Setelah beberapa hari lalu Rissa menyelesaikan sidang perceraiannya dan resmi bercerai, hari ini giliran Arfan bersiap untuk menghadiri sidang akhir di pengadilan, jangan heran jika dirinya tidak harus menunggu lama, Arfan tidak perlu di bersusah payah untuk menunggu karena dia sudah mengurus salah satu temanya untuk mempermudah jalanya perceraian.
Arfan turun kelantai bawah lengkap menggunakan setelan jasnya karena sebelum pergi ke pengadilan, Arfan akan menghadiri meeting sebentar bersama rekan bisnisnya.
"Papi sudah mau berangkat?" Tanya Rissa yang tengah menata makanan di meja.
Sebenarnya ini bukan tugas Rissa karena ada dua ART yang sudah memiliki tugas masing masing, tetapi dengan alasan bosan, Rissa dapat membujuk Arfan dan membuat laki laki berusia matang itu mengiyakan permintaan Rissa.
"Iya, papi akan ke kantor dulu sebentar" Jawab Arfan seraya duduk dan di angguki oleh Rissa.
Rissa mulai mengambilkan makanan untuk Arfan, Tidak perlu bertanya ingin makan dengan apa karena Arfan pernah mengatakan jika dia bukan orang yang pemilih, Arfan juga tidak memiliki alergi.
"Kamu sakit RIS? Wajahmu terlihat sangat pucat" Ujar Arfan saat menyadari bahwa wajah perempuan dihadapannya terlihat pucat dan terlihat lemah.
"Hanya tidak enak badan Pi, Akhir akhir ini Rissa cepat lelah" Ucap Rissa meletakkan piring berisi makanan didepan Arfan lalu mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
"Istirahatlah, Jangan dulu mengerjakan pekerjaan rumah biarkan bibi yang mengerjakan, atau perlu papi panggilkan dokter?"tanya Arfan
"Tidak usah Pi, Dibuat tidur sebentar pasti juga sudah sembuh" Ucap Rissa
"Jaga pola makan dan istirahatmu, Bisa jadi itu penyebabnya" ucap Arfan yang di angguki oleh Rissa.
Setelah menyelesaikan sarapan nya, Arfan mengambil tas kerjanya lalu segera berpamitan kepada Rissa.
"Papi pergi dulu, Mungkin nanti akan kembali sore hari, jangan lupa mengabari papi jika butuh sesuatu" Ucap Arfan yang kembali di angguki oleh Rissa.
Cup
"Papa berangkat" ucap Arfan seusai mengecup singkat kening Rissa.
Rissa menatap punggung Arfan yang menghilang dibalik pintu, Akhir akhir ini dia sudah terbiasa dengan sikap Arfan yang semakin perhatian kepadanya, Walaupun masih di dominasi dengan sikap dinginnya tetapi Arfan lebih perhatian.
#############################
Arfan keluar dari ruang sidang, diikuti oleh pengacaranya, Akhirnya dia sudah terbebas dari tanggung jawab yang selama ini menjadi beban kehidupannya.
"Terimakasih Riko, Akhirnya saya bisa menyelesaikan masalah ini dengan mudah" Ucap Arfan pada Riko .
"Sama sama tuan, Saya ikut senang bisa membantu anda" Ucap Riko pada Arfan
Riko adalah pengacara handal yang sudah pernah menyelesaikan beribu kasus dengan mudah, Dan dia juga sudah menjadi 'tangan kaki' Arfan beberapa tahun ini.
"Kalau begitu saya permisi dulu, Jangan sungkan untuk menghubungi saya jika suatu saat membutuhkan" ucap Riko berpamitan.
Setelah kepergian Riko, Arfan meneruskan langkahnya menuju parkiran, baru beberapa langkah dia mendengar seseorang memanggilnya.
"Arfan!" Panggil seseorang dari belakang.
Arfan menoleh, Disana terlihat Ema yang di ikuti oleh Vino, pengacara, dan juga perempuan yang mungkin adalah kekasih Vino.
"Ada apa" tanya Arfan seadaanya
"Tidak bisakah kita rujuk kembali" ucap Ema yang seketika membuat Arfan tersenyum
"Jangan bodoh, Kita baru saja keluar dari ruang sidang, dan kau meminta rujuk" ucap Arfan.
"Papi kenapa meminta cerai pada mami, Apakah wanita murahan itu yang membujuk papi" Ucap Vino yang masih setia menggenggam tangan kekasihnya.
"Omong kosong apa yang kau katakan, Rissa tidak pernah membujukku bahkan tidak pernah mencampuri urusanku, Dan lagi kamu mengatakan jika Rissa adalah wanita murahan, Jangan terlalu bodoh Vino, Rissa sudah hanya berjuang untukmu bahkan dia rela menjadi seperti pembantu di rumahmu agar bisa mendapatkan hatimu, tetapi kau malah memilih krikil tidak berguna dibandingkan berlian berharga" Ucap Arfan dengan senyum penuh arti.
"Apa yang papi katakan" ucap Vino tidak terima.
"Sudahlah nanti kamu akan tau sendiri, Jangan menyesal dengan keputusan mu" Ucap Arfan berbalik pergi.
"Tidak bisakah kau memberikan satu asetmu pada Vino, Dia akan menikah dan membutuhkan dana untuk merayakannya" ucap Ema membuat Arfan kembali berhenti.
"Aku sudah mengatakannya sejak awal, Kalian sudah mendapatkannya masing masing, Dan sudah Papi katakan kalau papi akan membiayai pesta pernikahanmu satu kali dan itu dulu saat kau menikah dengan Rissa, sekarang kamu harus memikirkan ya sendiri bagaimana dengan pesta pernikahanmu" Ucap Arfan berlalu tanpa mendengarkan teriakan Ema.
Hai guys, Lanjut ga nih
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi ayah mertua
RomanceTentang lika liku hubungan antara kedua orang yang berstatus sebagi menantu dan mertua