Pemandangan pusat kota yang megah berderet gedung yang menjulang tinggi, dengan keramaian lalu lalang orang-orang yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing, terliat di halte begitu banyak orang mengantri giliran untuk sekedar memasuki bus agar mendapatkan tempat duduk mereka seperti sedang berkompetisi merebutkan kursi kerajaan, aku melihat dari mobil yang dikemudi Royce untuk menjemput kami, entahlah ini milik siapa yang jelas aku sudah tak asing dengan Alpart hitam ini sering di benakku bersama wanita misterius yang yang pernah menjemput Kevin, yach,.. "Kenapa aku berfikir demikian apakah aku mulai cemburu?,.. wach aku tidak boleh semudah ini, aku yakin akan bertemu dengannya disini , yach aku harus mengendalikan perasaanku jagan sampai aku terlihat begitu sangat cemburu" Batin Ze,..
"Wach,... ini Kantor kakakmu?" Zechva saat memasuki loby gedung Bigly Creative yang megah.
"Gedung ini miliknya" Jawab Kevin enteng.
"What,...?" Zechva terkejut.
"Yach kau baru tahu?, jika kak Belvin pebisnis muda yang sangat keren" tambah Ranzo.
"Semua ini pemberian dari kakekku" Kevin.
"Lalu kau dapat apa dari kakekmu?" Celetuk Banni.
"Kakeknya tahu jika diberikan pada Kevin sudah pasti akan habis terjual,.. wkwkwkwk" Kekeh Ranzo bercanda, kami berjalan menuju lift diiringi candaan mereka.
"Aku tak pandai mengelola gedung" jawab Kevin santai.
"Pantas saja ayah ingin Bel yang menggantikan Kenzo di pernikahan ini kah alasannya, dia selalu ingin memiliki menantu kaya" Zechva bergumam.
"Apa ?,.. ayahmu inginkan kak Bel?" Kevin.
"Jika aku menjadi ayahmu tentu akan suka rela kau menikah dengan kak Belvin" tambah Ranzo
"Yach,.. aku menyesal menolaknya,.. aku akan lebih mudah mendapatkan uang 500 juta tanpa menjual suami" Ze menyindir Kevin.
"Sudah-sudah,.. !, sebentar lagi kita akan sampai" Rabanni mode serius menahan tawa.
"Kalian Jahat" Kevin memanyumkan bibirnya.
Setelah sampai di lantai 4 kami di arahkan memasuki studio yang sanagt luas puluhan Karyawan menyapa kami,
"Ainaya,.. dimana kakakku?" Sapa Kevin pada seorang staf distudio.
"Tuan Bel sedang berada di ruangannya, coba saja hubungi pak Royce jika ingin menemuinya" Ainaya.
Wanita bernama Ainaya itu tersenyum pada Kevin, dia menyiapkan kostum dan membantu mengarahkanku ke ruang rias dan ruang ganti,..
"Wach,.. baru kali ini aku bertemu dengan wanita yang cantik namun setomboy anda" Ainaya entah itu hinaan atau pujian.
"Anda bergabung di Lion?" Tanya wanita itu.
"Ya" Jawab Zechva hemat kata.
"Kita hanya berempat?" Ranzo yang sudah tidak sabar untuk diambil gambar,..
"Ya,.. kami diambil gambar satu persatu, lalu bersama dengan team,.. hingga akhir setelah semua selesai,.. kami harus berfoto dengan team lengkap namum sebelum kearena kita tetap memberikan block agar tak terlihat oleh public siapa orang itu, ini adalah trik marketing yang keren, membuat banyak orang penasaran" Kevin memberitahukan konsepnya, karena tidak ada rapat sevelumnya.
Disitulah terlihat laki-laki yang masuk keruangan pemotretan aku mengira dialah member yang akan membantu kami,..
"Hah,.. kak Bel" Ranzo dan Banni terkejut Belvin mengenakan baju seragam yang sama dengan kami.
"Ini bukan mimpi?, kau akan kembali di lion?" Ranzo tersenyum Bahagia memeluk Belvin tanpa cangung,..
Yach,.. inilah awal yang Bahagia dan mengharukan, kenapa lion kekuranggan dua member, jadi dari cerita Banni,
Dulu Rabanni, ranzo dan tiga bersaudara mereka satu team di Lion, namun ada beberapa factor yang mengharuskan mereka keluar yaitu Kenzo dan Belvin, dan sekarang Belvin telah kembali mengokohkan team kami.
Lancar dalam hal promosi dan keuangan dalam team semenjak Belvin kembali bergabung di Lion, bahkan Belvin memberikan dana berlebih untuk memperbagus Hight Diamond, selain itu juga memberikan Bus Lion team, yach dia memang memberikan hal positif dengan uangnya, bahkan di perusahaannya, dia membentuk staf khusus dan memberikan manager untuk mengurus Lion, kerja sama Banni dan Belvin yang menurutku aku harus bersyukur berada di Lion sekarang.
..........................
Suasana di Apartemen Ainaya.
"Aku pulang,..!" Ainaya meluncurksn jaz yang dikenakannya, bersama tas kecil warna hitamnya disusul merebahkan diri di sofa ruang tamu yang sempit, meletakakan bungkusan makanan
"Ziva, kau sudah makan?" Ainaya.
"Wach apa yang kau bawa hari ini?, Tappoky aku sangat menyukainya" Ziva dengan riang saat membuka bungkusan sederhana dari Ainaya.
"Aku lelah, banyak pekerjaan hari ini, namun hari ini sangat menegangkan, karena apa?" Ainaya.
"Apa?, apa yang terjadi?, President direktur dan adiknya ternyata ikut berada didalam team game, dia langsung mengubah tatanan baru di lingkungan kerja kami, aku berharap Tristan cepat kembali, aku menjadi seperti memiliki pekerjaan serabutan, karena menghendel banyak job, bahkan aku juga suka disuruh menjadi sopir adiknya, ini rasanya sangat melelahkan" Keluh Ainaya.
"Wach sepertinya banyak hal yang membebanimu?" Ziva.
"Yach,.. aku hanya karyawannya, setidaknya aku hari ini membantu pemotretan team game, kebetulah paman kecilku menjadi leader,.. aku sedikit bisa berbangga karena menjadi keponakannya, Paman kecilku menjadi leader president direktur, aku tak bisa membayangkan, laki-laki dingin itu akan di atur oleh paman kecilku" Ainaya.
"Hemmm,... mereka keluarga kaya jadi mereka bisa berbuat semaunya, pasti dia sangat menguntungkan buat paman kecilmu" Ziva.
"Di team itu juga ada seorang wanita, wach,.. wanita di circle orang kaya benar-benar gak ada obat, gadis itu keren sekali membuat insecure banyak wanita di kantor termasuk aku yang rakyat jelatah, yakin gadis itu tidak hanya cantik pada parasnya, isi kepalanya pasti juga sangat cerdas, aku berkali-kali melihatnya dan gadis itu berdemange baget" Ainaya.
"waktu aku mengantar pulang adik Bossku aku melihat keatap, dia sedang berdua dengan Paman kecilku, dan waktu malam hari di sebuah kekacauan aku melihat adik bossku sangat memperhatikannya, dia menangis dan bersandar di bahunya, tapi saat itu aku sedang mengemudi di kegelapan malam jadi aku tidak dapat melihatnya dengan jelas, semua orang berusaha melindunginya" Cerita Ainaya lagi terheran-heran.
"Kau jodohkan saja dia dengan paman kecilmu" Ziva masih dalam kondisi banyak makanan di mulutnya.
"Benar, untuk memperbaiki keturunan di keluargaku bukan?,.. hahahhahah" Ainaya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Ready to Love
RomanceMenceritakan seorang gamer wanita yang ingin bebas dalam kehidupannya dan ingin selalu berdiri di kakinya sendiri namun tak mampu, dia menyukai seniornya yang tidak lain juga ketua dalam sebuah team yang menaunginya namun cintanya ditentang oleh aya...