chapter 14 : Rabbit Lion?

1 0 0
                                    

"kelinci singa....." itulah petunjuk dari will dan ustin, walau dipikirkan.....tidak dapat jawaban "apakah ada di internet?" aku mulai melihat lagi di hp dan mencari kelinci singa, hasilnya sejenis kelinci yang berbulu tebal layaknya singa "wah....aku tidak menyangka ada kelinci jenis ini! s-sangat lucu!!!!!"

"iya benar, mereka mengemaskan! bu ana akan pelihara itu?"

"pelihara sih.....mau saja sih tap-" tunggu dulu? s-siapa yang menanyakan tadi? akupun menengok kebelakang "siapa?!" terlihat asoka yang mendekatkan wajahnya di dekat pundakku layaknya saling ingin berciuman "a-ASOKA?!" aku buru-buru menjauhkan dari asoka 

"ah! maaf bu ana! asoka penasaran dengan bu ana lakukan!" asoka yang merasakan bersalah dengan perilakunya dirinya "j-jadinya asoka menunduk diri karena asoka tinggi, pasti bu ana merasakan jijik bukan sama asoka?????" tiba-tiba asoka mengeluarkan pemotong kertas yang berbentuk silet di kantong celanannya

"tidak apa-apa asoka! bu ana hanya terkejut saja!" kenapa aku lakukan tadi! nantinya asoka mengkira aku benci kepadanya 

"s-sungguh????" lama-kelamaan pemotong mendekati lehernya asoka, aku harus bertindak cepat! 

"iya asoka! jadi tidak usah lakuin ini yah? nanti bu ana sedih melihatnya" melangkah perlahan-lahan kearah asoka lalu memegang tangan kanan asoka yang membawa senjatanya

"b-baiklah" asoka melepaskan gemgaman senjatanya sehingga jatuh di lantai, akupun buru-buru ambil lalu membuang ke tempat sampah terdekat. 

" jangan seperti itu lagi oke?" walaupun berkali-kali mengatakan ini pastinya akan ulangi lagi 

"oke" sambil tersenyum manis layaknya kelinci, ukh! imutnya! tetapi aku harus siaga dengan sensitif stressnya bisa terjadi kapanpun walaupun itu hal kecil!

"jadi...kamu ngapain disini?"

"malahan asoka ingin tanya kepada bu ana"

"eh? memangnya kenapa?"

"asoka sedang berjalan ke arah kelas, tidak sengaja melihat bu ana pergi ke sini berdiri sambil melihat hp sekaligus berbicara sendiri"

oh iya, benar juga ini bukan ke arah kelas tetapi di taman sekolah "sepertinya bu ana memikirkan sesuatu jadinya kearah kesini" ukh kebiasaan burukku yang sangat tidak bagus

"memangnya memikirkan apa bu ana???"

hmmm....bagaimana aku bisa jelaskan ke asoka? "memikirkan tentang makanan apa yang cocok jadi makanan malam bu ana bikin"lebih baik berbohong saja ke dia

"oh yah? menurutku cocok untuk makanan yang berkua-" tiba-tiba ada suara hp berbunyi *BBBBRRRRIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNGGGGGGGGGGGGG*

"oh maaf bu ana, sepertinya hpku berbunyi"

"iya tidak apa-apa, jawab teleponennya sekalian kita jalan barengan ke kelas" kamipun berjalan bersama ke arah kelas sekalian asoka menjawab telepone 

"hallo? mama? ada apa???" oh... ibu asoka telepone? sepertinya berpindah fokus ke hp

"iya mama, sehat saja kok. oh iya, harinya udah dekat.....eh? boleh? memangnya bisa cukup? tetapi.....iya asoka akan bilangin nanti. e- enggak kok?! m-mama mikir ap-paan sih!!!! sudahlah asoka tutup kalau mama kayak gitu, dadah!" asoka telah selesai menelpone dengan muka memerahnya 

"asoka kamu kenapa?"

"t-tidak apa-apa, asoka baik saja!"

"hmm.....kalau jawabanmu seperti itu, yah sudah" kamipun berjalan ke kelas tanpa ada perbincangan layaknya ada kecanggungan diantara kita "um..apakah kamu sering menelpone ibumu?" aku tidak sanggup dengan cangung ini! aku harus berkata!

My flower hemlockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang