Bab 53 : Fatal Incident

292 32 1
                                    

Setelah seharian ia bermain dengan kilatan cahaya yang muncul dari kamera, akhirnya Minju bisa juga sejenak merebahkan punggung di kursinya sembari meneguk sedikit americano nya yang jelas sudah tidak terlalu dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah seharian ia bermain dengan kilatan cahaya yang muncul dari kamera, akhirnya Minju bisa juga sejenak merebahkan punggung di kursinya sembari meneguk sedikit americano nya yang jelas sudah tidak terlalu dingin. Minju mengecek ponselnya, barangkali kekasihnya mengiriminya pesan atau semacamnya.

Tapi ternyata tidak ada pesan apapun dari Jaemin yang masuk selain terakhir tadi pagi saat Minju dalam perjalanan menuju lokasi pemotretan. Bicara pemotretan, ini ntah sudah keberapa kalinya dia melakukan pemotretan dalam 1 tahun ini. Ntah berapa kilat kamera yang sudah ia nikmati, dan ntah sudah berapa kue dan bucket bunga yang ia terima. Dan juga ntah berapa orang baru yang ia kenal, orang – orang baik lebih tepatnya.

Jika dulu saat menjadi IZONE dia hanya melakukan pemotretan jika groupnya itu hendak melakukan comeback atau jika IZONE menjadi brand ambassor atau mengisi majalah edisi bulanan, dan itu pun bisa terhitung, tapi sekarang ntahlah Minju sendiri tidak tau harus darimana menghitungnya.

Tapi meski begitu, artinya dalam 1 tahun ini rezekinya sedang lancar – lancarnya. Bukankah itu patut disyukuri, lagipun seperti yang dibilang tadi Minju bukan hanya bertemu dengan orang – orang baru, tapi juga orang – orang baik. Yap, semua staff yang bekerja dengannya sungguh memperlakukannya dengan sangat baik.

Bahkan Minju kadang merasa kurang memberikan impact yang maksimal meski sebenarnya orang – orang sangat puas dengan hasilnya, tapi jika dibandingkan dengan kebaikan mereka jelas masih sangat jauh. Sepertinya banyak rasa syukur yang perlu Minju panjatkan pada Tuhan. Diberi kesehatan, kebahagiaan, bertemu orang – orang baik, dan terpenting dia tetap bersama Na Jaemin.

Meski pertengahan tahun—yah bulan itu bisa dikatakan cukup berat. Ntahlah baginya bagaimana mungkin semuanya mendadak berubah menjadi rumit. Dan tanpa sadar, keduanya menjauh satu sama lain selama 1 bulan lebih. Itu adalah periode terlama dia dan Jaemin tidak berkomunikasi. Jika bertemu, kalian tidak lupa bukan berapa kali pertemuan mereka yang jelas disengaja itu?

Tapi, meski begitu Minju sadar dalam hubungan pasti akan menemui pasang surutnya, diatas atau dibawah, bahagia atau tidak. Nyatanya hubungan orang dewasa jelas akan semakin menemui titik rumitnya, tapi meski begitu jelas orang dewasa mahir menemui penyelesaiannya. Karena yang mereka gunakan tidak hanya sekedar perasaan, ego dimana untuk sekedar meminta maaf harus menimang – nimang siapa yang paling salah.

Minju sadar, pertengkarannya dengan Jaemin saat itu menjadi pelajaran yang berarti baginya. Memang pengalaman itu guru paling terbaik bagi kehidupan bukan? Dari kesalahan itu, Minju bisa memilah mana yang sekiranya harus ia perbaiki dan sebisa mungkin hal itu tidak terulang kembali.

Dia dan Jaemin memang baru menjalin hubungan 1 tahun lebih, tapi baginya Jaemin bukanlah sekedar pria yang hanya mengajaknya berkencan setelah itu mereka sekedar pasangan yang dimabuk asmara. Nyatanya Jaemin lelaki yang mengajaknya berpikir lebih realistis tentang kehidupan.

Bagaimana Jaemin menceritakannya padanya apa mimpi pria itu saja, Minju sadar betapa realistisnya pria ini. Minju tau jelas Jaemin adalah seorang idol, tapi Jaemin menyadarkan Minju jika idol atau public figure hanyalah pekerjaan sementaranya.

[S1] Alphabet, 2021 || Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang