Saat ini Arfan dengan telaten menyuapi Rissa, sebenarnya tadi Rissa menolak makan dengan alasan pahit dan tidak suka dengan aroma masakan dari rumah sakit, Arfan tidak kehabisan akal, dengan Izin dokter dia menyuruh asistennya untuk mencarikan Rissa bubur dari luar.
"Sudah" tolok Rissa seraya menahan tangan Arfan yang ingin kembali menyuapinya.
"Satu kali lagi agar tubuhmu lekas sembuh, terutama untuk lambungmu" Ucap Arfan yang membuat Rissa terpaksa menerimanya.
Selesai menyuapi, Arfan dengan sigap mengambilkan Susu untuk Rissa minum lalu membantunya untuk memegang gelas itu.
"Setelah ini papi ada pertemuan dengan klien, nanti akan ada bibi yang akan menemanimu" Ucap Arfa. Seraya membantu Rissa kembali bersandar.
"Tidak perlu ditemani, Rissa tidak apa apa sendiri" Ucap Rissa menatap ke arah Arfan.
"Tidak ada bantahan, Bibi disini akan membantumu jika membutuhkan sesuatu" Ucap Arfan membuat Rissa terdiam.
Setelah seorang pelayan yang dia utus datang, Arfan kembali memastikan Rissa membutuhkan sesuatu atau tidak, setelah itu dia segera berpamitan kembali kepada Rissa.
###########
"Pastikan semuanya selesai di akhir bulan ini, Buat sesimpel mungkin tapi terlihat mewah, Jangan terlalu banyak prosesi, saya tidak ingin dia kelelahan karena terlalu lama berdiri" Ujar laki laki yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
"Baik tuan, apakah ada lagi yang harus saya benahi?"
"Sementara tidak, untuk gaun dan juga cincin saya sendiri yang akan mencari, nanti akan saya hubungi jika ada perubahan" ujar laki laki tersebut, Yaitu Arfan.
Ya, Dia memutuskan untuk menikahi Rissa beberapa waktu lagi, Arfan sudah berfikir dengan matang , Dia tidak mungkin membiarkan Rissa dengan kondisi seperti ini tanpa status, Walaupun Rissa tetap dalam pantauan ya, Tetapi Pernikahan sangat penting untuk mereka berdua, Sebelum nantinya kandungan Rissa membesar.
Sebisa mungkin Arfan akan memberi Rissa pengertian secara perlahan agar tidak menyakiti hati perempuan yang sekarang tengah mengandung benihnya, Apalagi belum lama ini Rissa sempat depresi.
Untuk mantan istri dan juga anaknya, Arfan tidak perlu khawatir memikirkan itu, Karena dia sudah lepas tanggung jawab, ya walaupun untuk Vino dia belum bisa melepaskannya begitu saja.
Seusai mengurus apa saja semua yang dibutuhkan saat pernikahannya nanti, Arfan segera kembali ke rumah sakit untuk kembali melihat keadaan Rissa.
Sesampainya disana, Arfan menuju keruangan Rissa, terlihat Rissa yang mencoba memuntahkan isi perutnya kedalam tempat yang sudah disediakan, disana juga ada bibi yang membantu memegang rambut dan juga tempat untuk isi muntahannya.
Arfan segera mendekati bangsal tempat Rissa duduk lalu membantu mengelus punggung Rissa.
"Papi keluar saja, Nanti papi ketularan muntah" Ujar Rissa yang masih mencoba mengeluarkan isi perutnya saat menyadari keberadaan Arfan.
Arfan tidak menjawab, Dia terus mengelus punggung Rissa sesekali memijat tengguk Rissa.
"Sudah?" Tanya Arfan saat merasa Rissa sudah selesai.
Rissa mengangguk sebagai jawaban, Arfan mengambil tisu basah lalu mengelap mulut dan juga tangan Rissa yang terkena muntahan.
Bibi dengan sigap juga mengambilkan air dan membantu Rissa untuk minum.
"Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Arfan dengan membantu Rissa untuk berbaring setengah bersandar
Bukan apa apa, Tadi sebelum dia tinggal, Rissa masih terlihat baik baik saja, Dokter pun mengatakan jika sudah ada kemajuan.
" Maaf tuan, Tadi saat non Rissa ingin meminum susu yang disediakan dari rumah sakit, Non Rissa langsung mual" Ucap Bibi saat melihat Rissa masih lemas.
Arfan yang mendengar penjelasan dari pembantunya pun kembali menoleh ke arah Rissa.
"Tidak suka dengan susunya hm?" Tanya Arfan seraya merapikan rambut Rissa yang berantakan.
"Rissa tidak suka baunya Pi" Lirih Rissa masih memejamkan matanya.
"Mau dipanggilkan dokter saja?" Tanya Arfan kembali khawatir saat melihat Rissa masih terlihat lemas.
"Tidak usah, Mungkin emang efek kehamilan, Nanti aja kalau dokter mau periksa" ucap Rissa membuka matanya perlahan menatap Arfan.
"Baiklah" Ucap Arfan.
"Bibi bisa kembali kerumah, Tolong nanti siapkan map merah yang ada di atas meja kamar, Nanti asisten saya akan mengambil" Perintah Arfan yang segera diiyakan.
Setelah kepergian sang pelayan, Arfan
Kembali menatap Rissa lalu ikut duduk di sebelahnya."Istirahat lagi, Nanti akan saya bangunkan jika sudah waktunya makan" ucap Arfan membantu Rissa untuk berbaring sepenuhnya.
Setelah memaskitkan posisi tidur Rissa nyaman, Arfan beralih menata selimut agar menyelimuti tubuh Rissa.
Cup
Arfan tersenyum tipis setelah mengecup singkat kening perempuan yang tengah menatapnya.
"Istirahatlah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi ayah mertua
RomanceTentang lika liku hubungan antara kedua orang yang berstatus sebagi menantu dan mertua