Tak terasa waktu sudah bergulir dengan cepat, besok Arfan dan Rissa akan melangsungkan pernikahan, kedua orang di kamar yang berbeda itu sekarang masih terjaga dengan pikiran yang berbeda.
Arfan masih tetap terjaga dengan pikiran yang menerawang tentang masa depan sedangkan Rissa yang berada di kamar sebelah masih terjaga karena keinginan bayinya yang membuat dirinya merasa bimbang.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.57 tetapi Rissa masih terjaga padahal besok pagi mereka akan melaksanakan pernikahan, Itu bermula ketika dia ingin tidur tiba tiba dia ingin coklat hangat buatan Arfan, tadi dia mengira Arfan sudah tidur karena sudah jam 9 jadi sebisa mungkin dia menahan keinginannya dan memaksa untuk tertidur.
Tetapi semua sia sia karena sampai saat ini dia masih belum bisa memejamkan mata bahkan keinginannya semakin besar.
" apakah kamu benar benar ingin minuman itu sayang, Tapi Mami takut mengganggu papi" ucap Rissa seraya mengelus perutnya yang masih terlihat rata.
Terdengar lain di telinga Rissa saat dia menyebut dirinya dengan sebutan mami saat berbicara dengan janin yang ada di perutnya, namun dia harus terbiasa karena nanti saat anaknya lahir pasti akan memanggil dirinya seperti itu.
Setelah berpikir lama Rissa memilih pergi ke dapur untuk minum, saat dia keluar matanya tertuju ke kamar yang Arfan tempati, terlihat pintu kamar itu sudah tertutup rapat.
Rissa meneruskan langkahnya menuju lantai satu dimana dapur berada, hanya tersisa lampu kecil saja yang menyala disana yang artinya ART sudah pergi ke kamar mereka masing masing.
Ibu hamil itu menghela nafas sebelum kembali meneruskan langkahnya menuruni tangga, sebenarnya dia takut jika harus sendiri seperti ini apa lagi dalam keadaan waktu yang hampir tengah malam tetapi percuma saja dia tetap berada di kamar jika dia tidak bisa tidur.
Saat menuangkan air kedalam gelas matanya tak sengaja menatap toples kaca berisi coklat bubuk, rasanya dia ingin membuatnya sendiri tetapi entah mengapa seakan ada yang menolak didalam dirinya yang di inginkan adalah coklat hangat buatan Arfan bukan buatan dirinya sendiri.
Karena kesal dengan pikirannya sendiri Rissa meletakkan asal gelas yang tadi dia pegang dan berlalu pergi menuju meja makan dan duduk disana.
Kembali lagi ke Arfan yang masih sama berada di posisinya, beberapa saat lalu dia baru saja menghubungi seseorang yang sangat berarti dihidupnya, karena besok adalah momen yang sakral Arfan tidak mau menyia nyiakan hal ini.
Setelah beberapa lama berpikir Arfan memutuskan untuk memberitahukan yang sebenarnya kepada orang itu, dia tidak ingin jika dia tidak memberitahukan dari sekarang nantinya akan memperburuk keadaan suatu saat nanti.
Arfan terdiam sejenak menatap handphone yang baru saja dia gunakan, Tak berapa lama dia meletakkan hanphonenya di nakas sebelah tempat tidur.
Arfan keluar dari kamar yang dia tempati menuju kamar utama yaitu kamar Rissa, Dia membuka pintu kamar itu dengan hati hati tetapi saat pintu terbuka tidak ada Rissa disana bahkan pintu kamar mandi terbuka menandakan memang tidak ada orang disana.
Arfan bergegas menuju lantai bawah saat di tengah tengah tangga Arfan bisa melihat punggung perempuan yang dia cari, terlihat perempuan yang menjadi calon istrinya itu tengah terduduk di kursi ruang makan entah apa yang dilakukan ibu hamil itu disana.
Arfan melanjutkan langkahnya mendekati Rissa lalu menepuk pelan punggung Rissa.
" hey " Ujar Arfan saat melihat Rissa melamun.
"P-papi" Guman Rissa terbata karena terkejut.
