Nomor 14

6.1K 804 41
                                    

"Gapapa, Gra. Saya malah ga enak kalau kamu gajadipergi. Itu kan menyangkut personal soalnya."

- Aryo, 45 tahun, Direktur

-----

Agra menutup pintu dan mobil mulai berjalan.

Dia sampai di bandara sekitar pukul 3 sore, tapi Ade agak telat menjemputnya. Jadilah, ini sudah jam 4 lebih, dan mereka baru berangkat dari bandara. Agra sudah menelpon Kelvin tadi, sebelum berangkat ke Jakarta, dan bilang kalau dia bakal ke kantor nanti malem, dan mau ada report dari Kelvin, termasuk soal para anak magang.

Agra akhirnya bisa meminta ijin cutinya ke Pak Aryo, dan itu pun, justru Pak Aryo yang ingat.

Mereka baru selesai meeting dengan Pak Adam kemarin, makan malam, dan kembali ke hotel. Makan malamnya memang di restoran tempat Pak Adam menginap kemarin malam. Yang berbeda dengan hotel Agra dan Pak Aryo tinggal.

"Kamu bukannya jadwal cuti deket-deket ini, Gra?"

Kemarin masih Rabu, dan Agra sebenarnya baru akan bertanya ke Pak Aryo hari ini, hari Kamis. Juga agar dia tahu apakah dia perlu memesan tiket pesawat hari Jumat, atau hari Sabtu saja kalau memang mereka baru kembali Sabtu dari sini.

"Eeeeng, iya Pak. Tadinya saya mau nanya besok." Kata Agra kemarin.

Mereka memang menyewa mobil sejak Pak Adam datang, karena supir hanya ada satu. Agra tidak enak juga melihat Pak Aryo yang menyetir, sementara dia duduk di kursi penumpang. Padahal, yang bos nya Pak Aryo.

Tapi Pak Aryo malah memaksa dia yang menyetir. Dan berkali-kali bilang "Gapapa kok, Gra." untuk menjawab protes Agra.

"Yaudah, pergi hari apa?"

"Eh engg... Jumat malem sih Pak rencananya."

Pak Aryo menoleh sesekali.

"Tapi, eengg... ini kan masih belum beres." Lanjut Agra.

"Mestinya sih Sabtu selesai. Tapi kan, besok juga gabisa ngapa-ngapain." Kata Pak Aryo. Besok, memang mereka tidak bisa melakukan apapun disini, karena jadwal bertemu Notaris memang baru bisa di hari Jumat. Selanjutnya, Sabtu pagi Pak Aryo dan Agra harusnya melihat lokasi, dan orang yang menunjukkan areanya, baru bisa Sabtu. Tadinya mau dimintakan Kamis, biar Jumat setelah bertemu Notaris, mereka bisa langsung kembali ke Jakarta. Tapi, orangnya tidak bisa.

"Kamu balik aja besok."

"Yan kan belum selesai, Pak?" kata Agra, merasa tidak enak.

"Gampang, tinggal ke Notaris kan bisa saya. Sabtu juga cuma liat dan ambil foto tempat kan?"

"Eeeng... Senin?"

Senin ada meeting dengan Babeh, yang disampaikan Pak Adam kemarin.

"Kamu kan ga disuruh ikut sama Babeh, gampang lah. Kan saya udah janji kamu bisa ambil jadwal seminggu kamu." Kata Pak Aryo lagi.

Agra jadi semakin tidak enak.

Udah terkenal banget Pak Aryo itu orangnya baik. Sama atasan maupun bawahannya. Malah, bawahannya lebih sering ngerasain baiknya dia. Dan sebenarnya, alasan Agra mau balik bekerja di kantor ini juga, ya karena Pak Aryo. Beliau udah sering dan banyak banget bantuin Agra selama dia bekerja di kantor ini.

"Tapi kamu besok coba ambil pesawat agak siang. Di atas jam makan siang lah. Pak Adam kan pesawat jam 11an. Ga enak kalo ketemu di bandara. Amannya abis makan siang."

"Beneran Pak?"

"Ya beneran. Kamu bisa minta tolong Bella beliin tiket kamu malem ini."

Pfftt! Wanita itu.

One KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang