Bab 25

1 0 0
                                    

Kayla dan Nayla duduk di sebuah bangku di sisi lapangan. Menikmati minuman kotak yang sempat mereka beli di kantin. Rachel dan Kenan memulai dramanya lagi di tengah lapangan menjadikan mereka penonton setia.

"Aku mau kita putus!"ucap Rachel yang berusaha menghindari Kenan.

"Rachel, itu semua salah paham. Aku dan Andini hanya teman sekelompok, kami ditugaskan mengerjakan tugas berdua. Makanya kami pergi berdua kemarin, hanya untuk ngerjain tugas saja," jelas Kenan pada Rachel yang tampak memalingkan wajahnya.

"Tapi, kenapa kamu ngak kasih tahu aku? Kamu pasti sengaja kan? Biar bisa dua-duaan sama dia," sambar Rachel tak mau kalah dengan persepsinya. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada, tidak ingin mendengar penjelasan dari Kenan.

"Kayaknya mereka bertengkar lagi," komen Nayla yang menghisap minumannya dari sedotan.

"Kayaknya," sahut Kayla tampak setuju sambil mangut-mangut. "Enaknya."

"Kok, enak, sih?" Tanya Nayla menoleh heran.

"Setidaknya mereka sudah pernah merasakan yang namanya pacaran. Sementara gue yang primadona di sekolah aja ngak pernah pacaran sama sekali."

Nayla terkekeh. "Ya juga sih."

"Tapi, gue lebih beruntung dari pada lo."

Nayla menoleh, menaikkan kedua alisnya. "Maksud lo?"

"Gue kan banyak yang naksir sementara lo ngak ada," Kayla menyibak rambutnya ke belakang dengan sombong sambil melemparkan pandangan manja pada Nayla. Tapi, sesaat kemudian dia harus meringis karena mendapat jitakan keras di kepalanya.

"Iihhhhh!"
"Apa!" tantang Nayla yang membuat kembarannya langsung merengut.

Tiba-tiba seseorang datang tepat di hadapan mereka membuat keduanya mendongak, dan terkejut bersamaan saat mendapati Sania di depan mereka.

Mereka melongo dengan mulut sedikit terbuka. Sejenak gadis itu terdiam, si kembar pun sama sambil terpaku padanya dengan pikiran bertanya-tanya maksud kedatangannya.

"Gu-gue mau kembaliin ini." Dia menyodorkan selendang yang yang Renata berikan.

Nayla meraih selendang itu, lalu mereka kembali terdiam. "Makasih," ucapnya lantang dan super cepat. Membuat saudara kembar itu sedikit terperanjat. Setelahnya dia langsung pergi secepat kilat. Sementara Kayla dan Nayla saling melemparkan berpandangan, kebingungan.

📌📌📌

Kaus-kaus yang berwarna-warni bergantungan di seutas tali yang sudah disiapkan pria paruh baya itu. Nayla dan Daniel memadukan warna merah, kuning dan hijau di kaus mereka. Dan ketika warna-warna itu bertabrakan, warna lainnya pun muncul. Nayla puas dengan hasilnya. Kombinasi warna yang mereka pakai ternyata cukup bagus.

Barang-barang berantakan di atas meja dan harus segera dibersihkan. Nayla sedari tadi sedikit terganggu dengan rambutnya yang terurai. Udara yang panas membuatnya kegerahan. Tapi tangannya dipenuhi cat. 

"Ra, tolong ikatin rambut gue, dong." Nayla mendekat pada Rara yang sedang membersihkan meja.

"Sorry Na, tapi tangan gue juga kotor." Rara menunjukkan kedua tangannya yang bernasib sama dengan Nayla.

"Sini gue bantuin, tangan gue bersih." Daniel menyambar pita rambut yang berada di pergelangan Nayla.

"Emang lo bisa?" Tanya Nayla kurang yakin.

"Bisa."

Nayla mengangguk dan membiarkan cowok itu mengikatnya. 

"Agak ke atas sikit," komen Nayla saat merasakan kucirannya terlalu rendah.

Diary of seventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang