Happy Reading!💜
📝 📝 📝
Sesudahnya makan siang didekat Rumah Sakit, kini Rachel dan Airel, tidak lupa dengan Cindy. Baru saja memasuki kamar Rawat Bunda Airel.
Disana ada Mama Cindy yang sedang duduk samping kasur Bunda dan Ayah yang masih tetap duduk di sofa dengan sebuah iPad ditangannya.
"Lihat deh, Jeng. Cindy sama Airel cocok ya." Seru Mama Cindy saat melihat Cindy yang berdiri disamping Airel.
Sedangkan Rachel? Ia berdiri dibelakang Airel dengan sedikit jarak.
Bunda yang melihat Rachel dibelakang mengernyit bingung. "Duh, Jeng. Jangan ngomong kaya gitu. Nanti mantu aku nggak mau sama Airel." Bunda menyahut.
Sedangkan Cindy dan Mamanya sama-sama memasang wajah bingung.
"Rachel, kenapa dibelakang Airel. Sini deket Bunda." Panggil Bunda, sontak Airel maupun Cindy dan Sang Mama menoleh kearah Rachel.
Disana Rachel berdiri dibelakang Airel, sempat berfikir, kenapa perempuan itu berdiri dibelakangnya? Kenapa tidak disamping dia?
"Siapa, Jeng? Temennya Airel bukan?" Tanya Mama Cindy.
Rachel berjalan dengan pelan mendekat kearah Bunda namun berbeda sisi. Sisi kanan sudah ada Mama Cindy yang duduk disana.
"Kenalin Jeng Tasya, ini Rachel. Calon mantu ku. Calonnya Airel." Suara Bunda mampu membuat Ibu dan Anak dihadapannya merespon dengan mata yang melotot tidak percaya.
Sangat kompak.
"Ca-calon Airel?" Tanya Mama Cindy bernama Tasya itu.
Cindy setelah sadar dari keterkejutannya sontak tertawa renyah, "Tante Rara lucu banget deh. Tadi aku makan siang aja nggak ada yang spesial dari Kak Airel sama dia." Apalagi pada saat mereka makan bersama tadi, Mengobrol seperti sepasang kekasih saja tidak. Hanya Cindy dan Airel yang mengobrol.
"Masa calon istri sih.." Lanjut Cindy.
Sedangkan Airel hanya memandang Rachel dengan datar, tidak ada respon ingin mengeluarkan suara. Ia sibuk melihat kearah Rachel, menebak-nebak respon perempuan itu.
Bunda mengelus tangan Rachel lembut. "Ini beneran lho nggak becanda. Ini calon istri Airel. Mungkin tadi mereka lagi marah, iyakan? Pasti Rachel marah sama Airel gara-gara engga dikasih sarapan kan?" Tanya Bunda, mengingat situasi beberapa jam lalu. Dimana ia menyuruh Airel mengajak Rachel makan.
Rachel tersenyum kikuk.
Ayah yang memang dari tadi duduk di sofa memberhentikan kegiatannya dengan iPad, situasi dikamar istrinya lebih menarik. Lalu mata Ayah melirik kearah Airel, anaknya itu, sedang menatap kearah Rachel dengan tatapan yang Ayah sendiri tidak tahu.
Sedangkan Rachel, sedang tersenyum kikuk kearah istrinya. Ayah jadi memikirkan, apa benar, mereka sedang berantam karna sarapan?
"Jeng Rara nih, ada-ada aja." Ucap Mama Cindy lalu tertawa kecil, difikirnya Temannya ini, mungkin kepalanya sedikit terbentur akibat terjatuh dari tangga.
Rachel menundukan kepala, ini aja baru respon dari teman Bundanya Airel yang tidak percaya bahwa Rachel adalah calon istri Airel, sang pengusaha kaya raya. Gimana respon atasannya dan orang diluar sana? Pasti akan sama.
Seketika Rachel menghela nafas. Baru sekarang, Rachel merutuki dirinya, menyetujui perjanjian konyol Airel dibanding membayar ganti rugi sebesar sepuluh juta.
"Aku serius lho, Rachel ini calonnya Airel, calon menantu ku." Bunda masih kekeuh. Sedikit kesal kenapa teman beserta anaknya tidak percaya.
Sudah. Airel malas melihatnya. Ia berjalan melangkah kearah Rachel lalu memeluk pinggang Rachel erat, "Tante Tasya, kenalin ini calon istri saya. Saya kira dia akan memperkenalkan dengan benar. Ternyata masih malu mengakui kalau ia akan menjadi calon nonya Sastahardjo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Airel
General Fiction[JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR DAN FOLLOW-NYA YA BESTIE!💜] Rachel tidak pernah menyangka, berawal dari menabrak mobil seseorang kini dirinya menjadi Calon Istri kontrak dari seorang pengusaha sukses yang bekerja sama dengan perusahaan ditempatnya beke...