-10

9K 189 4
                                    

Sudah terhitung sekitar 2 Minggu sejak kejadian itu, Sekarang Rissa sudah lebih membuka diri, Bahkan bisa dibilang dirinya mulai merasa nyaman dan merasa aman ketika Arfan berada didekatnya.

Arfan juga sudah menjelaskan permasalah awal dirinya dan keluarga, Dia tidak ingin nantinya akan membuat Rissa penasaran atau membuat Rissa salah paham.

Beberapa hari terakhir Arfan sering menginap di apartemennya, Dirinya seperti kecanduan dengan suara dan tingkah polah Rissa beberapa hari terakhir.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Arfan yang tengah duduk di sofa pada Rissa yang sedang menuruni tangga.

Karena posisi sofa yang Arfan tempati menghadap ke tangga, Jadi dia bisa melihat Rissa dengan jelas.

Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam, Arfan masih harus menyelesaikan sisa pekerjaannya sebelum nanti dia istirahat.

Jangan kalian berfikir jika Arfa akan tidur satu kamar dengan Rissa, Karena Kamar miliknya ditempati oleh Rissa jadi selama dia menginap disini dia akan tidur di kamar tamu.

Rissa yang melihat keberadaan pria pemilik tempat yang dia tinggali pun mendekat ke arah Arfan

Arfan memberi isyarat agar Rissa duduk disebelahnya, dengan patuh Risaa mendudukkan dirinya disebelah Arfan.

"Kenapa belum tidur?" Ulang Arfan menatap ke arah perempuan yang ada disebelahnya.

"Rissa kebangun karena haus, Tadi Rissa lupa siapin air sebelum tidur jadi Rissa kebawah mau ambil minum" Ucap Rissa yang masih terlihat mengantuk.

"Tunggu disini, Papi ambilkan minumnya" Ucap Arfan meletakkan Laptopnya di meja lalu beranjak menuju dapur.

Rissa yang masih berusaha kembali mengumpulkan nyawanya pun hanya mengangguk.

Arfan kembali dengan gelas berisi air minum, Dia kembali duduk disebelah Rissa dan membantunya untuk minum.

"Papi kapan kesini?" Tanya Rissa saat selesai minum.

Bukan apa apa, Tadi sebelum dia tidur Dia sama sekali tidak melihat kedatangan Arfan, kemarin kemarin Arfan datang sebelum dia terlelap.

"Papi sampai disini jam setengah sebelas tadi" Ucap Arfan seraya merapikan rambut Rissa yang berantakan.
Rissa hanya mengangguk mendengar jawaban Arfan.

"Mau papi antar ke kamar lagi, Ini masih jam dua belas kurang, Kamu harus istirahat" Ucap Arfan

"Rissa mau disini saja, pasti nanti dikamar akan susah tidur" Arfan tersenyum mengerti maksud Rissa.

"Baiklah, Kalau begitu disini saja temani papi, Pakai handphone papi jika kamu bosan" Ucap Arfan tersenyum.

"Boleh?" Tanya Rissa memastikan.

Rissa fikir Arfan adalah tipikal orang yang akan marah atau tidak suka jika ada yang mengganggu privasinya, Tetapi nyatanya Arfan tidak seperti itu, Walaupun dia tidak tau bagaimana Arfan diluar.

"Pakai saja, Kamu juga akan bosan jika disini tanpa melakukan sesuatu" Ucap Arfan menyerahkan handphonenya.

"Rissa buka galeri boleh?"

"Boleh"

"Buka aplikasi chat?"

"Iya"

"Buk--"

"Lakukan apapun yang kamu mau, papi tidak akan melarangnya" Ucap Arfan menutup mulut Rissa yang akan kembali bertanya.

Dalam sekejab Rissa mematung melihat apa yang pria didepanya lakukan, Apalagi saat dirinya bertatapan langsung.

"Bagaimana jika nanti Rissa mencuri data dari sini" Ucap Rissa bertanya pada Arfan.

Arfan yang tadinya fokus ke pekerjaannya pun dibuat kembali menoleh ke arah Rissa.

"Papi sudah bilang, Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, Tapi papi yakin, kamu tidak akan sekeji itu untuk mengambil data data perusahaan" Ucap Arfan tersenyum.

Selama Rissa menjadi menantunya, Arfa sudah mengerti bagaimana sifat perempuan ini, Rissa adalah gadi yang begitu lugu dan tau tata Krama, Dia yakin seyakinya jika Rissa tidak akan melakukan hal seperti ini, Dan jika Rissa benar benar melakukan itu, Arfan tidak masalah karena nantinya Rissa akan menjadi miliknya yang artinya apapun miliknya itu juga akan menjadi milik Rissa.

Berbeda dengan Arfan, Rissa terkejut dengan jawaban Arfan, Dia tadinya hanya mengetes saja, tetapi jawaban dari Arfan berbanding balik dengan dugaanya.

Hampir satu jam Rissa melihat lihat isi handphone Arfan, Selama itu pula sekarang Arfan sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Arfan menoleh ke arah Rissa, Terlihat perempuan itu sudah terlelap dengan handphone yang masih menyala.

Arfan mengambil handphone ditangan Rissa, Lalu dengan hati hati mengangkat tubuh kecil Rissa dan membawanya ke kamar utama, Dia meletakkan tubuh Rissa dengan hati hati di atas ranjang.

Tak lupa memakaikan selimut dan merapikan rambut yang mengganggu diatas wajah Rissa.

Cupp

"Selamat malam" lirih Arfan setelah mengecup kening Rissa lembut.











Dinikahi ayah mertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang