"Nanti nanti kalau Hendery datang ke pemakaman juga Lo gak boleh bersikap kayak kemarin."
Baru saja Lucas masuk mobil dan duduk, ia sudah mendapatkan ceramah dari Kun yang duduk di kursi kemudi, dan itu tepat di sampingnya.
Di dalam mobil hanya ada Lucas dan Kun, yang lainnya masih siap siap untuk pergi ke pemakaman. Mereka semua naik mobil bersamaan kecuali Ten, karena Ten harus menjaga jasad omah mereka yang di bawa oleh mobil ambulans.
"Yangyang sama Alix mana?"
"Masih siap siap," Datar Lucas.
"Lo denger apa yang gue bilang tadi kan?" Jika tadi Lucas menjawab, sekarang ia malah mengunci mulutnya rapat rapat dan tidak mau berbicara ataupun menjawab pertanyaan dari Kun soal hal itu.
"Cas,"
Lucas menghela nafas.
"Gue gak suka ya Cas kalo Lo kayak gitu sama Hendery, mau gimana gimana juga dia tuh tetep saudara kita."
Lucas tertawa konyol namun matanya nampak sendu.
"Apa Lo bilang? Saudara? Lo aja sana anggap dia saudara Lo. Gue ogah banget nganggep dia saudara gue." Tolak Lucas.
"Kalo dia saudara kita, mana mungkin dia mau hancurin kita. Apa yang udah dia lakuin ke Xiaojun sama Winwin itu belum cukup jadi bukti kalau dia itu orang jahat hah? Tolol Lo bang!"
"Saudara itu harusnya saling jaga, bukan saling bunuh." Lanjut Lucas yang mencoba meredam emosinya.
"Tapi kan kematian omah juga belum tentu gara gara dia ngelakuin sesuatu yang nggak nggak, buktinya kalau dia yang ngelakuin hal gabaik mana mungkin dia kemarin mau ngelayat omah." Jelas Kun.
Lucas lagi lagi memasang wajah tak paham.
"Mana ada sih psikopat ngaku? Gue udah gak ngerti lagi sama jalan pikiran Lo bang. Dari semua kasus yang udah Hendery lakuin ke kita kita, bisa bisanya Lo masih mikir positif ke dia?"
"Ya gue bukanya m-"
"Terserah Lo deh bang, kalau mau mikir positif mikir aja sendiri jangan ajak ajak gue, gue kalau udah benci ya benci." Lucas memotong ucapan Kun dengan cepat.
Saat mereka baru saja selesai berdebat Yangyang datang bersamaan Alix yang berada di pangkuannya.
"Tapi tetep aja nanti di pemakaman Lo harus jaga sikap Lo Lucas, apa Lo gak malu ribut depan banyak orang? Kalau orang lainnya mikirnya aneh aneh gimana?" Yangyang dan Alix hanya menatap Kun yang sedang berdebat dengan Lucas.
"Yaudah sih kalau orang mikir kalau kita aneh aneh kan itu emang kenyataannya, orang keluarga kita beneran aneh."
"Mana ada coba keluarga yang isinya saling bunuh?"
Mereka berempat sudah tiba di pemakaman, ternyata Ten sudah ada lebih dulu dari mereka. Lucas jalan lebih dulu dari yang lain, karena ia masih merasa sebal dengan Kun yang terus menyuruhnya untuk berpikir positif pada Hendery.
"Udahlah bang, lain kali kalau Lucas maunya ini itu udah biarin aja turutin aja maunya dia, dia kalau udah marah tuh bakal marah banget. Entah Abang ataupun adek dia tuh pasti tetep ngelawan. Lo liat aja sekarang bang," Ucap Yangyang pada Kun yang berjalan di sampingnya.
"Ya gue bukannya mau bikin dia marah, tapi sikap dia bikin keluarga kita tambah malu. Gue tau dia kesel dan gue juga sama sama kesel tapi apa salahnya sih nunda amarah itu sebentar aja? Harus banget kita ngeluapin amarah kita depan orang orang? Kan gak enak di liatnya juga Yang."
Yangyang hanya menghela nafas, ia tak bisa mengkritik lagi.
Ada banyak orang yang datang ke pemakaman, namun ada satu orang yang menarik perhatian Lucas sedari tadi.
Iya ternyata Hendery juga datang kesini. Lucas terlihat sebal saat mengetahui hal itu. Ia mencoba untuk marah namun saat ia hendak beranjak dari tempatnya Alix malah menarik tangannya.
"Temenin Ayix, Om." Alix memeluk lutut Lucas, membuat Lucas mengurungkan niatnya yang tadinya akan memarahi Hendery karena datang kesini.
Pemakaman akhirnya selesai juga, sebagian orang mulai pergi secara berangsur angsur.
Hendery masih belum pergi, ia masih saja memeluk nisan omahnya dan sesekali menangis.
"Ngapain Lo nangis? Kocak ya Lo yang bunuh omah tapi Lo juga nangis di depan makan omah. Belajar jadi orang tolol dimana hah?"
Entahlah setiap melihat wajah Hendery, hati Lucas malah menjadi selalu kesal. Ia tak pernah percaya dengan tetesan air mata Hendery itu, baginya itu semua hanyalah air mata buaya agar orang orang tak mencurigai hal ini padanya.
"Cas-"
"Apa bang? Lo mau larang larang gue lagi hah? Lo mau bela dia lagi hah?"
"Siapa yang ngebela sih Cas, gue cuma gak mau kita ribut ribut. Apa Lo gak kasian sama omah? Omah pasti sedih kalau liat kita berantem di depan dia kayak gini."
"Halah, terus aja Lo bela dia."
"Yang Lo lakuin ini udah keterlaluan banget cas."
Lucas tertawa.
"Apa? Gue baru ngelakuin hal gini doang udah di bilang keterlaluan sama Lo?" Tanya Lucas pada Kun dengan wajah sebal.
"Kalau gue keterlaluan, terus dia apa bang?" Lucas menunjuk Hendery.
"Gue bener bener udah gak ngerti lagi sama Lo," Lucas mengambil ancang ancang untuk segera pergi dari area pemakaman.
"Semua orang sama aja, sama sama bajingan."