32

18 4 0
                                    

"Sia sia gue ngelakuin ini semua kalau akhirnya Shansa lebih pilih Yoshi dari pada gue."

Xiaojun hanya menggerutu pada dirinya sendiri, merasa bodoh karena ia bisa bisanya mau menolong orang yang tak pernah percaya padanya.

"Mau nyerah tapi gue sayang sama dia,"

Lagi lagi Xiaojun hanya mengeluh. Meski sering merasa lelah dan sia sia tapi Xiaojun tak pernah mampu untuk menyerah. Rasanya menyerah terlalu berat untuknya. Jika ia menyerah begitu saja, dia akan kehilangan orang orang yang dicintainya.

Winwin, Shansa, bahkan dirinya juga bisa saja di renggut oleh iblis itu jika Xiaojun menyerah dari sekarang. Terlalu banyak dampak negatif yang akan Xiaojun terima jika ia benar benar menyerah, namun bertahan pun membuat jiwa dan raganya lelah.

Rasanya terlalu konyol jika Xiaojun menyerah hanya karena Shansa percaya pada Yoshi. Tapi jujur hal itu membuat semangat Xiaojun semakin hari semakin berkurang  bahkan Xiaojun nyaris tak memiliki semangat lagi.

Hati Xiaojun semakin terpukul saat ia juga mengetahui satu kenyataan jika omahnya baru saja meninggal tadi sore, itu yang menyebabkan Xiaojun mencoba beristirahat dari perjalanannya. Hatinya benar benar terpukul karena hal itu.

"Omah maafin Xiaojun, maaf karena Xiaojun gak bisa liat omah buat yang ke terakhir kalinya." Xiaojun menatap jalan setapak yang nampak sangat gelap.

Disini Xiaojun sendirian, kedinginan, kesepian. Mentalnya tertekan, raganya tersiksa, namun dipaksa kuat oleh keadaan yang terus menerus menyeretnya.

"Maaf juga Xiaojun banyak nyusahin omah," Air mata Xiaojun menetes.

Ia sangat merasa berdosa karena tidak bisa ikut mengantarkan omah ke pemakaman, karena Xiaojun merasa dirinya lah yang paling banyak menyusahkan omahnya.

Ruh dan raganya bisa terpisah karena di bantu oleh omahnya, mungkin omah tak pernah membuka rahasia tentang ini karena Xiaojun yang menyuruhnya untuk tutup mulut. Karena Xiaojun tak mau membuat orang orang khawatir akan keadaannya.

"Meskipun Xiaojun gak ikut anterin omah ke tempat istirahat omah yang ke terakhir kalinya, tapi disini Xiaojun tetep doain omah kok." Monolog Xiaojun lagi.

"Semoga omah tenang disana, makasih karena omah udah sering bantu Xiaojun. Xiaojun sayang banget sama omah," disela sela ucapannya Xiaojun terisak.

"Omah juga doain Xiaojun ya, semoga Xiaojun berhasil nolongin bang Winwin sama Shansa."

Xiaojun mengaminkan doanya, ia mengusap wajahnya kasar lalu memeluk lututnya. Ia benar benar membutuhkan sandaran namun tak ada yang bisa dijadikan sandaran untuknya. Kini yang bisa Xiaojun peluk hanyalah dirinya sendiri.

Xiaojun memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya dan memejamkan matanya. Menangis tanpa suara, berdoa agar tuhan segera mengeluarkan dirinya dari semua situasi ini.

Disaat Xiaojun sedang menangis tanpa suara, tiba tiba ada uluran tangan hangat yang memeluknya dari samping. Tangan itu mengusap ubun ubun Xiaojun, lalu memeluknya.

Xiaojun merasa mengenali sentuhan ini. Xiaojun mencoba merasakan sentuhan dan pelukan hangat ini lebih lama.

"Kamu yang kuat ya, omah ada disini buat jagain kamu sama yang lain kok. Omah gak akan pernah pergi tinggalin kalian,"

Saat suara itu terdengar, Xiaojun langsung menoleh ke samping dengan cepat.

"Omah—"

Namun saat dia menoleh tak ada siapa siapa disini, padahal jelas jelas tadi ia mendengar suara omah dengan jelas bahkan pelukan hangat itu terasa benar benar nyata.

Xiaojun menghela nafas berat.

"Mungkin itu cuma khayalan gue," Xiaojun menyeka pipinya yang basah karena tadi menangis.

"Omah beneran ada disini kok, Nak."

Sekali lagi Xiaojun mendongak ke arah sumber suara, bibir Xiaojun gemetar dan membentuk sebuah senyuman kecil. Air matanya kembali menetes, sia sia saja ia tadi  menyeka air matanya toh sekarang pipinya basah lagi.

"Omah—"

Omah tersenyum, dan menarik Xiaojun untuk masuk kedalam pelukan hangatnya lagi. Namun saat ia berhasil memeluknya, lagi lagi bayangan omah hilang dari penglihatannya.
Xiaojun tersenyum, mungkin omah memang berada disini, namun Xiaojun nya saja yang tak bisa melihat hal itu.


















"Xiaojun janji, Xiaojun bakal jadi anak kuat omah."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
死亡之书 [Siwang Zhi Shu] | HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang