"Papa jahat, padahal kemaren Ara udah nemuin orang yang mau jadi mama buat Ara."
Aksara Madeva, laki-laki yang berstatus sebagai ayah dari putri satu-satunya bernama Arabel Madeva ini lagi-lagi hanya bisa membuang nafas kasar untuk yang kesekian kalinya.
Ara anaknya sejak kemarin terus saja membicarakan masalah yang sama padahal hal ini sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu.
Bukan Aksa tidak mau menuruti permintaan putrinya, namun memang Aksa sudah tidak percaya lagi dengan yang namanya perempuan. Aksa sudah berjanji untuk tidak membuka hatinya pada siapapun sekalipun Ara meminta untuk dicarikan seorang ibu.
"Pokonya Ara mau ngambek, papa gak boleh deket-deket Ara." Ara turun dari kursi meja makan lalu berjalan cepat dengan hentakan kaki kecil yang terdengar.
"Sarapannya abisin dulu, Ara." Ara sempat berhenti melangkah saat mendengar seruan dari ayahnya, namun tak berselang lama gadis kecil itu memeletkan lidahnya lalu melanjutkan langkah tanpa memperdulikan lagi panggilan Aksa.
Untuk kesekian kalinya lagi hembusan nafas terdengar, Aksa tidak menyangka putri kecil yang dia besarkan selama 5 tahun kini sudah tau bagaimana caranya merajuk. Waktu berjalan terlalu cepat dan Aksa selalu merindukan masa-masa dimana Ara masih dalam gendongannya dulu.
Melirik jam di tangannya sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Aksa segera bergegas membawa tasnya untuk berangkat ke kampus.
Aksa memang masih kuliah, umurnya bahkan masih dua puluh tiga tahun. Aksa memang sudah menjadi papa muda sejak dirinya masih berusia delapan belas tahun.
Tentu saja, untuk menjadi seorang ayah di usia muda adalah sebuah kesulitan yang Aksa jalani karna hal ini sudah pasti sangat mengganggu pendidikannya. Aksa memang bodoh karna pernah menjadi pria brengsek saat masa sekolah dulu sampai-sampai dirinya harus menanggung tanggung jawab sebesar ini.
Singkatnya, Ara anaknya adalah hasil hubungan terlarangnya dengan mantan kekasih saat SMA dulu. Insiden yang ingin Aksa lupakan saat dirinya ceroboh meniduri pacarnya karna tidak terima saat pacarnya lebih memilih bersama pria lain.
Jangan tanya kemana perginya wanita itu sekarang, Aksa bahkan tidak mau mengingat-ingat lagi masalalu kelam yang dia harap menghilang dari isi kepalanya.
"Bi, jagain Ara, ya, saya berangkat dulu." Aksa berpesan pada wanita paruh baya yang dia bayar untuk menjadi babysitter putrinya.
Setelah mendapat anggukan mantap dari Bi Loli, Aksa segera mengambil kunci motor yang tergantung di pembatas dapur dan ruang tengah.
Sambil memutar-mutar kunci ditangannya Aksa baru saja teringat kalau hari ini adalah hari terakhir orientasi mahasiswa baru di kampusnya.
Aksa hampir saja lupa kalau hari ini adalah giliran demo eskul timnya yang akan tampil. Bergegas Aksa segera melajukan motor besarnya menuju kampus. Sebagai ketua, Aksa tidak mungkin datang terlambat kan.
***
Keynara Arrayan, seorang mahasiswa baru yang kini tengah celingukan mencari-cari seseorang yang katanya akan melakukan pertandingan basket untuk acara demo eskul hari ini.Lama mencari sampai matanya langsung menemukan sosok yang dia cari tengah berjalan santai dengan baju basket kesayangannya. Para maba perempuan yang dilewatinya banyak yang menjerit histeris menatap kagum laki-laki tampan nan tinggi itu. Tapi tidak dengan Nara, dia malah memutar bola mata malas seolah muak melihat sahabat sekaligus tetangganya itu tebar pesona.
"Sok ganteng!" Seruan Nara mendapat balasan tawa lucu dari lelaki bernama Bastian yang kini sudah berdiri di depannya.
"Emang gue ganteng, gak nyadar?" Nara mencebik lalu memilih melangkah lebih dulu yang langsung disusul oleh lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PAPA MUDA]
Genç Kurgu[NO PLAGIAT!] "Tante mau gak jadi mamanya, Ara? Papa Ara ganteng kok." "Eh? Ini anak siapa anjir? Tiba-tiba minta gue jadi emaknya?" ×× [[‼️Mengandung Kata-Kata Kasar‼️]] Start : 28 Juni 2022