Arfan mengambil kursi lain yang ada disana lalu menggeser ya lebih dekat dengan Rissa.
" ada apa? Kenapa sendirian disini?" Tanya Arfan dengan hati hati.
Arfan khawatir jika Rissa memendam sesuatu atau bisa jadi Rissa merasakan sesuatu yang buruk tentang pernikahan mereka besok.
" Rissa gapapa pi, Rissa cuma ngga bisa tidur" Ucap Rissa tanpa melihat Arfan.
Arfan yang melihat Rissa sedikit gugup dibuat curiga dengan gerak gerik perempuan didepannya.
"Jangan berbohong, Ada apa sebenarnya? Ada yang kamu pikirkan tentang besok?" Tanya Arfan beruntun.
" tidak pi, bukan itu" Jawab Rissa menenggelengkan kepalanya.
Tangan Arfan terulur untuk menggenggam kedua tangan Rissa.
"Katakan ke papi sekarang, Besok adalah momen yang sakral papi tidak ingin kamu drop karena stres dengan apa yang kamu pendam" ucap Arfan sungguh-sungguhMelihat tatapan serius dari Arfan membuat Rissa sedikit gelagapan, Dia malu mengatakannya tetapi jika tidak dia takut Arfan akan marah.
"Rissa mau coklat hangat" ujar Rissa lirih.
Arfan yang mendengar apa yang ibu hamil itu katakan seketika tersenyum, dia paham apa yang terjadi sekarang.
"Lalu?" Tanya Arfan pura-pura tidak mengerti.
"Mau papi yang buat" Ucap Rissa semakin menundukkan kepalanya.
Sungguh rasanya Rissa sangat malu mengatakannya, Jika saja ini bukan keinginan bayinya mungkin dia lebih memilih mengubur keinginanya dalam dalam.
Arfan terkekeh seraya mengelus perut Rissa
"Tunggu sebentar ya, papi akan membuatkannya" ucap Arfan lalu beranjak menuju pantry..Tak berapa lama Arfan kembali dengan segelas coklat hangat yang Rissa inginkan.
"Ini minum dengan perlahan setelah itu papi antar ke kamar, Kamu harus tidur karena besok kita harus bangun lebih pagi" Ujar Arfan membantu Rissa meminumnya dengan perlahan.
Dengan senang hati Rissa menerimanya dan meminumnya dengan perlahan sesuai instruksi dari Arfan.
"Lain kali jika ingin sesuatu katakan ke papi, jangan takut" ucap Arfan seraya mengelus surai perempuan didepannya.
" iya " jawab Rissa mengangguk patuh.
Setelah Rissa menghabiskan coklat hangatnya Arfan benar mengantar Rissa menuju kamar utama.
"Tidurlah, papi akan pergi setelah kamu tidur" ucap Arfan yang duduk dipinggirkan ranjang dimana Rissa berbaring.
"Papi"
"Hm"
"Terimakasih" ucap Rissa tersenyum tulus.
Arfan hanya tersenyum menatapnya lalu mengecup singkat kening Rissa.
"Tidurlah" Ujar Arfan kembali mengelus surai Rissa.
Tak membutuhkan waktu lama nafas ibu hamil itu sudah teratur menandakan bahwa dia sudah tertidur pulas.
Arfan merapikan selimut yang Rissa gunakan, Lalu mengelus perut yang tertutup selimut.
"Daddy tau yang tadi itu bukan keinginan mommymu, Jadi anak yang baik Hm, jangan menyusahkan mommymu di dalam perut" Ucap Arfan tersenyum.
Mendengar keinginan Rissa tadi Arfan langsung tau bahwa calon istrinya itu tengah mengidam.
Arfan beralih menatap Rissa yang tertidur dengan wajah sayunya, Terlihat sangat cantik tanpa riasan Make up.
Cup
Arfan kembali mengecup kening Rissa sedikit lebih lama.
"Terimakasih kembali" Ujar Arfan lirih takut mengganggu tidur Rissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi ayah mertua
RomansaTentang lika liku hubungan antara kedua orang yang berstatus sebagi menantu dan mertua