📝 16

7.2K 453 5
                                    

Hola Bestie Online! Jangan lupa vote yaaaa💜

Happy Reading!

📝 📝 📝

Pagi hari Rachel terbangun terlebih dahulu, dihadapnnya ada Airel yang tertidur pulas. Rachel tersenyum, tidak disangka pemandang ini yang dilihat. Andai bisa melihat setiap hari.

Selang beberapa menit Rachel tersadar atas pemikiran konyolnya. Rachel buru-buru menggeleng kepala dan bangkit dari tidur.

Ia harus balik ke kamar sebelum isi rumah keluarga Sastahardjo itu menyadari kalau Rachel tidur dikamar Airel.

Saat hendak membuka knop pintu, Rachel kembali mengurungkan niatnya. Ia kan tidak tahu kamarnya dimana. Jadi gimana dia mau balik?

Rachel berjalan kearah Airel, mencoba membangunkan lelaki itu agar bisa mengantarkan ke kamar.

"Mas Airel." Panggil Rachel, menggoyangkan tubuh Airel dengan pelan.

Airel yang sedang tertidur terusik, bukannya bangun Airel malah menarik tubuh Rachel dan membawanya kedalam pelukan.

Sontak Rachel terkejut. Jantungnya sudah berdetak dengan cepat, seperti akan keluar dari tempatnya.

"M-mas." Cicit Rachel.

"Sebentar, saya ngantuk sekali." Kata Airel, mengeratkan pelukan kearah Rachel yang mangkin membuat Jantung Rachel berdetak cepat.

Mamaa tolongg!!! Jerit Rachel didalam hati.

📝 📝 📝

Suasaan dimeja makan Pagi ini sangat hangat, ditambah Bunda yang sangat bahagia, akhirnya dapat sarapan dengan Calon menantunya itu.

"Aduh, Bunda seneng banget! Coba aja Rachel udah di nikahin. Pasti bisa bantu Bunda masak kaya tadi." Ucap Bunda yang baru saja duduk dikursinya.

setelah insiden dikamar Airel tadi pagi, Rachel buru-buru keluar dari kamar lelaki itu tanpa menunggu diantar oleh Airel. Rachel lebih mementingkan jantungnya dari pada ketahuan keluar dari Kamar Airel.

Beruntung ia tidak salah kamar dan tidak ada yang melihat.

setelah membersihkan diri, Rachel bersiap-siap turun kebawah dengan membawa paper bag yang diberikan Airel semalam dan tas kerjanya. Berakhir dengan Rachel yang membantu Bunda memasak sarapan.

"Kalau Rachel udah nikah, bukan disini lagi, Bunda. Rachel sibuk ngurusin rumah tangganya sama Airel dong." Koreksi Ayah, sudah membalik piring kosong dihadapannya.

Rachel berdehem lalu tersenyum malu. Pagi-pagi sudah digoda seperti ini.

"Ayo dong, Airel. Cepet nikahin Rachel. Nunggu apalagi? Nanti keburu direbut orang bagaimana?" Tanya Bunda Kearah Airel yang nampak tenang dikursinya.

"Sabar dong, Bunda." Jawab Airel pelan, lalu matanya melirik Rachel yang nampak tenang memakan sarapannya.

"Aduh, Bunda nggak bisa Sabar. Awas kalau sampai Rachel diambil orang. Bunda marah sama kamu." Omel Bunda mengiringi sarapan mereka di pagi hari itu.

📝 📝 📝

Rachel terduduk diam, pandangannya teralih memandang jalanan ibu kota. Sekarang Rachel tengah diantar kerja oleh Airel sendiri tanpa supir.

"Nanti pulang mau saya jemput?" Tanya Airel memecahkan keheningan diantara dirinya dan Rachel.

"Engga usah, saya pulang sendiri aja. Kasian motor saya dititipin terus. Mahal lagi penitipannya." Jawab Rachel, sudah hampir menghitung biaya pengeluaran parkiran selama sebulan ini.

Airel tertawa, "Berapa memang biaya penitipannya?"

"Dua puluh lima ribu satu hari."

"Nanti saya transfer uang bulanan, buat tambahan uang jajan."

