📝 17

6.8K 532 12
                                    

Happy Reading!💜

📝 📝 📝

Hari minggu pagi di awal bulan September, dimana memasuki bulan ketiga kontrak antara Rachel dan Airel. Bahkan sekarang sudah dapat dihitung dengan hitungan hari.

Kontrak akan berakir seiring Rachel yang akan mendapatkan gaji diakhir bulan. Ah, rasanya Rachel tidak sabar menanti itu.

Bulan pertama dan kedua memang sedikit berjalan tidak sesuai harapan, tetapi Rachel berharap dihari yang akan datang. Airel memiliki banyak kesibukan pada pekerjaannya. Sehingga tidak perlu mengunjungi Rachel di tempat kerja yang mana mangkin membuat gosip bertebaran.

Rachel hanya berharap gosip itu hilang dengan sendirinya.

"Cel, cepetan bantuin Mama bawa ini kedepan!" Teriak Mama diujung dapur yang membuat Rachel terjengkit kaget, pasalnya, Rachel sedang melamun.

Rachel berjalan kearah Mama, membawa sebuah minuman dinampan dan akan membawa minuman tersebut ke Ruang keluarga.

Hari ini, keluarga Mamanya sedang berkumpul di rumah Rachel. Sebuah acara rutin yang dilakukan setiap tiga bulan.

Tentu, ada Diki disana. Bahkan sudah banyak doa yang di rapalkan oleh Rachel agar Diki tidak membuka suara sedikit pun tentang gosip ditempat kerja.

"Makanannya mana?" Salah satu anak dari kakak Mama bertanya, Dion.

"Itu lagi dibawa Mama." Jawab Rachel, tangannya sudah sibuk ikut makan kripik bawang dengan anak dari Diki.

"Bukan kamu yang bawain kok malah Mama? gimana sih anak cewe." Tepukan di paha Rachel diberikan oleh Ayu, istri dari Diki.

"Tau anak cewe. Gimana sih? Nanti engga dapet jodoh biarin aja!" Timpal Dion.

Rachel mendelik sebal, apa hubungan ia tidak membantu Mama membawa makanan dan ia tidak mendapatkan jodoh?

"Ih, itu aku udah bawain minuman." Jelas Rachel tidak terima bahwa dibilang ia tidak membantuin sang Mama.

Beberapa menit kemudian, Mama datang membawa makanan yang langsung diserbu oleh keponakannya yang sudah menikah itu bahkan sudah memiliki anak.

Disini, dikeluarga Mama hanya Rachel, Mas Karel dan sepupunya, Mila yang belum menikah. Sisanya sudah mempunyai buntut ya walaupun ada yang baru hamil anak pertama.

"Cel, teteh denger dari istrinya Gilang kamu mau nikah?"

DUARR!!

Harapannya memang benar, bukan dari Diki yang buka suara, melainkan dari istrinya. Gilang yang dimaksud itu adalah bawahan Diki yang sangat dekat dengan lelaki itu. Rachel tau rumahnya berdekatan dengan Diki, dan Rachel lupa, Gilang bermulut ember!

"Ngaco kamu Ayu, gimana mau nikah? Punya pacar aja engga." Hardik Mama yang sudah ikut duduk dilantai bersamaan dengan Adik perempuannya, Tante Lilis.

"Lho, emang Tante engga tau? Di Aipple udah rame topik Rachel mau nikah." Ayu semakin menjadi, bahkan gayanya sudah seperti ibu-ibu komplek yang akan memberikan gosip hangat.

Rachel memejamkan matanya. Kalau bisa menghilang, ia akan menghilang sekarang juga.

"Sama atasan Aipple juga. Iya kan Pa?" Ayu bertanya kearah Diki yang sedang memainkan handphonenya.

Rachel menggeleng kearah Diki yang sudah mengangkat kepala dan menatap kearahnya. Semoga Diki tau arti gelengan yang Rachel berikan.

"Bukan. Itu salah satu pemegang saham di Aipple." Jelas Diki, tidak merasa berdosa dengan ucapan yang ia keluarkan.

Mas AirelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang