Terhitung 5 hari Arfan berada di luar kota menyelesaikan perjalanan bisnisnya, saat ini dia sedang berada di perjalanan menuju ke apartemen.
Seharusnya dia sudah pulang 2 hari lalu namun karena ada beberapa berkas yang tidak sesuai, Arfan harus ikut membenahi dan memastikan semuanya sudah benar.
Akhirnya hari ini dia bisa kembali menemui Rissa karena jujur saja beberapa hari ini entah kenapa dia sangat sulit menghubungi ada saja alasan dari Rissa saat dia menghubunginya, Entah apa yang terjadi ketika dia pergi yang pasti Arfan merasa ada yang tidak beres, setelah sampai nanti dia akan bertanya pada Rissa apa yang terjadi.
Lima hari lagi pernikahan mereka akan dilaksanakan, Arfan harus memastikan semuanya baik baik saja apa lagi Rissa tengah mengandung.
Sesampainya di apartemen yang pertama kali Arfan temukan hanyalah dua ARTnya yang sedang menata makanan di meja makan.
"Selamat Siang tuan" sapa mereka saat menyadari keberadaan tuannya.
"Siang, Rissa ada dimana bi?" Tanya Arfan
" Non Rissa ada di kamar tuan, tadi katanya mau istirahat sebentar sebelum makan siang" Jawab Bi Eny
"Bagaimana dia hari ini?" Tanya Arfan seraya mengambil gelas lalu menuangkan air dari dalam teko untuk ia minum.
" Pagi tadi Non Risssa muntah muntah tuan, tadi juga sempat minta dibuatkan puding mangga dan minta ditemani menonton televisi setelah itu Non Rissa terus berada di kamar" Jawab Bi Any
"Baiklah saya ke atas dulu" ucap Arfan berlalu menuju lantai atas
Saat membuka pintu kamar Rissa, Arfan melihat wanita itu berada di atas ranjang dengan posisi meringkuk.
Arfan meletakkan tas kerjanya tak lupa dengan sepatunya yang hanya ia letakkan di dekat pintu kamar.
Arfan mendekat ke arah Rissa yang tertudur lalu duduk dipinggiran ranjang, Rissa yang tertidur pulas dengan wajah yang sebagian tertutup dengan beberapa helai rambut, tangannya terulur untuk merapikan rambut Rissa.
Saat memandang wajah wanita itu seketika Arfan dibuat khawatir dengan keadaan wanita itu, terlihat area matanya menghitam yang menandakan Rissa kurang tidur selain itu matanya juga membengkak membuat Arfan yakin jika memang ada hal yang terjadi ketika dia pergi.
Arfan memilih membangunkan Rissa untuk memastikan apa yang terjadi, lagi pula ini sudah waktunya makan siang, Rissa juga harus makan juga.
"Rissa bangun dulu heyy" Ujar Arfan seraya mengelus pipi Rissa perlahan
Merasa ada pergerakan yang mengganggu tidurnya, Rissa membuka matanya melihat siapa orang yang sudah membangunkannya.
"P-papi??" Seketika Rissa terkejut saat melihat siapa orang yang berada di hadapanya.
Mata Rissa yang membengkak karena menangis terlihat jelas dimata Arfan, bahkan masih tersisa air mata di ujung mata perempuan itu.
Arfan segera membawa tubuh Rissa kedalam dekapannya, Beberapa hari tidak bertemu Arfan merasakan banyak perbedaan, dia merasa tubuh wanita yang ada di dekapannya ini semakin kurus terasa sekali perbedaanya.
"Jelaskan apa yang terjadi selama papi pergi" ujar Arfan tanpa melepaskan pelukannya.
Rissa terdiam sesaat mendengar pertanyaan dari Arfan, Disisi lain dia bingung harus berkata jujur atau tidak, Tapi disisi lain jika dia tidak jujur kepada Arfan tentang apa yang terjadi beberapa hari lalu, Rissa akan terus diselimuti rasa resah didalam hatinya.
"Papi "
"Hm? Ayo katakan semuanya" Ujar Arfan lembut tapi penuh penekanan.
Rissa mulai menceritakan semua yang dia alami ketika Arfan pergi tanpa ada yang terlewat dan tanpa ditambahi, Semua pertanyaan yang selama ini dia pendam juga ia tanyakan langsung kepada Arfan.
Arfan menghela nafas pelan mendengar semuanya, tanganya bergerak mengelus surai Rissa sebelum menjawab pertanyaan - pertanyaan yang Rissa lontarkan.
"Sekarang dengarkan papi, Dari awal sejak kejadian malam itu Papi sudah berjanji ke diri papi sendiri untuk bertanggung jawab apapun yang terjadi, papi saat itu berpikir untuk bertanggung jawab dari segi materi saja karena saat itu kamu masih menjadi istri Vino, tetapi ketika Vino mengirimkan surat perceraian papi berubah pikiran karena tidak mungkin papi membiarkanmu dalam keadaan terpuruk seperti itu, Apalagi kemudian kamu dinyatakan hamil keputusan papi bertambah bulat, Papi akan bertanggung jawab atas kehidupan kamu maupun bayi yang ada diperutmu dengan ikatan pernikahan, Awalnya memang hanya sebatas tanggung jawab semata, namun semakin lama papi mulai terbiasa dengan keberadaan kamu di sisi papi sebagai calon istri bukan lagi sebagai menantu, sampai sekarang perasaan nyaman itu masih ada bahkan semakin bertambah setiap harinya, Jadi jangan pernah berfikiran bahwa papi cuma mau anak yang ada dikandunganmu, Papi memang menginginkan Baby tetapi papi menginginkannya untuk kota rawat bersama sam bukan untuk papi ambil dia dari kamu" Ucap Arfan dengan perlahan menjawab semua pertanyaan dari Rissa.
Rissa bisa bernafas lega saat mendengar jawaban Arfan, Beban yang beberapa hari ini mengganjal dipikiran dan hatinya hilang seketika.
" mengerti?" Tanya Arfan seraya sedikit mendongakkan wajah Rissa agar menatapnya, Rissa hanya mengangguk tanda mengerti.
" Sekarang papi yang tanya, Apa saja yang Ema lakukan padamu? Dia menyakitimu?" Tanya Arfan menatap mata Rissa.
"Ibu mendorongku tapi tidak apa apa" Jawab Rissa hati hati.
"Tidak bohong? Mau di panggilkan dokter saja?" Tanya Arfan yang masih diselimuti rasa khawatir.
"Tidak apa - apa pi, Baby juga gapapa kok" Jawab Risaa tersenyum lembut mengelua perutnya yang masih rata.
" syukurlah, Setelah ini jangan semunyikan apapun dari papi oke?! Tanyakan semuanya yang menggangu pikiranmu jangan sampai kamu drop lagi karena terlalu stress" ucap Arfan yang segera di angguki oleh Rissa.
Melihat Rissa mengangguk Arfan tersenyum setidaknya masalah hari ini sudah selesai walaupun dia yakin pasti kedepannya akan banyak masalah yang menghadang tetapi Arfan akan selalu berusaha menyelesaikan masalah itu tanpa merusak ikatan pernikahan mereka nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi ayah mertua
RomanceTentang lika liku hubungan antara kedua orang yang berstatus sebagi menantu dan mertua