Nayla baru saja hendak menyuapkan mie ayamnya, tapi ketika jaraknya sudah sangat dekat seseorang tanpa sopan merebut sendok Nayla. Gadis itu melahap jajanannya tanpa merasa berdosa sedikit pun. Nayla mendesah sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dengan sabar menunggu sambil menatap datar. Usai tiga suap, gadis itu menyodorkan mangkuk itu kembali.
"Lo bisa ngak, sih, sehari aja ngak ganggu gue!" gerutu Nayla yang kini menyendokkan mienya kembali.
"Lo tahu ngak, gue baru lihat apa?" Nayla tak peduli, tapi bukan berarti Kayla akan berhenti. "Gue baru aja lihat calon bapak dari anak-anak gue!" sambungnya dengan sumringah.
Kedua alis Nayla berkerut. "Lebay!"
"Ih, biarin! Lagian dia benar-benar ganteng." Bibirnya tak bisa berhenti tersungging saat mengingat momen dramatis itu. Kayla bisa membayangkan jika tubuh cowok itu sempurna. Otot-otot perutnya begitu terasa saat mengenai punggung Kayla.
"Aaarggghhh!" teriak Kayla histeris sambil meremas rambut layaknya orang gila sekaligus mengundang perhatian seluruh kantin.
Nayla yang baru hendak menyuap makanannya harus terhenti akibat tatapan tajam orang-orang padanya. Dengan malu ia meminta maaf sambil tersenyum kecut akibat ulah kembarannya.
Dengan kesal dia menjitak kepala Kayla.
"Aw! Sakit!"
"Lo gila ya! Ini tuh kantin, kalo mau teriak noh di jembatan ancol sama si manis sekalian," ketus Nayla.
"Masa sama si manis, sih. Gue kan takut."
"Moga aja lo ketemu."
"Ih, amit-amit. Kok, gitu, sih lo doain gue. Kalo sama si ganteng sih ngak papa." Lagi-lagi ia mengubah topik. Hadeuh, Nayla muak mendengarnya. Tapi, lebih baik ia hiraukan saja perbicangan yang memang tak ada gunanya ini.
Tak mendapat respon yang diharapkan, akhirnya Kayla diam. Ia melemparkan pandangan sembarang arah. Sejurus kemudian kedua bola matanya membulat.
"Na, Na, Na," Kayla menepuk-nepuk lengan Nayla membuatnya risih.
"Apaan, sih?!"
"Itu dia, cowok ganteng yang gue bilang tadi."
Dengan enggan Nayla menoleh. Oh, tuhan, dia lagi? Dan sekarang adiknya yang tolol ini dengan gampangnya jatuh hati pada cowok dingin itu.
"Lo suka sama dia?" tanya Nayla sinis.
"Hm, ganteng kan?" sahutnya tanpa memindahkan pandangannya dari Daniel. Tiba-tiba cowok itu mendekat ke arahnya. "Dia datang! Dia datang!" Kayla antusias sambil merapikan sedikit rambutnya.
"Hai!" sapa Kayla saat cowok itu berada tepat di depannya.
"Tumben kamu nyapa, apa aku terlihat tampan hari ini?" Abian yang berdiri tepat di sebelah Daniel salah paham.
Rawut wajah Kayla segera berubah masam. "Bukan lo bego, tapi dia." Tunjuk Kayla pada Daniel.
"Oh!" seru Abian singkat sedikit sedih. "Eh, kenalin, ini sepupu gue namanya Daniel," ucapnya dengan bangga.
Mata Nayla dan Kayla spontan melebar tak percaya. "Sepupu?" ucap Kayla tak percaya.
Abian mengangguk. "Kita duduk di sini aja," ucap Abian yang sudah menyambar kursi di sebelah Kayla tanpa permisi.
"Gue cari tempat lain aja."
Kayla tampak kecewa saat cowok itu memutuskan pergi. Namun, lima menit kemudian setelah berkeliling seisi kantin dia kembali dan tanpa rasa malu duduk di sebelah Nayla. Mereka bertiga sontak menatapnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of seventeen
Teen FictionSelamat membaca! Tolong tinggalkan komen dan saran agar penulis dapat berkembang