22. From Heart to Heart

2.8K 103 0
                                    

22. From Heart to Heart
.
.
.

House Calvin | Chicago,
Illinois.
9.30 PM.

Entah ada angin apa secara tiba-tiba Calvin mengajak Dakota menonton film di ruang keluarga. Biasanya setelah makan malam mereka akan sibuk dengan aktivitas masing-masing tapi kali ini Calvin mendatangi Dakota yang santai di kamar dan meminta menoton film bersama.

Dan di sinilah Dakota bersama Calvin duduk bersampingan, Dakota memangku bantal sambil menyandarkan kepalanya pada bahu Calvin. TV sedang menampilkan film Rebecca, film yang bergenre Romantic thriller fokus menatap TV sambil menebak-nebak jalan cerita di dalam hati Calvin tiba-tiba bertanya.

"Bagaimana pernikahan kita, kau sudah menentukan tanggal?"

Dakota menarik panjang nafasnya lalu mulai duduk secara benar dengan bersandar pada sofa. "Aku serahkan padamu, semuanya." Pasrah, Dakota benar-benar pasrah dengan apa yang akan Calvin langkah.

Dakota bimbang, ragu, dan mulai bingung. Jika bersama Calvin Dakota merasa perempuan paling jahat karena menikah dengan Calvin tapi bercinta dengan Roby.

"Apa kau bimbang? Sama sepertiku." Ucap Calvin, Dakota pikir Calvin sudah memiliki rencana.

Dakota melirik Calvin, menatap dalam-dalam pria itu lalu memutus pandangan. "Maksudmu?"

Calvin menarik kedua tangan Dakota lalu menggenggam tangan itu dan memberi elusan halus. "Ini mungkin akan menyakiti hatimu tapi ini kenyataan. Kita ragu untuk terus melangkah, kau yang selalu melangkah saja berhenti lalu bagaimana denganku yang hanya mengikutimu... kita ragu karena cinta kita tidak kuat, kita tidak saling terbuka, selama ini kita belum sepenuhnya mencintai."

Calvin benar tidak ada keterbukaan di hubungan ini, tidak ada cinta yang utuh, mereka sama-sama ragu... Dakota yang selalu melangkah saja ragu bagaimana Calvin yang selalu menjadi pihak penerima.

Perasaan ragu sering muncul saat seseorang akan menikah.

Apa perkataan Ellen benar bahwa setiap yang akan menikah pasti ragu, tapi walau begitu tetap harus terus melangkah.

"Aku.... merasa tidak yakin kalau kita terus melangkah." Ucap Calvin kembali. Aku ragu dengan diriku sendiri Dakota, aku takut tidak bisa menyayangimu atau mencintaimu seperti Alina... Calvin tidak mampu mengatakan itu secara langsung, Calvin takut membuat Dakota terluka.

Pengecut!

Dakota hanya diam saja membahas soal keterbukaan dalam hubungan membuat Dakota merasa bersalah karena dirinya tidak berkata jujur soal kelakuan Roby, begitu juga Calvin. Jika Dakota jujur soal Roby Dakota yakin hubungannya dengan Calvin pasti hancur, sama halnya dengan Calvin jika dirinya jujur soal perasaanya pada Alina Dakota pasti marah dan memutus hubungan ini. Mereka sama-sama melukai hati satu sama lain dengan kenyataan, tapi jika terus di pendam mereka menyakiti hati sendiri.

Apa seperti ini cobaan cinta?

Dakota menarik panjang nafasnya. "Kita pikirkan pernikahan kita lagi nanti." Menghentikan pembicaraan ini adalah jalan paling tepat.

"Dakota. Boleh aku bertanya?" Saat Dakota mengangguk kecil Calvin mengeluarkan pertanyaannya yang mengangetkan. "Kau berteman dengan Roby?"

"Huh?" Bukan, bukan karena Dakota tidak mendengar pertanyaan Calvin. Dakota hanya terkejut.

Calvin mengulang pertanyaanya. Dakota melirik ke arah lain sekilas lalu kembali pada Calvin. "Yeah.. hanya sebatas teman, aku juga tidak menyangka kalau secara tiba-tiba Roby menganggap aku teman."

Playing With FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang