Rissa tersenyum mendengar apa yang Arfan katakan, perasaan tidak tenang yang mengganjal didalam hatinya kini sudah lenyap.mendengar jawaban dari Arfan.
" Terimakasih" Ucap Rissa menatap Arfan.
"Setelah kalian dalam keadaan benar benar sehat , Kita harus pergi mencari cincin dan juga gaun pernikahan untukmu, untuk saat ini papi akan memastikan kamu dan Baby dalam keadaan baik" ucap Arfan kembali mengelus punggung Rissa.
"Tapi bagaimana dengan ibu?" Tanya Rissa.
Rissa baru mengingat jika beberapa Minggu lalu Arfan baru saja selesai bercerai dengan Ema, Bagaimana jika perempuan paruh baya itu tau kebanaran tentang mantan suaminya.
"Tidak perlu khawatir, sebenarnya banyak awak media yang berfikir papi dan ibunya Vino sudah bercerai sejak lama, Karena papi dan Ibunya Vino sudah tidak pernah muncul di depan umum, dan untuk perceraian kemarin tidak ada siapapun yang berani membocorkan ke awak media jadi tidak perlu khawatir dengan perkataan orang lain" Ujar Arfan
"Bukan, maksud Rissa bagaimana nanti perasaan ibu?" Tanya Rissa membuat Arfan kembali menghela nafas.
"Itu urusannya sendiri, 2 tahun lalu papi sudah meminta bercerai tetapi dia meminta menunda sampai Vino menikah dan itu sudah kita sepakati, walaupun saat itu tidak ada kesalahan yang terjadi antara kita berdua, papi dan ibunya Vino akan tetap bercerai, kamu sudah tau bukan alasan papi menikahinya" Ucap Arfan pada akhirnya.
"Baiklah" ucap Rissa menjawab.
Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya, ingin sekali bertanya pada Arfan tetapi Rissa merasa ini bukan waktu yang tepat.
"Kamu benar benar belum mengantuk?" Tanya Arfan yang dibalas gelengan oleh Rissa.
"Papi gapapa kalau mau kembali ke kamar papi buat istirahat, Ini sudah malam besok pasti papi harus bangun pagi untuk bekerja" ucap Rissa yang merasa tidak enak.
"Tidak apa apa, papi sudah terbiasa tidur larut, Besuk papi juga tidak ke kantor karena tidak ada metting penting" jawab Arfan kembali mendekap tubuh Rissa.
Mereka kembali terdiam beberapa saat, dengan Arfan yang masih setia mengusap punggung Rissa dengan lembut.
Tiba tiba Rissa menginginkan sesuatu, Rissa dibuat bingung bagaimana cara memintanya kepada Arfan.
"Papi" Lirih Rissa dengan ragu.
"Kenapa hm? butuh sesuatu?" tanya Arfan menunduk menatap Rissa.
"Mau nasi goreng" jawab Rissa yang masih ragu ragu untuk meminta.
Mendengar jawaban Rissa, Arfan mendongak menatap pada jam dinding yang menunjukkan pukul 22.45, yang seharusnya masih ada penjual nasi goreng yang buka.
"Ya sudah, papi akan belikan sebantar ya" ucap Arfan ingin beranjak tetapi ditahan oleh Rissa.
" Kenapa hm?" Tanya Arfan.
Melihat Rissa yang masih menunduk ragu pun membuat Arfan kembali duduk disebelah Rissa.
Kedua tangan Arfan menanggkup sisi kanan dan kiri pipi Rissa dan mendongakkan wajahnya dengan lembut.
" Jangan seperti ini, katakan apa yang kamu inginkan, tidak perlua takut ataupun sungan" Ucap Arfan berbicara selembut mungkin.
"Aku maunya papi yang buat" Ucap Rissa membuat Arfan tersenyum tipis.
"Baiklah, papi akan buat untuk kalian berdua, Tunggu disini sebentar , Papi akan segera membuatnya" ucap Arfan
"Aku mau ikut" ucap Rissa
"Disini saja, Kamu belum sembuh, papi tidak akan lama" ujar Arfan yang dibalas gelengan oleh Rissa.
Arfan menghela nafas, Dia takut jika ibu hamil di sampingnya ini akan kelelahan, apa lagi Rissa baru saja keluar dari rumah sakit.
Akhirnya Arfan mengiyakan, Arfan berdiri lalu berjongkok disebelah ranjang membuat Rissa bingung.
"Naik sini, papi akan menggendongmu" ucap Arfan
"Tapi Rissa sudah kuat berjalan Pi" Tolak Rissa merasa tidak enak
"Papi gendong atau menunggu disini? Papi tidak akan membiarkanmu berjalan naik turun tangga" ucap Arfan yang akhirnya membuat Rissa menurut.
Dengan perlahan Rissa naik ke punggung Arfan tak lupa mengalungkan tangannya di leher Arfan agar dia tidak terjatuh.
Arfan mulai berdiri, sebelum berjalan Arfan memastikan posisi Rissa terlebih dahulu, setelah itu baru dia membawa Rissa keluar kamarnya menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi ayah mertua
RomanceTentang lika liku hubungan antara kedua orang yang berstatus sebagi menantu dan mertua