali lagi, gak ada yang lucu.

Kemungkinan ini efek semua alcohol yang masuk dan bereaksi di tubuhnya.

"I hope you're not the married-over-ten-years person." Kata Bella. Kali ini, ganti pria itu yang tertawa.

"Nah, nah. Married? No. My friend, on the other hand, is planning one."

"Hhhmmm..." Bella hanya bergumam sambil mengangguk.

"So, you live here?" Tanya Bella, setelah sempat hening.

"Nah, no."

Sekali lagi Bella hanya mengangguk.

Musik berganti, dan walau sekarang Bella lupa lagu apa, tapi dia ingat, kemarin dia merasa sangat suka lagu itu, dan bahkan mengajak pria itu kembali turun untuk menari.

Bella memang bertemu dengannya ketika sibuk menari. Dan setelah joget dua lagu, mereka baru kembali ke bar dan memesan minum ke Riko.

Dan ketika sudah akan sampai di apartemen, Bella samar-samar mengingat kejadian dan tadi pagi sama sekali tidak diingatnya.

"OFF!"

"What's your problem, Mate!?"

"I said, off!"

"Who are you?"

"HER BOSS!"

Bella ingat dia merasa tubuhnya ditarik, atau lebih tepatnya setengah dipapah, karena kakinya sudah seperti jelly. Kepalanya juga pusing luar biasa. Tapi dia juga tidak ingat dibawa kemana kemarin.

Tapi...

Masak iya yang bilang 'her boss' itu, Pak Agra?

Pak Agra main ke club?

= ONE KISS =

~

UDAH? SEGITU DOANG?

Iya tau, bahkan lebih pendek dari sebelumnya. Maapin gaes. Tapi ya, soalnya abis ini mau POV Pak Agra. Biar kalian gak bingung-bingung banget eheheheehehehehhek :p

Dan aku mendengarkan keinginan kalian kok. Iya iya, nih kita bikin Pak Agra aja ya yang jadi penyelamat Bella. Dan, sungguh aku jujur tidak menyangka nih, tapi bagi timbellabilly, aku harus membuat kalian kecewa. Karena ya, Billy kan udah mau niqa. Sebagaimanapun aku juga ga suka sama wanita itu, tapi tidak baik mengganggu orang mau niqa :p

Dan agar kalian tidak terus emosi juga, aku udah nulis Saka doooong :p Uwuuw, tungguin ya playboy cap karet gelang muncul. Ya gak cepet-cepet amat sik, tapi ya gak lama-lama amat juga. Bulan ini kok, janji :p

Udah gitu aja. Mau pulang dari anomali. Jangan lupa votes sama komen pokoknya. 29K VIEWS DAN 5,5K VOTES? 

TERIMIKICIH!

xxx

RAP

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang