"Dalam kehidupan ini ada banyak hal problem yang terjadi setiap orang memiliki porsi masing-masing dalam mengelola masalah dengan banyak hal, dari segala tipe manusia karena pada dasarnya setiap orang akan dipengaruhi dari berbagai ragam aspek" Kevin mode serius
"Apa kau yakin jaket yang kau temukan dikamarmu milik laluna?" Tanya Ranzo
"Masih belum yakin, namun dari aku pulang ke apartemen kakakku tidak pulang, bahkan aku tidak dapat menghubunginya" Kevin
"Apa kita melakukan kesalahan?"Banni masuk ruangan membawakan makanan untuk keduannya.
"Bukankah seharusnya kita tidak langsung memberi tahu tentang video itu?" Banni mengerutkan dahi menatap Ranzo dan Kevin secara bergantian.
"Secara tidak langsung, kita menghancurkan mentalnya?, kita sudah memberikan tantangan dan dia bisa menyelesaikannya dengan mengalahkan Kevin, tapi setelah dia menang kita seperti mempermainkannya" Banni yang tidak suka pertikaian dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
"Kau benar Banni, seharusnya kita tidak membiarkannya pergi, anggap saja kita menemukan anak gadis harus kita jaga, bukan begitu?" Ranzo lirih
"Apa perlu kita menghubungi ke pihak GMG?" Ranzo.
"Jangan gegabah Ranzo" Banni mode datar
"Yach,.. apakah jaket itu mirip sekali dengan saat mereka live pertandingan antar kota, bukannya waktu itu kita nobar?" Ranzo memastikan karena Kevin tidak membawa Jaket Zechva.
Kevin masih bertanya - tanya tidak mungkin kakaknya yang gila kerja, dan yang dia tahu tidak pernah peduli dengan dunia percintaannya apalagi soal wanita, tiba-tiba mengenal gadis yang tak sekelas dengannya, kakaku seorang pebisnis muda yang berambisi menata kehidupannya dengan aturan yang penuh dengan kedisiplinan segala sesuatunya harus tertata dan terencana, tentu jika ingin mengencani wanita, pastilah yang wanita elegan, seperti model cantik, berkarir dan bermakeup anggun layaknya wanita idaman atau wanita yang berada didunia bisnis yang sama, la ini Laluna gadis tomboy dengan pakainan menyerupaiku, jangankan memakai riasan, dia seperti tidak pernah menyisir rambutnya, ini tidak masuk akal.
"Kita tidak perlu menelfon GMG, kau tidak memahami dengan akurat, kenapa gadis itu langsung pergi setelah melihat video itu?, ada hal yang aneh, bukannya gadis itu bisa saja menghubunginya sendiri dan minta bantuan?, tapi gadis itu memilih untuk pergi dengan bualan ringan" Kevin
Sedang asik dengan obrolannya bersama teman-temannya, tiba-tiba suara phonsel Kevin berdering, telfon itu dari Bibi Ami yang mengabarkan jika kakaknya sudah pulang.
"Aku akan segera kembali" kata Kevin
***
Kevin membuka pintu apartemen,
"Tuan Bel ada dikamarnya" Bibi Ami menyapa dengan ramah
Bel keluar dari kamar untuk makan malam,
"Dooor,.... " Kata Kevin memberi kejutan untuk kakaknya
Belvin hanya tersenyum tipis, karena memang adiknya sangatlah jail
"Aku sudah pulang dari kemarin, kakak baru datang?" Tanya Kevin dengan nada manjanya
"Aku ada urusan" Jawab Belvin singkat sambil mengambil makanan di depannya
"Bagaimana kabar Ayah?" tanya Belvin balik
"Dia sangat sehat" Kevin
"Ow,.. bukannya kamu sibuk dengan tugasmu menjadi manager Hotel Lee Mettew di Mangga Dua?" Belvin
"Iya, aku mengambil cuti"
"Jujurlah, apa yang terjadi?" Belvin mengetahui gelagat kejailan adiknya yang selalu membuat masalah.
"Apa kau mengoda para karyawan disana?, sehingga kau dipecat?"
"Bukan"
"Kau tidak mungkin kemari jika tidak memiliki masalah" Belvin mengeretak menatap adeknya yang belum juga sadar jika dirinya telah beranjak dewasa
"Iya,.. aku malas disana, anak emas sudah datang dari Sydney Australi, aku bosan selalu di banding-bandingkan dengannya" Kevin meraung-raung mengadukan hal sepele kepada kakaknya.
Belvin tersenyum melihat tingkah adeknya,
"Usiamu sudah 24 satu bulan lagi 25 tahun dan kau masih suka marah?, bahkan kau meninggalkan tanggung jawabmu sebagai manager karena hanya dibanding-bandingkan dengan saudara tirimu, sangat kekanak-kanakan" Belvin tersenyum tipis.
"Aaaa,.. kakak, aku tidak marah, aku hanya ingin menenangkan diri" Kevin beralasan.
"Menenangkan diri?" Belvin tersenyum mengejek.
"Iya" masih dengan gaya polosnya yang manja.
"Oke,.. " Belvin menganguk-angukkan kepalanya sambil menyelesaikan makan malamnya.
Sebelum bibi Ami berjalan keluar untuk pulang, bibi membuat bekal makanan yang lumayan banyak porsinya, kemudian meletakkan dihadapan Belvin, tanpa berbicara hanya dengan kode-kode kedipan mata dan jempol kanannya ditaburi sedikit senyuman, bibi Ami langsung berjalan keluar.
"Ini apa?" Tanya Kevin penasaran, menyentuh makanan dalam bekal.
"Aku masih ada urusan, aku harus menginap disuatu tempat bersama Royce" Belvin.
"Dasar gila kerja, sampai akan menginap" Bual Kevin kesal.
Setelah selesai makan dan melihat Belvin bersiap pergi, Kevin memberanikan diri untuk bertanya,
" Kax Bel, aku,... aku,... tak bermaksud mengintrogasi kehidupan pribadimu?" Kata Kevin.
"Tapi apa kau menyimpan wanita dikamarku?" Kevin.
"Apa?" Belvin panik sedikit gelisah mendengar pertanyaan itu.
"Apa kau diam-diam menyimpan wanita di apartemenmu, ketika aku tidak berada disini?" Tanya kevin lagi,
"Och,.. aku tidak bermaksud menyimpannya, tapi memang pernah kamarmu dipakai tidur oleh seorang wanita" Jawab Belvin santai menutupi kegelisahannya.
Pikiran Kevin melayang, sudah pasti wanita itu adalah Laluna yang bertemu kemarin pagi,
"Kax Bel, apa kau kekurangan wanita elite dari kalangan keluarga yang jelas?, dia gembel murahan, bahkan dia pernah tidur dikamarku,..?" Kevin.
Tanpa sepatah kata Bel melayangkan hantaman kemuka adik tercintanya,
"Apa aku terlihat seperti pria nakal yang suka menyimpan wanita?" Belvin.
"Tidak,.. kak kau,.."
"Aku sudah mengusirnya?, apa kau puas?" Belvin memotong Kevin bicara.
"kamu pikir aku laki-laki murahan yang merelakan tubuhku untuk semua wanita? apalagi dengan wanita asing?, jangan kau keluarkan kata-kata yang tidak pantas,..!, hal itu seperti mencabik-cabik harga diriku" Belvin menatap adiknya yang terluka karnanya.
"Apa kau lupa dengan statusmu" Kevin.
Belvin menarik kerah leher Kevin"Jika kau tidak bisa berkata hal yang baik, keluarlah sekarang juga dari apartemenku" Belvin menahan pukulannya, matanya yang tajam menatap marah, tidak seperti biasanya.
Kevin ketakutan, selama ini belum pernah kakaknya semarah ini, apalagi sampai membuatnya babak belur, biasa dia adik yang selalu dianggapnya imut dan dimanjakannya.
"Apa aku keterlaluan?" Kevin terdiam mengusap darah di ujung bibirnya bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Lalu siapa pemilik jaket ini,..?" Kevin memunjukkan jaket GMG milik Zechva.
"Jika kau ingin mengetahui gadis pemilik jaket itu ikutlah denganku malam ini" Kata Belvin.
"Apa?, Aku ikut ?" Kevin.
............................................
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Ready to Love
RomanceMenceritakan seorang gamer wanita yang ingin bebas dalam kehidupannya dan ingin selalu berdiri di kakinya sendiri namun tak mampu, dia menyukai seniornya yang tidak lain juga ketua dalam sebuah team yang menaunginya namun cintanya ditentang oleh aya...