"Hadeuh angkat barang barang gini bikin pinggang gue sakit juga anjir." Ten mengeluh, berjalan ke arah sofa layaknya kakek kakek yang sedang pinggang.
"Halah gitu doang kok sakit pinggang si kek?"
Kun tertawa puas karena akhirnya dia bisa meledek Ten."Gausah ngeledek ya Lo," Dengus Ten sebal.
"Loh yang duluan ngeledek gue tua siapa ya?" Kun menggelengkan kepalanya sambil memutar bola matanya malas ke arah Ten.
"Loh itu kan kenyataan, kenapa kakek marah?" Tanya Ten meledek Kun habis habisan.
"Sialan ya Lo, durhaka Lo sama Abang kayak begitu." Ten tertawa saat Kun memukulnya dengan bantal sofa.
"Abwang Abwang," Ten dan Kun berhenti bercanda saat Alix menghampiri mereka berdua.
"Kenapa Lix?"
Anak perempuan berambut sebahu itu melihat ke arah barang barang yang masih ada di ruang tamu dan belum tertata dengan rapih.
"Mainan Ayix mana?" Tanya Alix yang membuat Kun menaikan alisnya.
"Loh, kok tanya sama kita? Abang Yangyang kan tadi udah bawain barang barang Alix." Jawab Kun.
"Iyah Ayix tawu, tapi mainan Ayix Ndak ada." Kun menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil menatap Ten bingung.
"Apaan deh anjir lu liat liat?"
"Cariin sana," Suruh Kun.
"Dih gue kan lagi sakit pinggang anjrit! Ga ada ga ada, cari aja sendiri kok nyuruh nyuruh gue sih?" Dengus Ten tak peduli.
"Gue juga sakit pinggang anjrit!"
"Ya gue juga sama!"
"Ihhhh Abwang kok malah belantem si!!! Ayix kan mau mainan!!" Teriak Alix yang membuat keduanya berhenti berdebat.
"Gatau tuh bang Ten nya gak nurut sama bang Kun, marahin Lix!" Adu Kun sambil memasang puppy eyes andalannya.
"Bang Ten!!!! Alix melotot lucu pada Ten, Ten yang di pelototi hanya bisa pasrah sedangkan Kun tertawa puas.
"Iya bentar ya bang Ten coba cariin, siapa tau masih disini. Belum di angkut sama bang Yangyang," Jelas Ten malas, Kun masih tertawa puas sampai sampai tersedak.
"Puas Lo ketawain gue terus! Kena karmanya kan Lo! Dasar kakek kakek gak guna," Kun terbatuk batuk, Alix langsung memberinya segelas air mineral.
Saat sudah berhenti terbatuk Kun melotot sebal pada Ten.
"Tadi Lo bilang apa? Mau gue sembuh hah?" Ten hanya menggali ucapan Kun dengan wajah malas.
"Bang Kun sini deh!!!!" Kun berhenti melihat pada Ten saat Yangyang berteriak memanggil namanya dari arah dapur.
"Apaan dah, Lo nya aja yang kesini anjir gue sakit pinggang!"
"IHHH ABANGNYA SINI DULU NAPA DAH! CUMA SAKIT PINGGANG KOK LEBAY GITU SIHH!!" Kun menghela nafas, mau tak mau ia menghampiri Yangyang yang berada di dapur.
"Mainan Ayix nya ada Ndak bang?"
Ten membuka setiap kardus yang masih ada disini.
"Loh kok gak ada sih Lix?" Tanya Ten tak percaya.
"Loh maca cih?" Alix ikut membantu Ten mencari kardus yang berisi mainannya.
"Bener kan gak ada?" Tanya Ten yang membuat Alix mengangguk sedih.
"Ketinggayan gitu bang?" Tanya Alix sedih.
"Kayaknya sih iya,"
"Loh loh Alix kenapa?" Seru Lucas yang baru saja masuk kedalam rumah dan tiba tiba melihat Alix yang sudah berlinang air mata.
"Mainan Alix ketinggalan di rumah omah, kayaknya gak ke angkut." Ten membantu menjawab.
"Oh yaudah ambilkan dong bang, kasian Alix."
Ten memasang wajah tak terima.
"Loh loh siapa Lo nyuruh gue? Please ya gue lagi sakit pinggang, gue belum makan sekarang udah Lo suruh lagi buat balik lagi ke rumah omah cuma buat ambil mainan Alix?"
"Iya, emangnya kenapa?"
"Lo gak liat apa gue udah kayak kakek kakek gini,"
"Lo mau Alix nangis dua puluh empat jam cuma gara gara mainannya yang ketinggalan?" Ten memasang wajah pasrah.
"Gue lagi sakit pinggang anjrit, apa Lo gak kasian liat gue yang udah jalan kayak gini?"
"Kalo enggak, emang kenapa?" Lucas mencoba menahan tawanya.
Ten sudah benar benar kesal pada Lucas yang terus membantah dan menyulut emosinya. Ten melayangkan bantal sofa yang membuat Lucas pergi keluar.
"Jangan masuk rumah ya kalo Lo belum ambil mainan Alix!" Ten langsung cepat cepat mengunci pintu.
Lucas menggedor gedor pintu rumah agak keras.
"Woy bang tapi gue mau makan dulu ah elah!!"
Ten mengintip dari balik jendela.
"Gak boleh makan kalau belum ambilin mainan Alix!" Lucas mengehela nafasnya, terpaksa ia masuk lagi kedalam mobil.
"Sialan banget emang anaknya,"
"Loh bukannya bang Kun kemarin itu kunci pintunya? Kenapa sekarang gak ke kunci?" Tanya Lucas heran saat pintu rumah omah tak terkunci.
"Apa jangan jangan ada yang masuk ke rumah?" Lucas mencoba mengintip sedikit.
"Tapi kan, Yangyang —bang kun sama bang Ten kan ada dirumah. Terus ini yang masuk siapa?" Lucas memberanikan diri untuk masuk.
Saat sudah beberapa langkah masuk kedalam rumah, ada seseorang disana yang tengah mencari sesuatu. Lucas mengenali orang itu dari perawakannya.
"Anjrit keris itu dimana sih? Omah simpen keris itu dimana sih?"
Lucas tersenyum saat mengetahui jika Hendery sedang mencari keris yang waktu itu ia temukan.
"Maksud Lo keris yang ini Der?"
Hendery menoleh dengan tatapan terkejut.
"NGAPAIN LO DISINI?" Sinis Hendery, Lucas menyunggingkan seringainya.
"Harusnya yang nanya itu gue, ngapain Lo nyari keris ini hah?"