-9

8.3K 161 4
                                    

Arfan menatap langit dari balkon kamar miliknya, beberapa saat lalu dia sudah mengutus tangan kananya untuk mengurus surat perceraiannya bersama ema, dan juga surat perceraian Rissa dengan Vino, Bukan hanya itu saja, Dia ingin perceraiannya akan tuntas dalam waktu kurang satu bulan bagaimanapun caranya.

Terhitung hampir 20 tahun lamanya dia mengorbankan masa mudanya untuk menggantikan peran sang kakak yang sudah meninggal untuk menjadi suami dan juga Emma dan Vino.ayah
untuk
Dan saat ini mungkin dirinya harus menghentikan semua kebohongan juga sandiwara yang sudah terjadi.

Pernikahannya dan Emma bukanlah pernikahan yang sesungguhnya, dia hanya mengucap janji suci dihadapan penghulu tanpa melibatkan pikiran,hati,dan juga perasaanya. Akad hanya terucap begitu saja karena memang itu bukan kemauannya.

Pernikahan itu terjadi hanya agar Vino benar benar mengira jika Arfan adalah ayahnya dan tentunya menghindari omongan buruk lingkungan sekitar .

Sesuai janjinya dulu, Dia akan meneruskan pernikahan jika keduanya memliki perasaan atau jika itu tidak terjadi Arfan akan meng akhiri pernikahan ini jika dia sudah menemukan jodoh yang pas untuknya, dan sekarang adalah waktu yang pas, walaupun Rissa bukan pilihannya, tetapi dia harus mempertanggung jawabkan semuanya.

Mengenai Vino, Sekarang Arfan sudah tidak mau memikirkannya lagi, karena sekarang Vino sudah besar, dan lagi Arfan sudah kecewa dengan kelakuan Vino beberapa tahun belakangan ini.

Dengan koneksi yang dia punya, Arfan akan bisa mempercepat proses perceraian antara dia dan istrinya maupun Vino dan rissa, Sekarang yang harus dia pikirkan adalah keadaan Rissa untuk kedepannya.

###✨###


Pagi- pagi sekali Arfan sudah berada di kantor untuk mengerjakan beberapa berkas yang sudah berada di meja kerjanya.

Dia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya dan pergi ke apartemen agar dia bisa melihat kondisi Rissa.

Bisa saja dia menghubungi art yang ada di apartemennya, tetapi dia belum merasa puas jika tidak melihat sendiri.

Setelah pekerjaannya selesai. Pukul 11.25 Arfan bergegas merapikan meja kerjanya dan segera pulang, Sebelum itu dia terlebih dahulu memberi tau sekretarisnya agar nanti tidak mencarinya.

Saat sampai di apartemennya, Yang dia lihat pertama kali adalah art yang sedang menyiapkan Makan siang, Entah dimana keberadaan Rissa sekarang.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya Art tersebut saat melihat Tuannya datang.

"Dimana Rissa Bi?" Tanya Arfan

"nyonya Rissa sedari pagi hanya didalam kamar, Tuan. Tadi ingin membantu memasak tetapi nanggung hanya tinggal sedikit, Setelah itu Nyonya kembali ke kamar sampai sekarang Tuan" Ucap Bi Eni.

" Siapkan susu hangat sama teh hangat, Nanti saya dan Rissa akan turun untuk makan" Ucap Arfan lalu pergi menuju lantai atas.

Arfan kira Rissa akan mengunci pintu kamar, Tetapi dugaannya salah, Pintu kamarnya yang sekarang Risaa tempati tidak terkunci.

Arfan melihat Rissa yang tengah duduk di dekat pintu balkon dengan tatapan kosong.

Arfan mendekat lalu menepuk pundak Rissa pelan membuat sang empu terkejut.

"Papi" Lirih Rissa saat menyadari siapa yang membuat dirinya terkejut.

"Kenapa melamun?" Tanya Arfan mengelus surai Rissa.

"Tidak apa apa pi, Papi kenapa ada disini bukankah ini belum waktunya pulang?" Tanya Rissa mendongak menatap Arfan yang masih berdiri.

"Papi ingin memastikan apakah kamu baik baik saja" Jawab Arfan jujur.

"Tapi Rissa baik baik aja" Ucap Rissa

" Tak apa, Sekarang kita turun ke bawah untuk makan siang, Tadi bibi sudah menyiapkan makanan dibawah" Ucap Arfan meletakkan tasnya dan juga melepaskan yang sedari tadi dia kenakan.

" Rissa masih kenyang pi" Ucap Rissa menolah.

"Tidak ada penolakan, Bagaimana kau sehat terus jika kau tidak memperhatikan pola makanmu" Ujar Arfan seraya menggandeng tangan Rissa lalu membawanya ke ruang makan.



Dinikahi ayah mertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang