Chapter 9

1.2K 178 4
                                    

Seingat S.Coups, dulu saat dia masih SMA temannya sangatlah banyak. Dia pergi ke kafetaria, pasti ada yang menemaninya. Dia ingin bolos, pasti ada saja yang ikut.

Tapi sekarang, teman satu-satunya hanyalah Jeonghan.

Walaupun dia sudah membuat grup dengan beberapa anggotanya yang lain, tapi dia lebih dekat dengan Jeonghan. Jadi dia kemana-mana hanya bersama Jeonghan.

" Jeonghan-ah,"

" Hm?"

" Kau tidak bersama temanmu yang lain?" tanya S.Coups.

Sejujurnya, dia merasa tidak enak pada Jeonghan. Jeonghan adalah murid yang populer karena prestasinya. Pastinya, dia memiliki banyak teman yang bisa diajak ke kafetaria saat jam istirahat.

Lalu, kenapa dia selalu bersama S.Coups?

" Kenapa? Kau mau mengusirku ya?" tanya balik Jeonghan dengan nada mencibir.

" Bukan begitu. Aku hanya...... Merasa tidak enak? Kau kan punya banyak teman, tapi karenaku kau kemana-mana bersamaku" ujar S.Coups.

" Ahh...... Kau kenapa harus mengkhawatirkan hal tidak penting?" tanya Jeonghan.

" Sejujurnya, aku tidak memiliki teman yang pasti. Mereka hanya datang disaat butuh atau disaat penting dan pergi disaat keperluan mereka selesai" lanjutnya.

S.Coups yang mendengarnya, entah mengapa merasa kesal. Ternyata ada juga orang yang seperti itu kepada Jeonghan. Padahal laki-laki itu sangatlah baik pada mereka.

" Kau tahu dan tetap meladeni mereka?" tanya S.Coups tidak percaya.

" Yah, kan kasihan kalau tidak kuladeni" sahut Jeonghan.

' Kau terlalu baik, Jeonghan-ah' batin S.Coups.

" Yo! Jeonghan-Hyung!"

Keduanya langsung menoleh begitu mendengar suara Dokyeom yang menyapa Jeonghan. Dokyeom tidak sendiri, dia bersama Hoshi seperti biasanya.

" Eh, ada Seungcheol-Hyung. Apa kabar, Hyung?" sapa Dokyeom, begitu melihat S.Coups berbalik.

" Baik, ayo sini bergabung dengan kami" ajak S.Coups, berusaha mengakrabkan diri lagi.

Bersama dengan anggotanya, entah mengapa S.Coups kali ini merasa ingin menangis. Dia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, karena dia tidak pernah terpikirkan akan berpisah dengan mereka.

' Tapi kali ini, kami berpisah. Kami sama-sama tidak mengenal satu sama lain. Kami adalah orang asing bagi diri kami masing-masing' batinnya.

S.Coups memperhatikan bagaimana Dokyeom dan Hoshi saling melemparkan candaan, yang entah kapan akan dia lihat lagi. Lalu, Jeonghan yang memberikan reaksi atas candaan tersebut.

S.Coups hanya bisa tersenyum seraya merekam apa yang dia lihat saat ini. Pemandangan yang benar-benar membuat S.Coups merasa kembali ke masanya.

" Seungcheol-ah!"

S.Coups tersentak saat Jeonghan meneriakinya," ada apa?" tanyanya.

" Kau kenapa melamun? Apa kau lupa mengerjakan tugasmu?" tanya Jeonghan.

" Ah, tidak. Aku tidak apa-apa" sahutnya berbohong.

Mana mungkin dia mengatakan hal tidak masuk akal seperti dia merindukan mereka.

***

Joshua menatap sebuah apartemen di depannya. Ditatapnya lagi sebuah kertas yang dia pegang, untuk memastikan dia tidak salah tempat.

" Kurasa aku benar. Aku hanya perlu ke lantai tiga" gumamnya.

Ditariknya barang bawaannya yang tidak terlalu banyak itu. Dia segera menuju kamarnya di lantai tiga dan meletakkan begitu saja barang bawaannya.

Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang