Chapter 5

1.5K 188 3
                                    

Berkat bantuan Jeonghan, rencana S.Coups benar-benar berjalan dengan lancar. Setidaknya, dia sudah mendapatkan lima orang anggotanya.

" Setelah ini, kurasa aku harus mengajak Dino" ucap S.Coups pada dirinya sendiri saat dia tengah bercermin.

Pagi ini, dia akan berangkat bersama Jeonghan sembari membahas beberapa hal mengenai rencana mereka. Jadi, dia harus datang ke rumah temannya itu pagi sekali.

Sesuai janji, S.Coups tiba di rumah Jeonghan. Baru saja dia ingin memanggil Jeonghan, suara bentakan diikuti barang pecah terdengar di telinganya. Tentu saja dia mengurungkan niatnya dan hanya diam saja.

' Ada apa dengan keluarga Jeonghan?' batinnya penuh tanda tanya, walaupun ada beberapa pikiran buruk di kepalanya.

Tidak lama, pintu terbuka dan menampilkan Jeonghan dengan wajah kusut. Namun tidak lama, raut tidak ramah menghiasi wajah Jeonghan.

" Ah, pagi. Aku datang sesuai janjiku" ucap S.Coups canggung.

" Iya. Ayo berangkat"

Sepanjang perjalanan mereka menuju sekolah, hanya ada kebisuan. Seolah-olah mereka sedang bertengkar. Padahal S.Coups sendiri tidak tahu kenapa Jeonghan hanya diam saja sejak tadi.

" Jeonghan-ah,"

" Kalau kau mau membahas soal yang tadi, aku tidak akan menjawab"

S.Coups tentu saja diam setelah mendengar sahutan Jeonghan. Dari nadanya saja, S.Coups tahu kalau Jeonghan benar-benar tidak mau membahas soal itu.

" Apakah ada yang tahu soal itu?" tanya S.Coups berhati-hati.

" Kan sudah kubilang aku tidak mau membahasnya! Kau tidak paham bahasa manusia ya?"

" Hanya ini saja. Aku hanya akan bertanya soal ini saja" pinta S.Coups.

" Haahh..... Tidak ada. Hanya kau yang tahu" ucap Jeonghan.

" Aku benar-benar tidak akan bertanya lagi. Tapi kau yakin membiarkanku mengira-ngira apa yang terjadi?" tanya S.Coups.

S.Coups benar-benar terkejut saat Jeonghan menarik kerahnya dan mendorongnya ke pohon yang ada di dekat situ. Untuk pertama kalinya, S.Coups melihat Jeonghan yang benar-benar menyeramkan.

" Kau berniat mengatakannya pada orang lain kan?!"

" Tidak! Tidak! Aku tidak akan mengatakannya" ujar S.Coups sungguh-sungguh.

S.Coups langsung menghela napas saat Jeonghan melepaskan cengkeramannya dari kerah seragam S.Coups. Jeonghan benar-benar tampak berbeda dari yang biasanya S.Coups tahu.

" Kau janji kan? Kalau kau mengkhianatiku, itu artinya kau berbohong soal kau yang dari masa depan" tanya Jeonghan.

" Aku berjanji! Aku kan temanmu. Mana mungkin aku membocorkan hal yang bahkan aku sendiri belum tahu kebenarannya" janji S.Coups.

Keduanya pun kembali berjalan menuju sekolah dengan damai. Walaupun jujur saja, S.Coups benar-benar penasaran. Selama ini, baik dia maupun anggotanya yang lain tidak ada yang tahu soal masalah ini.

Atau ada yang sudah tahu?

***

" Dino itu siapa?" tanya Jeonghan.

" Ah, itu. Anak kelas satu yang bernama Lee Chan. Di masa depan, dia menggunakan nama panggung Dino" ucap S.Coups.

Saat ini, keduanya sedang membahas perihal rencana mereka. Rencana S.Coups yang berikutnya adalah merekrut Dino yang merupakan dancer terkenal di sekolahnya.

" Kau yang akan mengajaknya atau aku?" tanya Jeonghan.

" Kurasa aku yang akan mencoba mengajaknya. Kau..... Kau bantu aku kalau aku kesulitan" ucap S.Coups.

" Hmm...... Oke. Lalu? Setelah Lee Chan, siapa?" tanya Jeonghan.

" Kau kenal Seungkwan? Atau Vernon? Ah, Mingyu! Kau tahu kan?" tanya S.Coups.

" Mingyu yang populer itu? Dia anggota kita juga?! Wah, keren"

S.Coups hanya bisa tersenyum saja. Ternyata dulu orang-orang berbeda. Jeonghan dulu ternyata mengagumi Mingyu. Tapi di masa depan, Jeonghan sering menjahili Mingyu.

" Nah, kau bisa rekrut salah satu diantara mereka. Karena The-ah, maksudku Minghao dan Jun kan masih di China. Lalu Joshua juga masih di LA" ucap S.Coups.

" Oke, kita bagi rencana. Kau, rekrut Lee Chan. Aku akan ke salah satu diantara mereka" ucap Jeonghan.

" Sip. Wah, ternyata kau lebih berguna dibanding dugaanku" ucap S.Coups.

" Hei, memangnya aku se-tidak berguna apa di masa depan?"

S.Coups tidak menjawab pertanyaan Jeonghan. Dia tidak mungkin membuat Jeonghan besar kepala dengan berkata bahwa laki-laki itu benar-benar membantunya dalam banyak hal di masa depan.

" Jeonghan-ah,"

" Hm?"

" Kau harus janji untuk tidak meninggalkanku"

S.Coups menatap Jeonghan yang menatapnya bingung. Dia hanya butuh jawaban iya atas perkataannya tadi. Dia butuh Jeonghan. Dia butuh anggotanya.

Dia butuh Seventeen.

" Suatu saat kan semua orang pasti pergi" ucap Jeonghan.

" Sampai waktu itu tiba. Tolong berjanji padaku sampai waktu itu tiba, kau tidak akan meninggalkanku" pinta S.Coups.

" Ahh, baiklah"

***

S.Coups membanting tubuhnya keatas kasur di kamarnya. Semenjak dia kembali ke masa lalu, hidupnya menjadi melelahkan. Setiap hari dia tidak bisa fokus dalam pelajaran dan hanya memikirkan soal masa depannya saja.

Bukan. Dia bukannya menyalahkan para anggota lainnya yang lupa ingatan. Dia menyalahkan penyebab semua kekacauan ini.

" Kalau aku berhasil merekrut mereka, lalu apa? Apakah aku juga akan berhasil menjadikan kami kembali menjadi Seventeen?" gumamnya.

Masalah S.Coups hanya ada pada sosok misterius itu. Dia pasti laki-laki jika di dengar dari suaranya. Yang pasti, orang itu mengenalnya dan memanggilnya Seungcheol.

" Dia pasti mengenalku di masa lalu" gumam S.Coups.

Kalau diingat-ingat lagi, S.Coups dulu hanya berteman dengan gengnya saja. Sebelum akhirnya dia direkrut Pledis Entertainment. Setelahnya, temannya hanya para anggota Seventeen dan beberapa artis saja.

" Arghh!! Apa hanya aku saja yang mengalami ini?! Apa idol lain tidak?" kesal S.Coups.

" Seungcheol-ah! Temanmu datang mencarimu!"

S.Coups langsung merubah posisinya menjadi duduk. Teman? Teman yang mana yang Ibunya maksud? Apakah Jeonghan datang ke rumahnya untuk membahas sesuatu?

" Seungcheol-ah, kau tidur?!"

" Tidak! Iya, sebentar. Aku akan keluar" ucap S.Coups.

Dia pun segera keluar setelah mengganti seragamnya dengan pakaian rumah. Ini masih sore, temannya yang mana yang datang ke rumahnya disaat mereka baru pulang sekolah?

" Siapa yang-"

S.Coups terdiam begitu melihat siapa yang datang dan bagaimana keadaan sosok temannya itu. Pikirannya penuh dengan banyak tanda tanya, hingga satu wujud manusia muncul di kepalanya.

Yang pasti, saat ini S.Coups sangat marah.

Tbc.

Aku gak nyangka cerita ini bakal ada yang baca disaat baru publish. Yang pasti, aku seneng banget. Makasih buat kalian para Carat yang terus mendukung Seventeen sampai saat ini.

Makasih juga buat kalian yang udah luangin waktu buat baca cerita ini. Tanpa kalian, cerita ini gak ada maknanya.

Sampai ketemu di chapter berikutnya~

Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang