Arfan masuk kedalam mobilnya, Dia benar benar tidak habis fikir dengan Ema dan juga Vino, Bagaimana mereka bisa berbica seenaknya seperti itu.
Bahkan saat sidang perceraian Rissa dengan Vino, Vino dengan santainya membawa Sang kekasih dan itu berhasil membuat Rissa kembali menangis.
Bunyi handphone membuyarkan lamunannya, Tertera nama pembantu yang bertugas di apartemennya, Arfan segera mengangkatnya.
"Ada apa Bi?"
"Maaf tuan, i-ini non Ris---"
"Katakan dengan jelas!"
"Kami menemukan non Rissa pingsan di kamar mandi tuan" Ucap Bibi
Arfan segera mematikan sambungan telfonya, Rasa khawatir mulai menjalar didalam hati dan fikiranya.
Dia sadar hampir satu bulan tinggal bersama Rissa membuat Arfan mulai memiliki perasaan lebih kepada perempuan yang sudah dia renggut kesuciannya.
Mungkin ini terdengar sangat gila, Karena dirinya mencintai menantunya sendiri, Ah ralat, mantan menantu, Apalagi perbedaan usia mereka yang jauh membuat Arfan merasa seperti pedofil.
Tapi dia tidak peduli, Dia tidak akan melepaskan Rissa, apapun yang terjadi, karena Rissa adalah orang pertama yang berhasil mendapatkan hatinya dan selamanya akan seperti itu.
Sampai di apartemen, Arfan segera masuk kedalam kamar ,disana ada dua pembantu yang sedang mencoba membangunkan Rissa yang sudah dibaringkan di atas ranjang.
"Tuan" Ujar mereka melihat kedatangan Arfan.
"Bagaimana bisa seperti ini!!" Tegas Arfan
"Maaf tuan, Tadi saya ingin memanggil nona untuk makan siang tetapi nona tidak menyaut sampai beberapa jam saya kembali lagi tidak ada sautan, Saya dan bi Any mencoba masuk dan menemukan nona sudah pingsan." ucap salah satu pembantu itu menunduk.
Arfan mendekat ke arah Rissa, Terlihat wajah putih pucat Rissa dengan mata yang terpejam, Dahinya terlihat memar dan mengeluarkan darah, Entah apa yang terjadi dan berapa lama Rissa pingsan dikamar mandi, Arfan kalut dengan hal itu.
"Kalian siapkan keperluan Rissa dan juga milik saya, Saya akan membawa Rissa kerumah sakit terlebih dahulu ,Kalian bisa menyusul" Ucap Arfan lalu menganggur tubuh Rissa kedelam gendongannya.
" Baik tuan" jawab keduanya.
Sebelum sampai di rumah sakit, Arfan menelfon bawahnya untuk menyiapkan kamar khusus dan mengosongkan ruang IGD, agar nanti Rissa dapat ditangani dengan cepat tanpa menunggu.
Sesampainya disana sudah ada beberapa suster dan satu dokter yang sudah stay di depan menunggu kedatanganya.
Saat Rissa sudah dibawa kedalam ruangan, Arfan hanya bisa menunggu dan berharap Rissa baik baik saja, Akhir akhir ini dia tidak terlalu sempat untuk memperhatikan kondisi Rissa dan Rissa pun tidak mengeluh apapun kepadanya, Dia baru sadar pagi tadi.
Setelah hampir setengah jam pemeriksaan akhirnya dokter keluar diikuti dengan suster dibelakangnya.
"Bagaimana dokter" Tanya Arfan
"Tuan bisa mengikuti saya" Ucap Dokter perempuan setengah baya itu yang di angguki oleh Arfan.
##########
"Saya memiliki kabar baik dan juga kabar buruk tuan" Ucap Dokter itu.
"Apa dok?"
"Dimulai dari yang buruk Istri anda memiliki penyakit maag dan itu sedikit parah, jika dibiarkan seperti ini terus menerus itu bisa mempengaruhi tubuh istri anda" Ucap Dokter
Arfan mengela nafas kasar, Dia benar benar tidak tau jika Rissa memiliki penyakit maagh yang cukup parah.
"Kabar baiknya apa dokter?" Tanya Arfan
"Istri anda sedang mengandung tuan"
"Mengandung?" Tanya Arfan mengulangi.
" Iya tuan, Kehamilannya berusia 5 Minggu lebih, Di trimester pertama ini Nona akan mengalami morning sick seperti muntah dan juga gampang lelah" jelas dokter.
"Apakah penyakit 'istri' saya akan mempengaruhi Kehamilannya ?" Tanya Arfan.
" Betul sekali tuan, Jika anda tidak segera menindak lanjuti seperti menjaga pola makan istri anda dan juga menjaga istirahat istri anda, kemungkinan akan memperburuk keadaan keduanya, Juga bisa beresiko keguguran" Ucap Dokter itu membuat Arfan semakin khawatir.
"Sekarang bagaimana keadaan istri saya ?"
"Sementara ini Nona Rissa cukup lemah begitu juga dengan janinnya, apalagi sepertinya tadi perut istri anda sempat terbentur, Istri anda akan dirawat beberapa waktu kedepan agar kandungan dan fisiknya pulih, Saya akan memberi resep obat untuk istri anda" Ucap Dokter itu menyerahkan resep obat untuk Rissa.
" Baik, Saya permisi, terimaksih" ucap Arfan keluar dari ruangan dokter tersebut.
Arfan berjalan menuju ruang rawat Rissa dengan segala isi fikiranya, Entah dia harus bahagia atau bersedih mendengar dua kabar yang telah membuat dirinya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi ayah mertua
RomanceTentang lika liku hubungan antara kedua orang yang berstatus sebagi menantu dan mertua