Sedari tadi Rissa sudah bersiap untuk segera pulang, sekarang Rissa sudah duduk dipinggiran brankar dengan infus yang masih menancap di punggung tangannya.
"Tunggu disini, jangan terlalu banyak gerak sekarang kamu tidak sendirian, Papi akan mengurus administrasi sebentar" Ucap Arfan memperingati Rissa yang dibalas anggukan oleh Rissa.
Bukan apa apa, Tadi sangking semangatnya, Saat Arfan pergi ke kamar mandi Rissa hampir terjatuh karena ingin duduk sendiri.
Arfan mengelus Surai Rissa, Lalu segera pergi keluar untuk mengurus administrasi sebelum nantinya dia akan membawa Rissa pulang.
Setelah beberapa saat menunggu, Arfan kembali datang dengan diikuti suster dan dokter dibelakangnya.
"Bagaimana nyonya Mahendra sudah siap untuk pulang?" Tanya Dokter laki laki paruh baya kepada Rissa.
Rissa yang mendapat panggilan sebagai nyonya Mahendra pun sudah tidak merasa canggung, Karena beberapa hari dirawat dirumah sakit ini, Dokter dan suster beberapa kali menyebutnya sebagai istri dari Arfan.
"Sudah dokter" Jawab Rissa tersenyum.
"Dijaga pola makannya ya, Istirahat yang cukup dan jangan terlalu berfikir keras, jika ada sesuatu yang mengganjal bisa segera berbagi cerita dengan suami agar tidak memicu stres, Minggu depan kembali lagi untuk mengecek keseluruhan" ucap dokter .
"Baik dokter" ucap Rissa mengangguk
"Sudah siap dilepas infusnya kan?" Tanya Dokter itu lagi
Walaupun sedikit ragu Rissa tetap menganggu, Dia menoleh ke arah Arfan yang sedari tadi berdiri menatapnya di sibelah Brankar.
Arfan yang mengerti gerak gerik Rissa pun melangkah mendekat ke arah Rissa, Tangannya bergerak menggenggam sebelah tangan Rissa yang tidak di infus.
"Tidak apa apa" ucap Arfan menenangkan Rissa.
Mata Rissa mulai tertutup, Tangannya membalas genggaman Arfan dengan erat saat dokter melepas infus yang ada di punggung tangannya.
"Saya suntik vitamin dulu, Setelah itu Nyonya sudah boleh pulang"
"Kenapa di suntik sok?"tanya Rissa sepontan.
Jujur saja, Rissa sangat takut dengan jarum suntik, Sedari kecil dia lebih memilih meminum obat daripada harus disuntik.
"Vitamin ini menjaga saya tahan tubuh nyonya agar tidak mudah terserang penyakit, Apalagi Nyonya sedang hamil muda jika tidak di beri vitamin pasti akan mudah drop" jelas dokter tersebut mulai mengeluarkan jarum suntik dari kotak yang tadi dibawakan oleh suster.
Arfan kembali menenangkan Rissa, Kini dia beralih memeluk tubuh Rissa dari samping dan menyembunyikan wajah Rissa di perutnya, Karena posisinya sekarang dia sedang berdiri disamping kiri Rissa.
"Tenang, Rileks" Bisik Arfan.
" Jangan tegang nyonya, Ini tidak akan sakit" Ucap Dokter
Selembut apapun dokter mengatakan jika di suntik tidak sakit, Rissa tidak percaya dengan itu, ketika jarum suntik itu masuk kedalam tubuhnya Rissa kembali meremas genggaman tangan Arfan.
"Sudah, Kalau begitu saya permisi tuan, Nyonya, Semoga nyonya tetap sehat seterusnya" ucap Dokter pamit undur diri di ikuti oleh suster yang membawakan barang keperluannya.
"Tidak apa apa kan?" Tanya Arfan saat Rissa mulai melepaskan genggamannya.
"Nyeri, Rissa engga mau di suntik lagi Pi" Ucap Rissa membuat Arfan tersenyum.
"Ya sudah, Sekarang kita pulang ya" Ucap Arfan mengelus Surai Rissa.
Setelah mendapat jawaban dari Rissa, Arfan membantu Rissa untuk turun dari Brankar.
"Mau papi gendong saja?" Tawar Arfan saat melihat jalan Rissa masih terlalu pelan
"Tidak perlu Pi, Rissa kuat kok" ucap Rissa yakin.
"Baiklah" ujarnya mulai menggandeng Rissa.
Arfan mengambil barang keperluan Rissa dengan sebelah tangannya, Saat sudah di depan pintu Arfan menyerahkan keperluan Rissa kepada 2 bodyguardnya.
"Kalian duluan saja" Ucap Arfan pada kedua bodyguardnya.
"Baik tuan"
Arfan kembali membantu Rissa untuk memasuki mobilnya lalu dia masuk pintu kemudi, Tak berselang lama mobil Pajero sport exceed berwarna putih itu melaju dengan kecepatan sedang keluar dari area rumah sakit.
"Mampir ke supermarket sebentar tidak apa apa?" Tanya Arfan menoleh ke arah Rissa.
"Gapapa Pi, Papi butuh sesuatu?" Tanya Rissa.
"Papi mau susu ibu hamil buat kamu, Tadi dokter sudah memberitahukan merk apa yang bagus untuk kalian" ucap Arfan membuat Rissa mengangguk.
Rissa mengakui bahwa Arfan lebih berberapn penting dalam kehamilannya, Dari sejak awal laki laki disebelahnya tau dirinya hamil, Arfan selalu bertanya tentang kehamilanya pada dokter.
" Disini saja ya, Papi hanya sebentar" Ucap Arfan saat mobilnya sudah terparkir di depan supermarket.
Rissa kembali mengangguk sebagai jawaban.
"Mau yang rasa apa?" Tanya Arfan.
"Terserah papi, Rissa suka rasa apa saja kok" Jawab Rissa menatap Arfan.
Mendengar jawaban dari Rissa, Arfan tersenyum, Setelah itu dia turun dari mobil bergegas masuk kedalam supermarket.
Setelah kepergian Arfan, Rissa dibuat kembali tersenyum dengan perhatian yang Arfan berikan kepadanya, walaupun disisi lain dia belum sepenuhnya menerima apa yang harus aja terjadi, Tetapi Rissa beruntung mendapatkan sosok seperti Arfan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi ayah mertua
RomanceTentang lika liku hubungan antara kedua orang yang berstatus sebagi menantu dan mertua