Rachel menggeleng tanda tidak setuju. "Enggak ah. Udah kaya Suami saya aja, main transfer-transfer."

"Saya calon suami kamu kalau lupa." Ingat Airel kearah Rachel.

"Calon suami kontrak jangan lupa. Udah tinggal satu bulan lagi." Koreksi Rachel kearah Airel yang sudah terdiam.

Rachel memperhatikan wajah Airel yang terdiam dengan sedikit kebingungan. Lalu memutuskan kembali menoleh kearah jalanan diluar.

"Bagaimana kalau kita hapus kontraknya saja?" Tanya Airel tiba-tiba.

Rachel yang mendengar sontak menguncapkan, "Alhamdulillah."

"Tapi menjadi Calon istri dan suami tanpa kontrak."

"Astagfirullah."

Airel tertawa renyah, kenapa perempuan disampingnya ini sangat tidak mau menjadi calon istrinya? Apa terlihat buruk menjadi calon istri seorang Airel?

"Mas ingat ya, kalau kontraknya udah habis, Mas Airel nggak boleh ganggu saya lagi. Sebelum kontraknya habis Mas Airel harus mastiin saya engga jadi wanita menyedihkan. Karna dicap sebagai perempuan yang tidak jadi dinikahi oleh pengusaha kaya." Kata Rachel dengan nada memperingati.

Airel menghela nafas, Bagaimana cara perempuan itu agar menetap dengannya? Diajak menjadi calon istri sesungguhnya saja malah diungkit masa kontrak yang sisa satu bulan. Airel jadi pusing seketika.

📝 📝 📝

Rachel berjalan masuk menuju Aipple service setelah dari Toilet, ada beberapa Sales yang melirik kearahnya, bahkan ada yang jelas-jelas menatap kearah Rachel.

Rachel tetap memilih jalan dengan santai, dia tidak peduli apa yang akan digosipkan pada bagian penjualan itu kepada dirinya.

"Tuh liat, gayanya Rachel udah tengil. Mentang-mentang bakalan jadi nyonya." Rachel dapat mendengar itu dengan jelas. Tapi ia tidak ingin melihat siapa yang berbicara. Bisa-bisa iPhone yang jadi unit demo pindah ke mulut sales itu.

"Eh anak kecil." Rachel menoleh, disana ada Chaetsy dan Putri yang berdiri dimeja Customer service.

Suasana Aipple service sedang dalam kondisi sepi, mungkin mengingat ini adalah hari Jumat.

Pada hari Jumat Aipple service memang akan akan sepi di pagi hari hingga siang hari, namun pada saat sore hari akan sedikit padat oleh customer.

"Hai fans!" Sapa Rachel dengan tertawa kecil, lalu melangkah masuk kedalam ruangan khusus karyawan itu.

"Rachel emang lo mau nikah?" Tanya Wina yang baru saja melihat Rachel duduk diatas kursinya.

Rachel mendelik tidak suka. "Gila ya lo."

"Gue tanya, emang lo mau nikah?" Ulang Wina kembali.

"Enggak!"

"Nah gue bilang juga apa. Tuh, lo digosipin sama anak depan katanya mau nikah sama pengusaha."

"Jangan-jangan yang kemarin ya, Cel?" Tanya Sarah, sudah berdiri disamping Rachel.

Rachel mengangkat alisnya, lalu melirik kearah Dini yang tampak tidak berminat pada topik obrolan kali ini. Jelas tidak berminat! Dini tau semuanya. Jadi tidak perlu sekepo dua manusia disampingnya ini.

"Sana kerja, hush!" Usir Rachel kearah Sarah, bahkan engan sekali dia menjawab pertanyaan itu.

Rachel terduduk lemas ketika Sarah dan Wina sudah balik ketempat duduknya. Bagaimana nasibnya?

Sekarang anak-anak Aipple sudah bergosip tentang dirinya yang akan menikah dengan pengusaha sukses yang bekerja sama dengan Shafm Company.

Rachel menghela nafas kembali. Gimana nasibnya lagi?

Waktu mereka sudah tinggal satu bulan. Setelah satu bulan ini, apa ia bisa hidup tenang? Tanpa digosipkan?

📝 📝 📝

Tbc

Mas AirelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang