"Segini udah cukup?" Tanya Hendery sambil bertanya pada Kun yang berada di atas.
Kun memperhatikan tanah yang di gali oleh Hendery.
"Kayaknya udah cukup, mau di kuburin langsung aja?"
Hendery mengangguk dengan baju lusuh dan wajahnya yang penuh dengan keringat. Hendery baru saja selesai menggali tanah untuk menguburkan jenazah Yora yang sempat di awetkan selama berbulan bulan bahkan hampir genap satu tahun.
Hendery pergi beranjak dari liang lahat dan mengangkut peti yang berisi jasad Yora itu bersamaan dengan Kun.
"Semoga Lo tenang di sana ya Ra, kita semua udah belajar ikhlasin Lo." Hendery perlahan menyimpan peti itu di liang lahat yang baru saja dia gali.
Hendery naik lagi, menimbun peti yang sudah berada di bawah dengan tanah bekas galian tadi.
Hendery dan Kun sama sama merapikan tanah tersebut agar kuburan Yora nampak rapih dan tidak berantakan.
Hendery memasangkan nisan, sedangkan Kun menyimpan foto cantik Yora di dekat nisan tersebut. Senyuman cantik itu membuat Kun semakin terasa sangat sedih.
Hendery mengusap nisan tersebut, sesekali tersenyum samar. Ternyata mengikhlaskan Yora tak semudah itu.
Hendery memeluk nisan itu, sedangkan Kun hanya mengusap bahu Hendery lembut.
"Udah, biarin Yora tenang disana. Yora seneng kalau misalnya Lo udah bener bener ikhlasin dia. Dia gak bakal lagi kesakitan kayak malem itu," lirih Kun.
"Kenapa Lo gak nangis?"
Kun menghela nafasnya, sebenarnya ia ingin menangis namun rasanya itu terlalu berat untuk Kun.
"Gue gak mau bikin Yora sedih disana, Yora bakal sedih kalau liat kita lagi nangisin dia."
Ponsel Kun berdering saat ia sedang mengobrol dengan Hendery. Kun merogoh ponselnya, dan menatap Hendery sekilas kala melihat Yangyang yang menghubunginya.
"Yangyang kenapa?"
"Gue juga gak tau," Kun mendekatkan ponsel ke telinganya.
"CEPET KERUMAH ABANG!!!" Belum sempat berbicara Yangyang sudah berteriak panik di sebrang sana.
"WINWIN BUTUH LO BANG!"
"Yang Lo beresin gudang belakang sana, dari pada main game terus." Titah Ten yang sedang membersihkan debu di sekitar pigura foto yang berada di ruang tamu.
"Kenapa gak Lo aja sih yang bersihin? Tanggung nih gue!" Yangyang tetap fokus pada gamenya.
"Kalau di suruh tuh jangan ngeyel cepet turutin!"