Nayla akhir-akhir ini baru saja membeli proyektor mini. Kayla yang mengetahuinya sudah tak sabar untuk menggunakannya. Beberapa cemilan pelengkap juga sudah tersedia. Berkat bujuk rayu kembarannya, Nayla akhirnya menyetujui permintaannya untuk menonton bersama. Malam ini mereka akan menonton film horor yang Kayla dapatkan dari Aqilla. Katanya sih termasuk film terseram tahun ini.
Di atas karpet bulu, Nayla sudah memposisikan dirinya senyaman mungkin. Masih menunggu Kayla yang memakai masker.
"Cepetan, Kay! Nanti keburu tengah malam. Pokoknya gue harus tidur sebelum jam dua belas."
"Iya iya, bawel banget sih." Kayla mendekat dengan wajahnya yang tertutupi masker warna putih.
"Lo tuh yang rempong. Pake maskeran segala."
Kayla tak mengubrisnya karena takutnya bukannya nonton malah perang dunia ketiga, kan ngak lucu.
"Putih banget sih masker lo, kayak kuntilanak tahu. Gimana kalo nanti gue kaget lihat lo?"
"Itu mah derita lo!"
Nayla mencibir. Kayla duduk di sampingnya memencet tombol start dan film pun di mulai. Di bawah kegelapan tontonan mereka semakin terasa realistis. Ditambah keheningan malam yang perlahan mencekam, semakin menambah keseruan. Nayla tampak sesekali menyuapkan kacang polongnya, sementara Kayla fokus menonton. Ia sesekali memegangi maskernya yang hampir kering.
Kayla kerab kali merosot pada Nayla ketika tanda-tanda hantu akan muncul, bersembunyi di balik punggung cewek itu. Namun Nayla buru-buru mendorongnya menjauh, risih.
"Mana sih hantunya ngak keluar-keluar?" ujar Nayla yang merasa di bohongin.
"Udah tunggu aja." Sahut Kayla mengambil kacang polong yang berada di pangkuan Nayla. Tak berapa lama kemudian yang mereka nanti-nantikan akhirnya tiba. Mendadak sosok mengerikan itu muncul dari balik pintu tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Mereka serempak berteriak histeris hingga terdengar ke kamar Renata yang berada di lantai bawah.
Di saat bersamaan Nayla memukul-mukul Kayla saat melihat wajahnya yang sangat putih seperti hantu yang ada di film.
"Nay! Nay! Stop!" Kayla mencoba meraih tangan Nayla yang tak berhenti memukulinya dengan bantal.
"Liat ini gue." Kayla menggenggam erat tangan Nayla.
"Sorry," Nayla akhirnya sadar dan menurunkan bantalnya perlahan. "Habisnya muka lo mirip banget sama hantu itu. Mendingan lo cuci aja deh daripada gue pukul lagi nanti."
"KAYLA, NAYLA KENAPA KALIAN TERIAK-TERIAK!" teriak Renata dari lantai bawah.
Kayla bangkit keluar kamar untuk memberitahu Renata. Tapi, wanita paruh baya itu malah terperanjat saat melihat wajah putrinya itu.
"Ya ampun Kayla, Mama kira kamu hantu."
Kayla hanya cengengesan menanggapi gerutuan Mamanya. "Maaf Ma, kami lagi nonton film horor."
"Kalian ini, Mama pikir ada apa ribut-ribut. Ya sudah, tapi jangan teriak gede-gede. Mama lagi kerja. Ngak enak juga sama tetangga kalo mereka sampai terganggu."
"Oke, Ma." Kayla mengacungkan jempolnya sebelum akhirnya melenggang kembali masuk ke dalam kamar.
"Lo stop dulu deh, gue mau cuci muka dulu," titah Kayla.
"Buruan!" ketus Nayla. Kayla pun segera menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Tapi mendadak dia berhenti di depan pintu. "Kenapa?"Tanya Nayla terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of seventeen
Teen FictionSelamat membaca! Tolong tinggalkan komen dan saran agar penulis dapat berkembang