-5

15.8K 181 0
                                    

Cahaya matahari masuk kedalam kamar Rissa, lebih tepatnya kamarnya dan vino yang berada dirumah mertuanya.

Laki-laki berumur 39 tahun itu terlebih dahulu terbangun, karena merasakan keram pada lenganya, Betapa terkejutnya saat dia melihat bahwa disebelahnya terdapat sang menantu.

Dan yang lebih membuat dia terkejut adalah, keadaan mereka berdua yang sama-sama full naked, hanya tertutup selimut saja.

"Argghh" Teriah Arfan mengacak acak rambutnya kasar.

"Maafkan saya Riss, saya benar benar bodoh" batin Arfan menatap iba keadaan sang menantu.

Tangan Arfan mulai menyentuh pipi Rissa, untuk membangunkannya, Tetapi alangkah terkejutnya saat Arfan merasakan panas saat kulitnya menyentuh kulit Rissa.

"Astaga dia demam" guman Arfan kembali merasa bersalah.

Arfan berniat untuk bangun untuk kembali memakai bajunya, Tetapi ujung matanya menangkap sesuatu yang janggal, Ya, Dia melihat 3 bungkus obat yang telah terbuka, Arfan segera mengambil bungkus itu, Dia tau jika itu adalah bungkus obat tidur dan obat penenang, matanya kembali menatap Rissa yang tengah tertidur pulas.

"Apa mungkin dia meminum obat ini" guman Arfan dengan raut wajah yang berubah

Saat hendak membangunkan Rissa, Dia merasakan pergerakan yang menandakan Rissa akan bangun, Tetapi dugaanya salah.

"Jangan pukul Rissa mass hikss, Rissa ngga salah, Mas Vino jangan pukul Rissa!!!" Teriak Rissa histeris dalam tidurnya.

Arfan yang melihat Rissa histeris pun reflek memeluk tubuh menantunya, Bahkan dia tidak peduli dengan keadaan mereka yang seperti ini.

"Riss bangunlah, Tidak ada Vino disini" Ucap Arfan menepuk-nepuk pipi Rissa

Rissa mulai tersadar, Matanya menatap sekitar, Tetapi dia merasakan sesuatu yang aneh.

"Papiii!!" Seru Rissa terkejut dengan keadaan mereka
"P-papi ngapain d-disini, K-kenapa kita tidak memakai apapun?"tanya Rissa dengan wajah takutnya.

"Maafkan Papi" Ujar Arfan

Fikiran Rissa mulai hancur, Dia tidak tau apa yang terjadi dan sekarang yang dia tau, Dia dan mertuanya sedang berada diposisi yang tidak pantas.

"JAWAB RISSA PIHH Hikss, Apa yang terjadi hikss?" Tanya Rissa mulai histeris memukuli tubuh mertuanya.

"Maafkan papi, Papi benar benar bodoh, Maafkan papi" Ucap Arfan kembali memeluk Rissa yang tengah histeris.

"Kenapa bisa? Kenapa jadi seperti ini hikss?" Tanya Rissa lirih

Arfan tidak menjawab, Bibirnya seakan tidak bisa digerakkan, Arfan hanya bisa memeluk tubuh sang menantu.

Beberapa saat terdengar suara bunyi bel dari depan pintu utama,Arfan segera berdiri untuk memakai kembali semua pakainya.

"Tunggu sebentar, Papi akan melihat siapa yang datang, Jangan melakukan hal nekat apapun!" Ujar Arfan seraya mengelus surai sang menantu.

Setelah Arfan pergi, Rissa segera pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selesai mandipun Rissa masih saja menangis sejadi jadinya, dirinya merasa sangat hancur sekarang, beban dipundaknya bertambah.

Masalahnya dengan suaminya saja belum selesai, sekarang harus bertambah karena hal yang menjijikkan ini.

Rissa menyesal, jika saja tadi malam dia tidak meminum obat tidur, mungkin dia bisa melakukan penolakan ketika sesuatu buruk akan terjadi.

Pintu kamarnya kembali terbuka, Arfan masuk menghampiri Rissa yang tengah duduk menyembunyikan wajah disela kedua lututnya.

Arfan kembali menghela nafas, Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, Dia tidak akan membiarkan Rissa membencinya.

Arfan kembali duduk disebelah Rissa, Tanganya mulai mengelus punggung perempuan disampingnya.

"Ada surat untukmu" Ucap Arfan lembut

Rissa ndongakkan kepalanya, Matanya terlihat membengkak dan berair, Arfan segera menyerahkan surat itu,sebelum Rissa membaca surat tersebut, Tangan Arfan terulur untuk menghapus air mata Rissa.

Saat membaca surat tersebut, Rissa malah semakin menangis, Sejak Awal Arfan tau apa yang akan terjadi ketika tadi diamelihat tulisan luar surat tersebut.

"Shutt Sudah jangan menangis" Ucap Arfan kembali memeluk Rissa.

Entah mengapa ada rasa aneh ketika melihat menantunya menangis, Arfan seakan tidak peduli jika Rissa masih kecewa denganya, sekarang yang ada difikiranya adalah menenangkan sang menantu

Tubuh Rissa seketika melemah didalam pelukan Arfan, Arfan yang merasakannya pun segera mengecek keadaan Rissa.

"Heyy, Rissa bangunlah, Rissa!!"

Tanpa banyak kata, Arfan segera menggendong Rissa untuk dibawanya kerumah sakit.

Dinikahi ayah mertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang