Chapter 19

996 154 3
                                    

Seorang laki-laki tampak terengah-engah setelah tadi menerima beberapa pukulan di sekujur tubuhnya. Dia menatap langit dari atas atap. Langit yang biru cerah, namun tidak untuknya.

Semenjak dia masuk SMA, dia sudah mengalami ini dan dia sudah terbiasa. Bahkan mungkin bisa dibilang ini adalah makanan sehari-harinya.

Satu-satunya teman yang tahu keadaannya adalah sosok jenius yang benar-benar hebat di matanya. Sosok brilian yang tidak bisa dibandingkan dengan dirinya yang tidak bisa apa-apa.

" Aish, Wonwoo-ya kau disini lagi?"

Wonwoo, laki-laki itu menoleh dan mendapati Woozi berjalan mendekatinya. Padahal Woozi sendiri yang bilang jika dia tidak suka di rooftop, tapi dia tetap naik demi Wonwoo.

" Mereka lagi? Apakah mereka tidak bosan?" tanya Woozi saat melihat luka lebam di tubuh Wonwoo.

Wonwoo hanya diam saja saat Woozi mengoceh sembari mengobati lukanya. Kalau bukan Woozi, Wonwoo tidak tahu siapa lagi yang akan peduli padanya.

" Jihoon-ah,"

" Hm?"

" Apa aku akan tetap seperti ini sampai lulus?"

Pertanyaan Wonwoo membuat Woozi mengangkat kepalanya. Tidak lama, helaan napas keluar dari laki-laki yang lebih pendek dari Wonwoo itu.

" Kalau kau tidak mau seperti ini terus, lawan mereka. Jangan diam saja saat mereka menghajarmu" ucap Woozi.

" Tapi mereka banyak dan kuat. Aku hanya sendiri" ucap Wonwoo.

" Apa..... Aku bisa minta bantuan pada Seungcheol-Hyung?"

Kali ini Woozi dan Wonwoo sama-sama saling bertatapan. Mereka seperti memiliki ide yang sama, namun tidak berani mereka realisasikan.

" Haha..... Mana mungkin dia mau membantuku kan?" tawa miris Wonwoo.

" Kau bisa mencobanya. Seungcheol-Hyung kan sekarang ada di tim yang sama dengan kita. Mungkin saja dia mau membantu kita" ujar Woozi, walaupun dia sendiri ragu akan perkataannya.

" Hmm...... Mungkin saja dia mau"

***

Akhir-akhir ini, Jun merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Dan itu berdampak pada latihannya bersama Minghao yang sering mereka lakukan setiap istirahat di gudang sekolah yang sepi.

" Jun-Hyung, kau baik-baik saja?" tanya Minghao. Ini yang kelima kalinya dia bertanya.

Jun menoleh dan tersenyum," aku baik-baik saja. Kau fokus saja pada latihan," ucapnya.

Walaupun dia berbicara begitu, tapi dia tidak bisa berpura-pura baik-baik saja. Tubuhnya serasa akan remuk dan kepalanya benar-benar pusing. Kalau dia memaksakannya, mungkin dia bisa jatuh pingsan sebentar lagi.

" Jun-Hyung, ayo istirahat dulu. Kau pucat sekali" ucap Minghao khawatir.

Minghao membantu Jun untuk duduk dan langsung memberikan laki-laki yang lebih tua setahun darinya itu minum. Minghao tidak bisa tidak gelisah melihat Jun yang tampak seperti tidak bernyawa.

" Hyung, kau baik-baik saja?" tanya Minghao khawatir.

" Kepalaku..... Aku merasa pusing. Tubuhku juga sakit semua" lirih Jun.

Minghao langsung menegakkan badannya gelisah. Dia memutar otaknya, mencari cara membawa Jun ke rumah sakit. Tapi dia baru ingat jika dia tidak membawa banyak uang.

" H-Hyung, apa kita ke rumah sakit saja? Masalah biaya, biar aku yang pikirkan" ucap Minghao, walau dia tidak tahu dimana dia harus mencari pinjaman.

' Ibu, bagaimana ini?' batin Minghao menjerit gelisah.

" Hei, aku baik-baik saja. Kau-"

Mata Minghao membulat saat Jun limbung kearahnya. Dia dengan sigap menangkap tubuh seniornya dengan tangannya yang gemetar. Napas panas Jun terasa di tangannya.

" Hyung! Hyung, bangun!"

Minghao panik, tanpa sadar dia menangis. Di sela kepanikannya, dia melihat sosok Joshua melintas. Tanpa pikir panjang, dia membuka pintu gudang dan memanggil sang senior.

" Jisoo-Hyung!!"

Joshua yang kebetulan lewat, langsung tersentak kaget. Dia berbalik dan mendapati Minghao yang menangis. Tentu saja instingnya menyuruhnya untuk segera menghampiri adiknya itu.

" Ada ap-"

" Jun-Hyung! Dia pingsan! Aku tidak tahu harus bagaimana. Tolong bantu aku!!" potong Minghao.

Joshua langsung masuk dan mendapati Jun sudah tergeletak di lantai. Dia memangku kepala Jun dan berusaha membangunkan laki-laki China itu.

" Ambil ponselku dan telepon S...eungcheol" ucap Joshua dengan mata yang mengarah pada kantung jaketnya.

Minghao mengambilnya dan langsung menelepon S.Coups. Namun tidak ada tanda-tanda panggilannya diangkat. Jadi Minghao langsung berinisiatif menelepon Jeonghan.

" Halo, Shu-"

" Jeonghan-Hyung, ini aku Myungho"

" Oh, Myungho. Ada apa? Kenapa kau-"

" Tolong ke gudang belakang bersama Seungcheol-Hyung. Jun-Hyung pingsan"

" Jun apa? Oke, aku kesana. Tunggu disana"

Minghao mematikan panggilannya dan fokus pada Joshua dan Jun. Dia menggigit bibirnya gelisah. Jun tidak pernah seperti ini semenjak dia mengenal seniornya itu.

" Jisoo-Hyung, apa Jun-Hyung akan baik-baik saja?" tanya Minghao.

Joshua yang sedang mengecek keadaan Jun, langsung menoleh. Dia bisa melihat bagaimana Minghao mengkhawatirkan Jun, seolah-olah Jun adalah satu-satunya harapannya untuk hidup.

" Tenang saja, Jun kuat. Dia pasti akan baik-baik saja" ucap Joshua.

Tidak berselang lama, S.Coups membuka pintu dengan kencang. Dia datang bersama Jeonghan, Dokyeom, dan Hoshi karena tadi mereka sedang bersama.

" Apa yang terjadi? Kenapa Jun bisa pingsan?" tanya S.Coups.

Joshua mengalihkan pandangannya kearah Minghao. Tentu saja semuanya langsung menatap Minghao yang sejak tadi diam saja.

" Tadi..... Kami sedang latihan. Lalu Jun-Hyung tampak pucat, jadi aku memintanya untuk istirahat. Saat sedang duduk, tiba-tiba saja dia pingsan" ucap Minghao.

" Apa dia terlalu lelah berlatih?" tanya Hoshi.

S.Coups menatap Jun yang tampak tenang. Napasnya teratur, namun terasa panas. Wajahnya lebih pucat dari biasanya. Apakah ini tanda-tanda yang sama seperti saat Jeonghan dan Joshua ingat?

" Kita bawa ke UKS saja. Biarkan guru yang mengurusnya" ucap S.Coups.

S.Coups menggendong Jun di punggungnya. Dia melangkah menuju UKS, diikuti Jeonghan, Minghao, dan Hoshi.

Joshua sudah siap untuk ikut melangkah menuju UKS, saat Dokyeom menghadangnya. Tersisa mereka berdua di gudang itu.

" Seokmin-ah, ada apa? Kita harus ikut ke UKS juga untuk tahu apa yang terjadi pada Jun"

" Shua-Hyung, apakah kau juga tidak ingat?"

Tbc.

Kali ini lebih pendek dari biasanya, karena aku harus motong pas bagian Dokyeom sama Joshua. Biar kalian penasaran (. ❛ ᴗ ❛.)

Sampai ketemu di chapter berikutnya~

Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang