Nomor 16

6.2K 786 19
                                    

"Ya gak gitu juga, Kak. Tapi ya kan jarang-jarang kerja gak di bawah tekanan dementor."

- Claire, 25 tahun, Legal Staff

-----

Sebenarnya, Bella tidak ingin melakukan ini. Tidak ingin juga dirinya menjadi penasaran atau ingin tahu seperti ini.

Tapi, kenapa Pak Agra gak masuk hari ini? Dan, masak dia harus nanya ke Hani?

Pagi-pagi, Bella sengaja main ke area HR dan menyapa Hani, cuma buat bisa liat ruangan Pak Agra, dan mengecek apa orangnya udah ada apa belum. Dia tadinya mau ngirim pesan dari whatsapp ke Pak Agra, dan mengucapkan terima kasih; tapi kok ya rasanya gak afdol gitu. Kemarin juga dia sebenarnya agak menyesal main langsung pulang gitu, dan bukannya nunggu Pak Agra. Toh cuma sejam.

Ya tapi nungguin juga buat apa sih Bel? Lo ngarep bisa ngobrol sama Pak Agra? Apa bahkan curhat?

Bella bahkan memukul pelan kepalanya sendiri, ketika kepalanya memikirkan hal itu.

Lalu, setelah pikiran bodoh itu, Bella memilih melangkah ke area karyawan dan bukan bagian direksi sini, dengan kedok bertemu Hani.

Ya tentu aja ga mungkin bilang mau ketemu Pak Agra kan?

Tapi, dia juga memang tidak bisa bertanya ke Hani. Selain ya karena masih pagi juga – jam sembilan lewat beberapa menit, dan bisa aja Pak Agra emang agak siang – juga karena Hani bagian recruitment. Ga tau jadwal tiap orang, dan pun bukan divisi legal yang mungkin tahu kenapa Pak Agra gak masuk.

Ya gatau sih gak masuk apa cuma belum ke kantor.

Tapi, untungnya mereka makan siang sama Claire, dan Bella akhirnya tahu kalau Pak Agra memang gak masuk. Udah masuk waktu libur tahunannya itu, kalau kata Hani.

Bella ingat Hani pernah cerita soal istri Pak Agra, dan rutinitas cuti seminggunya itu. Dan sepertinya, jadwalnya adalah minggu ini.

"Pantesan legal pada bebas banget ya." Kata Hani, sebelum menyuapkan nasinya. Mereka makan di mall sebelah karena Pak Aryo masih belum pulang, Pak Malik cuti karena menemani istri dan anaknya – gatau ngapain, kata Hani – dan ya, bos Claire juga cuti. Jadi, makan siangnya bisa agak santai.

"Banget, Kak! Coba dooong, kemaren dua minggu, trus ekstra satu minggu ke depan. Duh, coba digenapin sebulan, Pak Kelvin katanya mau traktirin pizza pas gajian entar kalau Pak Agra keluar mulu sampe sebulan." Kata Claire. Bella dan Hani sampai tertawa.

"Wah, menang banyak lu! Pak Agra gak ada, dapet pizza gratis pula!" kata Hani, dan Claire hanya tersenyum lebar.

"Tapi kan kemaren Pak Kelvin ketemu Pak Agra, Kak. Pak Kelvin udah suruh kita behave seharian soalnya gosipnya Pak Agra mau ke kantor buat sidak gitu. Kita sampe ga pulang tuh kan semuanya. Eh jam 7 dia bilang, dia doang yang ketemu Pak Agra disini."

"Di mall sini maksud lo?" tanya Hani, dan Claire mengangguk.

"Yaudah, pas Pak Kelvin pergi, semua langsung buru-buru beres-beres dan cabut gitu Pak Kelvin jalan, 10 menitan lah. Sialan banget dia tuh, ngerjain kita. Jadi seharian balik serius lagi, kerja bener, beresin LO, pokoknya semua deh dikerjain cepet-cepet. Eh taunya dia doang yang dipanggil."

"Jadi kalo Pak Agra gak ada, lo semua gak serius?" kali ini Bella bersuara.

"Ya gak gitu juga, Kak. Tapi ya kan jarang-jarang kerja gak di bawah tekanan dementor."

Kali ini, mereka bertiga tertawa.

"Gimana ya rasanya ditakutin semua orang gitu? Gak anak buah doang lho, malah kayak yang posisinya setara gitu, kayak sungkan gitu ke dia."

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang