-8

10.1K 191 5
                                    

Arfan masuk ke kamar yang sekarang Rissa tempati dengan membawa nampan berisi makanan.

Assisten rumah tangga yang dia panggil sudah datang, Sebelum dia pulang Arfan harus memastikan bahwa Rissa sudah makan terlebih dahulu.

Arfan meletakkan nampan yang dia bawa di atas nakas lalu duduk dipinggiran kasur.

"Rissa bangun" Arfan mengelus surai Rissa membuat sang empu terbangun.

"Emmh Papii" Lirih Rissa yang masih mengerjapkan kedua matanya.

"Makan dulu yuk" Ucap Arfan seraya membantu Rissa untuk duduk bersandar.

"Rissa bisa sendiri pi" Ucap Rissa saat Arfan mau menyuapkan bubur kedalam mulutnya.

"Tidak,Papi akan menyuapi mu" Ucap Arfan kembali menyuapi.

Rissa menghela nafas lalu menerima suapan dari Arfan, Arfan menyuapi Rissa sampai bubur di mangkuk tersebut habis.

"Istirahat lagi, Oke?" Ujar Arfan yang dibalas gelengan oleh Rissa.

"Ada apa?"Tanya Arfan.

"Rissa bosan Pih, Rissa mau keluar kamar" Ucap Risaa hati hati.

"Tapi kamu masih belum pulih Ris" Ucap Arfan lembut.

"Hanya sebentar Pih, Rissa baik baik aja kok" Ucap Rissa kekeh.

"Baiklah, Hanya sebentar, Setelah itu kembali istirahat" Ucap Arfan pada akhirnya membuat Rissa mengangguk antusias.

Arfan membantu Rissa untuk berdiri perlahan, tak lupa dia memegang tubuh Rissa ketika mereka berjalan menuju lantai bawah.

Arfan membawa Rissa menuju balkon lantai bawah yang letaknya berada disebelah ruang tengah.

Setelah mendudukkan Rissa di kursi gantung yang terbuat dari rotan itu Arfan kembali ke dalam.

Tak berapa lama kemudian dia datang dengan membawa selimut, Arfan mendekat ke arah Rissa lalu memakaikan selimut yang dia bawa ke tubuh Rissa .

"Terimakasih pih"ucap Rissa tersenyum tipis dan dibalas anggukan oleh Arfan.

Arfan mengambil kursi yang ada dipojokan lalu membawanya ke sebelah Rissa.

Untuk beberapa saat mereka sama sama terdiam menatap indahnya kerlap kerlip tengah kota, sampai dimana Rissa tersadar jika tadi Arfan mengatakan jika dia akan pulang setelah art datang dan sekarang Art sudah datang dan itu seharusnya Arfan sudah kembali.

Bukan mengusir, tentu saja dia tidak bisa mengusir karena ini adalah apartemen milik Arfan, tetapi takutnya jika Arfan memiliki urusan penting lain dan dia lupa.

"Papi"panggil Rissa membuat Arfan menoleh kearahnya.

"Ada apa? Kamu membutuhkan sesuatu?" Tanya Arfan menghadap ke arah Rissa

"Papi tidak pulang? Mbaknya sudah datang loh"Ucap Rissa hati hati takut menyinggung Arfan.

"Papi akan pulang setelah kamu kembali ke kamar" jawab Arfan

"Tidak perlu menunggu Rissa pih, Nangi Rissa akan kedalam jika Rissa sudah puas disini" ucap Rissa mencoba membujuk Arfan.

"No! Papi akan tetap disini" Ucap Arfan membuat Rissa menghela nafas.

Merasa rencananya tidak berhasil, Rissa lebih memilih kembali menatap ke depan.

Arfan yang mengerti Rissa masih ingin berada disini lebih lama pun memutuskan untuk mengambil laptopnya didalam dan kembali duduk disebelah Riss untuk mengecek beberapa Email yang sudah tangan kananya kirim.

Sebenarnya ada beberapa masalah perusahaan yang harus segera dia selesaikan, tetapi karena rasa khawatir kepada perempuan yang ada disebelahnya lebih besar, Arfan lebih memilih tetap tinggal sampai nanti Rissa sudah benar benar istirahat.

Berbeda dengan Arfan yang fokus ke pekerjaannya dan sesekali melirik ke arah perempuan disampingnya, Rissa tidak bosan menatap pemandangan malam tengah kota.

Hampir 1 jam berada disana, Arfan semakin lama semakin fokus, sampai dia sadar jika dirinya tidak melihat gerak gerik Rissa.

Perempuan itu sudah terlelap dengan tubuh bersandar di kursi dan tubuhnya yang terbalut selimut

Arfan meletakkan laptopnya lalu beranjak untuk menggendong tubuh Rissa membawanya ke lantai atas dimana kamarnya berada.

Arfan memastikan posisi tidur Rissa nyaman dan juga aman, Tak lupa mengatur suhu ruangan agar Rissa tidak terbangun karena kegerahan ataupun kedinginan.

"Selamat malam" Guman Arfan mengelus surai Rissa dengan hati hati.



Dinikahi ayah mertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang