📝 21

7.2K 472 19
                                    

Ayo kasih aku Bintang yang banyak ya Bestie!💜 Bisa sampai 100 Bintang gak ya?🫠

Happy Reading Bestie!💜

📝 📝 📝

Rachel sedang terduduk didepan televisi, hari ini Rachel tidak bekerja dan masih di kediaman keluarga Sastahardjo, kata Airel, Ia sudah meminta izin Mama Rachel untuk mengizinkan Rachel ikut acara Bunda yang memerlukan waktu beberap hari, tentu berbohong. Dan lelaki itu juga sudah mengirim surat Dokter ke tempat kerjanya.

Sekarang, Airel sedang bekerja. Jadi dirinya ditinggal hanya bersama dengan Bunda dan beberapa pelayan lainnya.

Ayah Airel? Sedang dalam perjalanan bisnis yang akan pulang besok pagi, begitu kata Bunda saat Rachel menanyai prihal keberadaan Ayah Airel.

Ting!

Rachel mengambil handphonenya, Ada pesan dari Airel.

Pak Airel : Sudah makan?

Baru hendak tangan Rachel ingin membalas pesan yang Airel kirim, sudah terlebih dahulu tampilan layar berubah, menampilkan nama Airel disana yang menelpon.

"Sudah makan?" Suara Airel terdengar setelah Rachel menekan tombol hijau.

"Sudah tadi siang."

"Sekarang?"

"Sekarang?" Tanya Rachel bingung, lalu melirik jam yang terpajang diatas televisi. Pukul 16.00 sore, jauh dari jam makan malam. "Belum."

"Kenapa belum?Apa tidak ada makanan? Bi Asih tidak memasak? Apa perl-"

"Sssttt! Ini tuh sore. Masa saya makan sore? Nanti saya makan lagi malam sama Bunda dan kamu, kalau sudah pulang."

"Saya sebentar lagi pulang. Mau titip apa?"

Rachel mengerjapkan matanya berulang-ulang, kok kesannya seperti mereka sudah menikah ya?

"Bodoh!" Gumam Rachel pelan, setelah menyadari pemikiran konyolnya. Tidak sadar juga bahwa panggilan masih tersambung.

"Siapa yang bodoh?!"

"Eh?" Ada jeda sedikit dari Rachel, "Saya.. saya yang bodoh."

"Kenapa kamu bodoh? Sayakan bertanya. Kamu mau titip apa? Saya bisa belikan sebelum pulang kerumah."

"Engga.. engga ada." Rachel menggelengkan kepalanya, padahal Airel tidak akan melihat itu.

"Benar?"

"Iya."

"Yasudah. Sebentar lagi saya pulang."

Rachel kembali mengangguk dan tak lama kemudian panggilan berakhir. Bersamaan dengan Bunda yang baru saja datang dan mengambil duduk disamping Rachel.

"Airel?" Tebak Bunda, menatap kearah Rachel yang baru saja meletakan handphone diatas meja.

Rachel mengangguk, "Iya Bunda, Mas Airel."

Bunda tersenyum lembut. "Gimana badan kamu?"

"Alhamdulillah udah lebih baik, Bunda." Rachel tersenyum, lalu matanya melirik kaki Bunda yang terlihat memar. "Kaki Bunda gimana? Gara-gara Rachel jadinya bengkak lagi. Rachel minta maaf ya Bunda."

Bunda menggeleng, lalu menarik tangan Rachel agar ia genggam. "Bunda yang harusnya minta maaf, kalau saja Bunda tidak menyetujui kamu bergabung dengan anak teman Bunda, mungkin kejadian kemarin tidak akan terjadi."

Mas AirelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang