Menyelinap masuk rumah seseorang, memang bukanlah hal yang sulit bagi seorang Choi Seungcheol. Dia sudah biasa melakukannya dulu saat sekolah. Ditambah dia sering menyelinap saat di agensi, untuk mengambil beberapa cemilan untuk anggotanya.
Masalahnya adalah, seandainya dia ketahuan oleh orang tua Jeonghan maka tamat riwayatnya.
S.Coups bukannya takut dengan sepasang suami istri palsu itu. Hanya saja, disini mereka adalah orang tua Jeonghan. Jika dia berbuat hal yang tidak terpuji seperti masuk lewat jendela kamar Jeonghan, maka namanya akan jelek di mata mereka. Dan itu mungkin saja akan membuat mereka menghalangi dirinya berteman dengan Jeonghan.
' Yah, kalau memang benar mereka juga bersekongkol, maka tidak ada gunanya aku memasang wajah baik' batin S.Coups.
Kamar Jeonghan ada di lantai dua. S.Coups dengan mudahnya melompat dan berhasil masuk lewat balkon kamar Jeonghan. Dia mengintip ke dalam dan mendapati kamar Jeonghan sepi dan gelap.
Berbekal kunci jendela kamarnya, S.Coups masuk dan langsung menuju laci di nakas samping tempat tidur Jeonghan. Dia tersenyum saat dirinya berhasil mendapatkan sebuah buku berwarna biru tua.
" Tugasku selesai. Waktunya kembali"
Baru saja S.Coups ingin keluar, suara langkah kaki menuju kamar Jeonghan terdengar. Tentu saja dia refleks bersembunyi di balkon kamar. Tidak lupa dia juga menguncinya dengan cepat.
' Fiuh, untung saja aku cukup cepat' batinnya.
S.Coups tidak berani langsung kembali ke sekolah. Dia pun diam disana dan menunggu siapapun itu seseorang yang ingin masuk ke dalam kamar Jeonghan.
" Anak itu pasti menyembunyikan sesuatu di kamarnya"
S.Coups refleks membekap mulutnya sendiri. Ternyata yang masuk adalah Ibu palsu Jeonghan. Entah apa tujuannya, yang pasti saat ini wanita paruh baya itu sedang mengobrak-abrik kamar Jeonghan.
" Sial! Dimana barang itu?!"
' Barang apa?'
S.Coups ingin mengintip, namun resiko dirinya ketahuan sangatlah besar. Jadi dia hanya bisa menunggu hingga ada kesempatan baginya untuk keluar.
Bahkan jika itu berarti sampai menunggu Jeonghan pulang.
***
" Kan sudah kubilang itu berbahaya. Kau tidak mendengarkanku sama sekali. Bagaimana kalau ketahuan?"
S.Coups meringis mendengar ceramahan Jeonghan yang masih berlanjut semenjak laki-laki itu menginjakkan kakinya di kamarnya. Di sebelahnya, Joshua hanya mengangguk saja mengikuti perkataan Jeonghan.
" Kalau kau kenapa-napa, aku dan Shua-ya bisa panik. Kau tidak memikirkan kami sama sekali ya?"
" Bukan begitu, Jeonghan-ah. Aku hanya-"
" Hanya apa? Kau hanya melakukan semuanya sendiri. Kau tidak memerlukan kami kan?" potong Jeonghan tajam.
S.Coups hanya diam saja kali ini. Dia tidak berani membantah, karena Jeonghan benar-benar marah. Kalau dia membantah lagi, bisa-bisa dia ditelan hidup-hidup.
" Jeonghan, sudah. Lagipula S.Coups selamat kan? Jadi jangan terlalu memarahinya" ucap Joshua akhirnya.
" Shua-ya, dia itu egois. Padahal kita ke masa lalu bersama-sama, walaupun hanya dia yang ingat awalnya. Tapi kan kita harus melakukannya bersama-sama agar bisa berhasil, bukan hanya dia saja" ucap Jeonghan.
S.Coups tertampar perkataan Jeonghan. Memang sejak dia memutuskan untuk mengajak semua anggotanya bergabung kembali, dia sudah memutuskan untuk tidak melibatkan siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till The End
FanfictionKembali ke masa sekolah mungkin adalah impian bagi kebanyakan orang yang masih ingin menikmati masa muda mereka. Tapi itu tidak bagi sosok laki-laki bernama Choi Seungcheol. Setelah kehadiran sosok misterius di konser mereka, secara tiba-tiba dia da...