10. Rattan Basket

4.3K 163 1
                                    

10. Rattan Basket
.
.
.

"Bagus, sangat bagus sayangku."

Mcuahh!

Ellen bahkan menarik kepala Dakota dan mencium pipi Dakota dengan rakus, padahal Dakota sedang sibuk memakan hot dog.

Dakota membersihkan sisa-sisa air liur Ellen di pipinya dengan ekspresi jijik, "Menjijikkan!"

"Memang Calvin tidak tahu rencanamu meracuni Alina itu?" Ucap Adam yang di balas Dakota dengan mengedikkan bahunya.

Ellen menghabiskan hot dog-nya lebih dulu lalu kembali berbicara. "Apa mungkin Calvin mencintai Alina?"

Saat itu juga Dakota ingin melemparkan sisa hoy dog pada wajah Ellen, "Sialan kau!" Geram Dakota. "Jangan membuatku semakin susah berpikir positif," Dakota bahkan menatap Ellen dengan kesal. 

"Aku hanya berpendapat, siapa tahu Calvin si brengsek menyukai Alina bahkan mencintainya." Ucapan Ellen tak mau kalah dari Dakota.

Saat Dakota akan membalas Ellen Adam lebih dulu berbicara. "Santai, apa tidak malu di lihat banyak orang, ingat kita sedang di pinggir jalan menikmati hot dog jadi jangan berdebat soal Calvin si bajingan." Ellen dan Dakota sama-sama menatap sinis Adam, "Lebih baik mengurus kisah cintaku yang kacau." Nada suara Adam melemah dengan ekspresi sedih yang membuat penampilan Adam sangat jelas sedang sedih.

"Ada apa lagi? Kau dengan Anwar atau dengan Rahim?" Tanya Ellen.

Adam menghabiskan hot dog lalu berbicara, "Ramih meninggalkanku, dia berpikir aku melakukan sex dengan Anwar karen melihat aku di kamar Anwar."

Ellen menaikkan satu alisnya, "Kau di kamar Anwar? Kau pakai celana di kamar Anwar."

"Kalau kau lengkap dengan pakaian kenapa bisa Rahim menuduhmu seperti itu." Dakota ikut berbicara.

"Aku tentu rapih dengan baju tapi Anwar, dia tidak memakai celana." Di akhir kalimat Adam mengigit bibir bawahnya menunjukkan ekspresi takut.

"Sialan apa yang kau lakukan dengan Anwar!" Ellen berucap kesal bahkan memukul keras bahu Adam.

"Aku membantu Anwar belajar membersihkan anal!"

Mendengar ucapan Adam yang cukup keras membuat para pejalan kaki menatap mereka, Dakota memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya malu sekali. "Memalukan kau!" Kesal Dakota.

Adam memutar malas matanya, "Itu hal biasa yang di lakukan para kaum gay."

Ellen kembali berbicara membuat perdebatan hebat antara Ellen dan Adam, Dakota memilih diam saja melihat jalan raya di depannya. Semakin menatap ramainya jalan Dakota melihat seseorang melambaikan tangan, semakin di perhatikan dengan menyipitkan matanya Dakota melihat perawakan seorang wanita dengan celana coklat pendek, kemeja putih satin yang di ikat di bagian depan dan topi pantai.

"Siapa itu?" Gumam Dakota yang masih memperhatikan wanita berjalan cepat mendekatinya.

Wanita itu mendekat dan sampai, sampai tepat di hadapan Dakota bahkan kehadiran wanita itu membuat perdebatan Ellen dan Adam terhenti.

"Kau Dakota benar?" Wanita itu berbicara pada Dakota, di mata Dakota wanita ini terlihat seumur dengan Alina.

"Kau siapa?" Bukan Dakota yang bertanya tapi Ellen. "Mencari Dakota? Ada apa?"

