"Kenapa Doyoung gak ada di kelasnya ya? Bukannya dia hari ini ada jadwal kuliah?" Tanya Kun yang dibalas gelengan oleh Hendery.
"Mungkin aja Bang Doyoung gak kuliah-" Sahut Hendery.
"Bisa jadi sih, tapi kita coba aja tanya tanya dulu. Siapa tau dia emang lagi gak diem di kelas." Kun menarik tangan Hendery, mengajaknya untuk mencari Doyoung di kampus yang sebesar ini.
Kun tersenyum saat ia melihat seseorang yang dikenalinya.
"Jaehyun!!"
Kun berteriak dari kejauhan, merasa terpanggil Jaehyun menoleh ke belakang dengan cepat Kun melambaikan tangannya.
"Kenapa?" Tanya Jaehyun pada Kun dan Hendery yang berjalan menghampirinya.
"Lo liat Doyoung gak? Apa dia hari ini kuliah?" Tanya Kun.
"Doyoung? Kalian nyariin Doyoung?" Tanya Jaehyun memastikan.
"Iya, apa Lo liat dia? Tadi gue sama Hendery ke kelasnya tapi dia gak ada. Apa dia gak kuliah?"
"Bukannya Doyoung udah menghilang dari berbulan bulan yang lalu ya?" Kun dan Hendery langsung saling melayangkan tatapan satu sama lain.
"Maksudnya?"
"Gue udah gak pernah liat Doyoung lagi, mungkin hampir satu bulan lebih." Jelas Jaehyun yang membuat keduanya tak menyangka.
"Loh dia pergi kemana?" Itu Hendery yang bertanya.
"Gue juga gak tau, dia hilang gitu aja. Dihubungi susah, di susul kerumahnya juga rumahnya malah keliatan udah gak ke urus. Gue gatau dia pergi kemana sampe sekarang gue udah gak pernah liat dia lagi." Jelas Jaehyun dengan detail.
"Jadi dia udah satu bulan menghilang?"
Jaehyun membalas ucapan Kun dengan sebuah anggukan kecil.
"Gue duluan ya, gue masih ada kelas." Jelas Jaehyun yang sama sama dibalas anggukan oleh keduanya.
"Jadi kita harus cari bang Doy kemana bang?"
"Kira kira Doyoung pergi kemana? Kenapa dia bisa menghilang gitu aja?" Kun melihat jalanan dengan tatapan kosong, Hendery hanyalah fokus menyetir.
Mereka berdua mencari Doyoung karena Hendery ingin meminta maaf padanya atas semua segala kesalahannya yang sudah di perbuat pada Shansa dan bahkan mengancam nyawa adik Doyoung satu satunya itu.
"Gue juga gak tau, kok bisa dia ngehilang gitu aja?" Hendery membelokan mobilnya ke arah kiri, meskipun masih jauh namun dari sini sudah dapat terlihat pagar rumah Doyoung. Dari kejauhan dapat terlihat jika rumah Doyoung memang kumuh seperti apa yang Jaehyun katakan tadi.
"Rumahnya beneran udah keliatan gak ke urus, apa jangan jangan dia juga pergi dari rumahnya?" Tanya Hendery.
"Kita coba aja dulu, siapa tau sebenernya Doyoung ada dirumah." Hendery memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah Doyoung.
"Gue liat dulu ya," Hendery mengangguk, Kun pergi keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah Doyoung yang terlihat tak terurus itu.
Kun mendorong pagar tinggi itu, lalu ia masuk ke dalam halaman rumah Doyoung. Kun melambaikan tangannya membuat Hendery turun dari mobil dan mengikuti Kun.
"Lo yakin dia ada?" Hendery nampak tak yakin.
"Pintu nya gak di kunci, pasti dia ada dirumah." Jelas Kun.
Ternyata benar saja, Doyoung ada di rumah. Terlihat jelas Doyoung disana memeluk lutut di ujung ruangan dengan wajah dan penampilan yang sama sama tak terurus.
"Doyoung?" Panggil Kun.
Doyoung yang tadi menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya, Kini menoleh pada Kun yang datang bersamaan dengan Hendery.
Saat melihat Kun mata Doyoung nampak biasa saja, namun disaat melihat Hendery matanya tiba tiba berubah menjadi tajam.
"Ngapain Lo kesini?" Nada Doyoung terdengar sangat sengit, di iringi tatapan sinisnya.
Kun melirik Hendery sejenak, "Hendery mau ketemu Lo katanya." Lembut Kun yang membuat Doyoung ikut menatapnya tajam.
"Ngapain Lo bawa dia kesini?" Sinis Doyoung.
"Bentar Doy, dia cuma mau minta maaf sama Lo."
Bibir kering Doyoung membentuk senyuman palsu.
"Apa minta maaf? Gue gak salah denger Kun? Orang gak tau diri dan gak punya hati kayak dia mau minta maaf sama gue?"
Doyoung berbalik menatap sinis Hendery.
"Disaat semuanya udah celaka sekarang Lo mau minta maaf sama gue? Lo punya otak gak sih, permintaan maaf Lo itu tetep aja gak bakal bikin Shansa selamat."
"Permintaan maaf Lo itu Gak bakal bikin Shansa balik lagi ke gue, Lo tau gak sih Shansa itu satu satunya orang yang gue punya satu satunya penyemangat hidup gue! Gue gak bakal maafin Lo, karena Lo udah rebut Shansa dari gue! Permintaan maaf Lo aja gak cukup Hendery!"
"Kata maaf gak sebanding sama nyawa Shansa yang jadi taruhan, Lo harusnya mikir kesitu bego!" Pedas Doyoung.
"Yaudah, biar gue bisa nebus semua kesalahan dan dosa gue sama Shansa gue harus lakuin apa? Apa yang harus gue lakuin biar penderitaan gue sama Shansa sama? Gue mau nebus semua dosa itu!" Jelas Hendery.
"Lo mau nebus semua dosa Lo itu?" Doyoung menyeringai kecil.
Prakk
Hendery dan Kun melotot saat Doyoung melempar sebuah pisau yang jatuh tepat di depan kaki Hendery, pisau itu nyaris saja mengenai kaki Hendery.
"Gue mau liat Lo mati pake pisau itu sekarang,"