Wanita itu mengulurkan tangannya pada Ellen awalnya Ellen hanya melirik tangan wanita itu tapi akhirnya Ellen menjabat tangannya, "Aku Ruby."

"Ruby?" Dakota mengerutkan keningnya, ia tak kenal siapa Ruby.

"Ruby Sergio, adik perempuan Roby nama kita hampir sama. Aku ingin memberi ini pada Dakota, untukmu." Ruby menyodorkan keranjang rotan berukuran kecil pada Dakota, keranjang rotan yang biasa untuk piknik. "Aku membawakan berbagai macam makanan yang ada di toko."

Dakota mengambilnya, saat di buka berbagai jenis roti, buah, dan botol susu tersusun rapi di dalam ada juga tambahan selembar kertas putih dengan tulisan tangan yang rapi. Dakota mengambilnya lalu ia baca, surat dari Roby.

Aku tak tahu apa yang di belikan Ruby untukmu tapi semua itu menggunakan uangku, aku tak yakin Ruby tidak mempermalukanmu tapi percayalah itu semua perintahku. Aku meminta Ruby membelikan makan untukmu, aku harap kau memakannya.

Roby S.

"Kau memiliki hubungan apa dengan Roby." Bisikan Adam tepat di telinga Dakota membuat Dakota tersentak kaget, "Roby Sergio atasan Calvin calon suamimu." Bisik Adam kembali.

Dakota menggeleng kecil, "Aku tidak tahu."

Ruby melirik jam di lengannya lalu berkata, "Tugasku sudah selesai aku harus kembali ke bar. Bye Dakota."

Semua menatap kepergian Ruby, dalam hati Dakota berkata akan ada masalah apa lagi dengan Roby. Dakota tak mau bersangkutan lagi dengan Roby! Dalam empat hari yang akan datang pertunangan yang di impikan akan di lakukan.

"Dakota?" Ellen menepuk paha Dakota membuat Dakota menatap kesal Ellen, "Roby?" Tanya Ellen dengan dahi mengerut.

Dakota mendengus kasar, Roby sialan!

...

Saat jam tepat menunjuk empat sore Dakota mendapat pesan dari Calvin kalau pria itu menunggunya di parkiran. Dakota tidak peduli dengan mobilnya yang sama-sama di parkiran ia lebih memilih menghampiri Calvin.

Masuk ke dalam mobil dengan keranjang rotan dari Ruby Dakota duduk di samping Calvin Dakota juga mencium sekilas pipi Calvin, "Sudah lama menunggu?" Tanya Dakota yang senyumnya tidak luntur.

Calvin menggeleng kecil, "Tidak."

"Kita mau ke mana? Ada hari spesial apa menjemputku?" Dakota benar-benar memancarkan aura kebahagian berbanding dengan Calvin yang biasa saja.

"Sejak kapan kau memiliki keranjang rotan?" Calvin bertanya tapi sama sekali tidak melirik Dakota.

Dakota menatap keranjang di pangkuannya, "Ouh ini, ini pemberian Adam." Tak akan Dakota jujur lalu membuat masalah baru.

"Adam, pria India itu? Dia menyukaimu?" Ucap Calvin, mungkin bagi pria lain pasti akan cemburu saat wanitanya mendapat barang dari pria asing tapi bagi Calvin itu bukan masalah. "Adam?" Gumam Calvin.

Dakota terkekeh kecil, dalam hatinya berdenyut sakit Calvin masih saja belum mengenal teman-temannya. "Adam seorang gay, dia memang terlihat pria tulen tapi dia gay dia tak mungkin menyukaiku." Satu tangan Dakota menyentuh tangan Calvin yang berada di stir kemudi senyum jahilnya juga tercetak jelas, "Kau cemburu?" Itu hanya omong kosong karena nyatanya Dakota tahu kalau Calvin tak akan cemburu.

"Tidak biasa saja, kau bisa dekat dengan pria mana pun."

Termasuk Roby?

--------------------

# To be Continued..

Playing With FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang